°•°
.
««--------------»»
Jaemin mengetukan jarinya beberapa kali ke meja di depannya, matanya bergulir melihat ke sekitar. Saat ini dia tengah menunggu seseorang di depan gedung kokoh milik Actrea, tapi sudah hampir satu jam tak ada tanda dari sosok itu.Dia menenggelamkan kepalanya ke lipatan tangan, hari rebahannya harus hilang berkat orang yang tiba-tiba menghubunginya.
"Jaemin."
Yang dipanggil langsung menegakkan kepalanya, "Senior?"
Jeno tersenyum lalu mendaratkan pantatnya di kursi depan Jaemin. "Aku pikir salah lihat, ternyata memang benar kau. Apa yang kau lakukan disini?"
Jaemin kembali meletakkan kepalanya di lipatan tangan. "Menunggu Taeyong hyung, tapi sepertinya dia lupa jika punya janji denganku."
"Em, para pemimpin sedang mengadakan rapat dengan Pak Lee Sooman, setahuku itu mendadak. Mungkin dia lupa memberitahumu."
"Lee Sooman? Presiden Korea sekarang?"
Jeno mengangguk. "Seharusnya kau menghubungiku, aku pasti akan menenanimu."
Setelah mendapat nomor Jaemin saat nelakukan survey, Jeno memang benar-benar menghubungi si omega juniornya itu. Awalnya memang dia tak berniat merepoti diri sendiri dengan menjawab pertanyaan Jaemin mengenai materinya, tapi pada akhirnya Jaemin berhasil mengusik sisi senior Jeno.
"Pesanan anda Jeno-ssi." Seorang pelayan laki-laki tinggi membawa latte dan tortilla datang dan meletakkannya di meja mereka.
"Terimakasih Sungchan-ah. Kau tampak manis hari ini." Goda Jeno yang dibalas dengan tatapan malas Sungchan.
"Senior sering melakukan itu?" tanya Jaemin setengah berbisik setelah Sungchan menjauh dari meja mereka.
"Karena sering kemari jadi kami cukup akrab, lagi pula dia memang manis."
Si omega mengangguk, pantas saja pelayannya tampak tak peduli dengan Jeno.
"Kau sudah makan siang Jaem?" Jeno menyeruput lattenya.
"Aku sudah menghabiskan dua piring pasta. Tapi jika senior mau mentraktirku, ku pikir tiga masih muat."
Mata Jaemin berbinar, Jeno benar-benar memesankannya pasta dengan tambahan jus jeruk manis karena americano Jaemin tinggal seperempat.
"Ngomong-ngomong kenapa kau mencari Taeyong-hyung?"
"Dia memintaku untuk menemuinya, jadi belum tau apa yang akan kami bicarakan nanti." Jaemin menelan kunyahan pasta yang sudah lembut di mulutnya. "Belakangan dia tampak terlalu banyak pikiran, bahkan beberapa kali aku melihatnya melamun hingga berjam-jam."
Jeno mengangguk paham. Taeyong memang yang paling tertekan diantara ketiga pemimpin tim Actrea, tapi dia yang paling tenang dan mampu berpikir jernih dalam situasi apapun. Omega memang dipilih karena pengalaman, tapi statusnya sebagai Queen menuntut tanggung jawab yang lebih besar atas tuntasnya kasus I2 dan keselamatan banyak omega. Adanya beta yang tumbang tentu membuat si cantik itu makin kalut.
Jeno membuka buku yang sedari tadi ditentengnya, memasang kaca mata dan mulai menulis sesuatu di salah satu lembarnya. Tulisannya tak terlalu bagus, jadi susah untuk dibaca Jaemin yang duduk berseberangan. Tapi berkat itu Jeamin dapat melihat laki-laki di depannya dengan lebih detil.
Saat jam kuliah, Jaemin selalu sekelas dengan beta dan beberapa omega, huniannya yang dikhususkan untuk omega membuatnya tak begitu dekat dengan alpha selain Renjun dan ayahnya. Membuat Jaemin sedikit terpukau saat melihat Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Touch [NoMin]
Science Fiction⚠️BXB⚠️ ⚠️NOMIN AREA⚠️🔞🔞 ⚠️->PRIVATE ALL CHAPTER<-⚠️ ⚠️>FOLLOW FIRST, READ THEN<⚠️ HARGAI AUTHOR DENGAN VOMENT YA The Game Begin Infertility Infection (I2) mewabah membuat banyak omega meregang nyawa. Perbandingan 1:30 antara omega da...