1. Asean

407 48 44
                                    

Bintang bintang bertebaran di angkasa, dan rintik rintik hujan mengisi kekosongan malam hari itu. Bulan bersinar terang meski dirinya terhalang oleh awan awan lebat. Hawa yang dingin, bau yang menenangkan, dan kegelapan mengiringi para penduduk Dunia "Lain" Merasa tenang

Sungguh saat yang tepat untuk rebahan di kasur sambil nge scroll hape, ngestalk story doi, dan berjulid ria dengan keluarga tersayang.

Beberapa penghuni rumah ASEAN lainnya seperti Vietnam memilih untuk diam dikamar, duduk menatap jendela. Berpikir mengapa dirinya hidup di dunia keras seperti ini.

Sungguh tidak berguna, kenapa tidak langsung melompat saja? Kebetulan rumah kalian bertingkat 2.

Sesad, valid no debat ¯\_(ツ)_/¯

Aih, dari judul bukunya saja kita bisa tahu kalau ini memang tidak bermanfaat, apalagi isinya. Jadi mengapa kalian bisa nyasar ke sini?

Meski tahu ini tidak berguna, kalian tetap penasaran?

eh bused- BERCANDA A'A! Jangan pencet tombol back dulu :(

Baca dulu first chapnya, kalau uda dirasa gaada harapan, baru kalian boleh keluar :(

.
.
.
.
.
.

Welcome to..

🆂🅰🅼🅿🅰🅷 🅼🅰🆂🆈🅰🆁🅰🅺🅰🆃

Chapter 1

𝗔𝗦𝗘𝗔𝗡

(Jangan pernah tertipu dengan pembukaan. Don't judge a book by its cover.)

Ditengah hujan yang deras, seluruh penghuni rumah sibuk dengan urusannya masing masing. Kebanyakan dari mereka berada di kamar sendiri sendiri, ada pula yang berada di dapur atau teras depan.

Kita mulai dari bapac tersayang kita, Bapak ASEAN!

Hm, seperti bapack bapack pada umunya di saat hujan, bapa ASEAN sedang ngopi di teras depan rumah, bengong menatap rintik rintik hujan yang turun satu persatu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hm, seperti bapack bapack pada umunya di saat hujan, bapa ASEAN sedang ngopi di teras depan rumah, bengong menatap rintik rintik hujan yang turun satu persatu.

Kita tidak bisa menebak pikiran bapa satu ini, jika dilihat sekilas, dia hanya terbengong kemudian meringis karena lidah nya seolah terbakar oleh kopinya yang masih panas. Tapi jangan remehkan dulu, barangkali si bapa lagi mikirin masa depan. Ea, Serius amat mikirin masa depan, kelamaan sendirian ya pack?

Atau mungkin Asean sedang mengingat masa lalu? Dimana saat ia membuka mata terdapat 5 bocah ingusan yang mengajaknya bermain, lalu ia diberi tanggungjawab merawat mereka? Ya bisa jadi. Ada yang bilang kalau 99% Hujan adalah kenangan.

"Pun10 "

Inilah Thailand, kaka tertua yang selalu ASEAN andalkan untuk membantu menjaga saudara saudara lainnya yang lebih kecil. Thailand ikut duduk disamping Asean setelah ayahnya menganggukkan kepala nya awkward.

Mereka tidak membicarakan apapun lagi setelahnya, mungkin karena Thailand yang sibuk nge-teh dan lupa untuk membuka topik atau Asean yang masih overthinking dengan masa² di kehidupannya.

Suara yang terdengar diantara mereka hanyalah sesekali sesapan minuman yang mereka bawa, dan hujan yang semakin deras.

Mereka hanya diam, sedikit sedikit melirik satu sama lain, berharap ke awkward -an ini cepat berakhir. Sampai akhirnya mereka saling melihat dari mata ke mata karena saling mencuri pandang.

Duh gusti..

Momen awkward mana lagi yang kau dustakan?

Tentu saja mereka berdua segera memalingkan wajah kemerahan mereka, bukan apa apa, hanya malu.

Taiwan, tetangga depan rumah Asean yang sedang menjemur baju sekaligus saksi mata momen ayah anak tetangganya bi lek : I see you
( ͡° ͜ʖ ͡°)

Biarkan Taiwan sibuk dengan jemurannya dan pikirannya, kita masuk kedalam habitat para Asean.

Jika dilihat lihat lagi, ruang tengah yang biasanya menjadi ruang berkumpul dan menonton TV ini cukup sepi. Mungkin karena hawa dingin yang membuat tubuh kurang nyaman untuk duduk selonjoran di lantai(KalimatDisampingTerbuktiTidaBenar)

Dapur yang ruangannya dengan ruang tengah hanya dibatasi dengan meja makan, terbuka lebar, memberikan kesan luas karena furniture dapur memang tidak terlalu banyak sehingga mempersempit ruangan.

Tak banyak yang bisa dibahas tentang isi lantai satu rumah ini, hampir bisa dibilang tidak ada apa apa yang menghiasi rumah ini.

Yaa lihatlah sisi positif nya, setidaknya jika Malay dan Singa "Begaduh" lagi, rumah tidak akan sehancur kapal pecah. Karena minimnya kemungkinan barang yang akan pecah atau rusak disana.

"UAHH! Hahh"

Hmm? Apaan tuh( ͡° ͜ʖ ͡°)












"Uhh, pedasss"

Oho, jangan terlalu berharap ya (⌐□_□) #AgenNayMengawasiKalian

"Dih, katanya kuat pedes. Ko gitu? " Malaysia tersenyum miring, di tangan kirinya tergenggam sebuah botol saus pedas dengan label bertuliskan "level 4 (Setara Dengan 2 Buah Cabai Carolina Reaper). "

Tubuh Indonesia yang ada didepannya tampak terduduk kaku seolah sudah ditinggalkan oleh jiwanya, dihadapan mereka masing masing terdapat semangkuk bakso dengan warna kuah yang bervariasi.

Iya, bervariasi. Ada yang merah pekat, merah, origin, pelangi dan hitam.

Singapore yang merasa ada yang janggal menyadari tangan kiri Malaysia yang disembunyikan, ia dengan cepat menarik tangan kiri Malay dan menemukan botol saus tersebut.

"LU MAU BIKIN BABU KITA ISDED? PIKIRKAN KEADAAN RUMAH NANTINYA DONG!"

"BRACK!!"

(Dibaca "brak" Bukan "berak" Wahai man-teman yang budiman)

"Kalau pedas, minum minuman hangat. Mungkin awalnya sakit, tapi lebih cepat reda" Ucap Philippine sembari memberikan Indonesia teh miliknya.

"Oh gitu, yaudah aku minum kuahnya ini saja, makasih Phil" Mengabaikan teh yang diberikan Philippine padanya, Indonesia kembali meraih mangkuk baksonya yang sudah di beri saus pedas oleh Malay tadi. Dengan cepat Philip mengambil mangkuk tersebut dan mencekoki Babu rumahnya dengan teh miliknya.

Brunei menghela nafasnya, mengambil catatan miliknya dan menulis sebuah kalimat

»»---->»»---->»»---->»»---->

Daftar benda yang harus dihindari kaka
Indonesia

1. Malay
2. Durian
3. Timbangan berat badan
4. Kegoblokan
5. Malay #2
6. Dompet tipis
7. Saus Pedas Level 4 (Setara dengan 2 Buah Cabai Carolina Reaper)
8.
9
10.

<----««<----««<----««<----««

Lop u brun, makasi uda dibikin catatannya. Jangan lupa disetor ke Vietnam dan Thailand.

______________________________

The end, for chapter 1

Next Chapter
"𝘽𝘼𝙉𝙅𝙄𝙍!! ".

Sαɱραԋ ɱαʂყαɾαƙαƚTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang