Abhigata

15 9 4
                                    

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
Happy reading🔥

"Woi Aghata buruan ahg, gantian keburu bapack datang astagaaaaa!" Seru Randi yang sedang kalang kabut

"Alah sia boyy sabar atuh ahg, lu kalok mangkin berisik otak gua mangkin lemot, lu mau nanti kita di hukum? Kaluk engga makanya diemm nanti juga aing kasih," jawab Aghata sambil pokus terhadap tugas bahasa nya yang belum ia kerjakan di rumah karna kemarin jiwa mager nya sangat membara.

"Udah cepet athaa astaghfirullahhalazim," jawab Randi ia sedikit senang karna akhirnya iya tidak toxix.

"Ehgg Abang Randi tadi istighfar, syubahanaallah kamu damage nya mangkin nambah deh kalok istighfar," puji aghata.

"Bacot anying buruan!" Marah Randi.

Aghata hanya menggeleng kan kepala, tak lama datang lah restu sambil menunjuk kan deretan gigi rapinya, aghata yang sudah tau hanya pura-pura tidak tau.

"Nah.." aghata memberikan lembar jawaban pr nya pada Randi.

"Bentar lagi bel jadi rada cepet ya!" perintahnya yang di angguki oleh anak sekelas, oh shit ternyata tidak hanya Randi yang minta jawabannya ternyata hampir seluruh anak manusia yang ada dikelas🙂

"Udah?" Tanyanya pada teman sebelah kursi.

Yang di tanya hanya mengangguk "guamah anaknya ga kaya elu pemalas, itu juga tugas udah dari 1 hari yang lalu, Trus gua juga ngerjain nya pas di kasih tugas langsung gua kerjain jadi ga ribet, adasih yang ga ngerti tapi gua dirumah langsung tanya Abang gua yang dari Jepang, dan keluarga gua lainya," jelasnya.

"Siall! gua cuman tanya lu udah apa belum," ia tersenyum kecut, hal seperti ini saja dapat membuat nya baad mood.

"Ya kan udah tadii di bantu Abang gua yang baru pulang dari Jepang," jawabnya lagi.

"Gua rasa lu jawab udah aja itu udah cukup gapeduli sama abang lu yang baru pulang dari Jepang kek Thailand kek apa Rahmatullah juga gapeduli," ucapnya kelewat Santai.

"Ehg anying mulut lu, sekate-kate lu kalok ngomong..!" Marahnya tak terima sambil bangkit menuju meja aghata.

"Daripada mulut lu yang bau jigong?" Argg pecah sudah tawa anak sekelas, perdebatan yang mampu mengalihkan rasa panik nya pada pr yang belum di kerjakan.

"Pertanyaan mu jatuh pada orang yang salah sayang.." ujar Regan.

Ting tong.!!
Bel masuk telah berbunyi dan itu berhasil membuat anak yang sedang mengerjakan pr nya kalang kabut, aghata hanya tersenyum senang melihat mereka, ehg bukan psycopat Koo!

"Assalamualaikum," salam pak Budi ketika baru memasuki kelas.

Seluruh murid di kelas telihat kalang kabut, begitu juga dengan aghata yang langsung mengambil buku pr nya tanpa mempedulikan yang lain.

"Gua gamau ambil resiko untuk kali ini aku mundur," ujarnya lalu kembali duduk.

Pak Budi menaikkan alis nya satu seolah bertanya mengapa?, Namun dengan cepat aghata mengalihkan dengan menjawab salam.

"Waalaikumsalam," jawabnya lalu di ikuti anak sekelas, Randi selaku ketua kelas langsung memimpin doa.

Selepas berdoa pak Budi terlihat merenung entah apa yang di renungkan "pr kumpul kan!" ucapnya ketika baru saja mengingat tugas apa yang ia berikan Minggu lalu, ohh shitt tamatlah kalian.

"Pak punya saya ketinggalan pak," ujar restu berbohong, yang tidak tau apakah pak Budi akan percaya atau tidak itu urusan belakang yang terpenting adalah memberikan alasan.

AbhighataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang