-6- Alarm Pertama

547 66 4
                                    

°•°
.

««--------------»»

Alarm berbunyi. Jeno membuka matanya dan menemukan dokumen terhampar di mejanya, tertidur di lab seperti biasa.

Matanya tak sengaja menatap Jisung yang tengah memainkan ponselnya.

"Kau tampak sumringah bocah Park." ucap Jeno dengan suara serak khas bangun tidur.

"Oh, sudah bangun hyung. Kapten mengatakan kita bisa mengambil libur 3 hari sebelum pergi ke tempat regu Actrea yang baru." Jawab Jisung tanpa mengalihkan matanya dari ponsel.

"Libur? Apa I2 sudah hilang?" Jeno merapikan rambutnya lalu meneguk air di gelasnya hingga tak bersisa.

"AZ-1 tak mendapat pasien selama 4 hari berturut, Mark, Hendery dan Lucas sedang melakukan sidak ke rumah sakit yang dicurigai memiliki data para Beta. Jadi untuk sementara kita tak akan mendapat kerjaan, Kapten memberi libur agar otak kita kembali berfungsi."

Jeno mengangguk paham, memang belakangan ini dia pun merasa sering mengeluh baik saat ada mau pun tidaknya si Kapten. "Lalu apa itu regu Actrea baru? Unit kita ditambah?"

"Yang kudengar regu itu berisi agen khusus. Wah, dia membalas pesanku. Aku punya firasat bagus soal ini!"

Untuk sejenak dipikiran Jeno muncul beberapa pertanyaan mengenai unit baru Actrea, tapi pada akhirnya dia berdiri dan segera merapikan mejanya setelah membaca pesan dari juniornya yang tertera di ponsel pintarnya.

'Aku mendengar AZ-2 diliburkan dari Taeyong hyung. Bagaimana jika aku memasak beberapa makanan untuk senior yang telah membantuku ini? Jika ya maka aku akan mampir ke apartemen mu sore ini, tolong berikan alamatnya.'

Jeno bersyukur karena telah membantu Jaemin dibeberapa tugasnya, jadi malam ini dia tak akan makan makanan instan yang hampir kadaluarsa di laci dapur apartemennya.

Setelah memastikan mejanya rapi, jarinya segera bergerak mengetik alamat di jendela pesan si omega.

"Kupikir kau butuh kondom."

Jeno hampir terjungkal berkat suara berat Chenle yang tiba-tiba menyapa telinganya. "Tidak sopan membaca pesan orang lain diam-diam Chenle-ya."

Chenle mengendikkan bahu lalu berjalan ke mejanya. "Aku tau kita perjaka, tapi membawa omega ke rumah tak akan menjamin keperjakaan kita."

Jeno mendengus, memang apa yang akan dia lakukan pada Jaemin.

"Aku ini masih anggota Actrea Le, jadi aku paham betul itu tak boleh terjadi."

"Kau salah, para alpha itu masih bisa tetap berhubungan. Mereka hanya perlu kondom untuk menjadi penghalang -"

"Shhh, bisa kah kita tak membicarakan organ reproduksi untuk satu hari saja?" Jisung yang lelah dengan perdebatan memotong pada akhirnya.

"Jangan berkata seperti itu jika kau masih mengincar omega, bocah Park." Chenle sedikit meninggikan suaranya.

"Jisung mengincar omega? Jangan bilang itu Renjun. " Pertanyaan Jeno sukses membuat pipi dan telinga Jisung memerah. "Lihat siapa yang benar-benar butuh kondom di sini." goda Jeno pada si termuda.

"Hei, aku tidak seganas itu!" pekik Jisung tak terima.

"Jangan katakan itu Alpha perjaka!" Chenle memekik tak kalah keras.

"Kau juga masih perjaka Zhong Chenle!"

"Tutup mutmu bocah!"

"Diaaaam!" kedua orang disana menatap Jeno yang telah berdiri dengan tas dipunggungnya. "Baiklah aku pergi dulu, sampai nanti. Lanjutkan debat kalian setelah aku keluar dari gedung ini." dan Jeno segera keluar setelah mengatakannya.

Alpha Touch [NoMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang