Selamat datang di "Sampah Masyarakat"
Hasil dari imajinasi ampas sang penulis amatiran yang hanya ingin mengeluarkan segala beban otaknya dan bersenang senang.
Baca jika kalian mau, yg penting jangan salahkan saya kalau standar kegoblokan disini dia...
Pagi ini di rumah Asean, sama sekali tidak tercium wangi wangi keributan. Tentu saja, rumahnya kosong.
well, mungkin tidak terlalu kosong, setidak nya cukup tenang untuk kembali membuat keributan.
Hm? Apa keluarga bahagia itu benar benar pergi? Seperti apa yang tertulis pada judul?
Ohoho, tentu. Indonesia telah mengusir mereka.
Siapa yang tak kesal melihat rumah yang hampir tergenang air serta kamar miliknya yang berantakan? Indon benar benar berharap ia tidak terbangun lagi saat itu, baru liat aj uda capek broh.
Dan sekarang, ia harus bersih bersih. Sendirian.
....
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
GO AWAY!!
🆂🅰🅼🅿🅰🅷 🅼🅰🆂🆈🅰🆁🅰🅺🅰🆃
Chapter 3
Pergi.
'Ogah amat, Siapa sih yang mau beres beres satu rumah sendirian?' monolog Indonesia.
"Emak lu?" Ujar seseorang.
"Gue piatu, sori"
Hai kalian sesama kaum rebahan, jgn lupa bantu emak, sepaket sama doanya. Kecuali kalian piatu, ya gpp gausah. Bantu doain aj
Tida mau banyak bicara dan alasan, Indonesia memaksa dirinya untuk membereskan semuanya sendirian. Malu dong, masa babu dengan lima bintang plus plus ngeluh cuma karena ini? Dan jangan lupa tambahan upah yang akan ia terima nanti.
Ah, Indonesia ingin membeli selimut baru dengan uang itu.
Kalau begitu, ayo kerja!
༶•┈┈⛧┈♛༶•┈┈⛧┈♛༶•┈┈⛧┈♛༶•┈┈⛧┈♛
"Astaga, baru 2 chapter uda diusir sj. Ga seru dong, mana langsung masuk konflik" Keluh Philippine, dirinya sekarang sedang bersandar pada dinding di sebuah gang sementara Malaysia menghabiskan air minum yang baru saja dibelinya.
"Hei, darimana kau dapatkan air itu? Apa kau tadi punya waktu untuk mengambil dompetmu? " Phillip mengguncang pelan tubuh salah satu anggota trionya, tak lama kemudian Malay merespon pertanyaannya.
"Tidak tahu, tadi ada saja didalam kantung celana"
"Benarkah? Kalau begitu boleh kupinjam uangmu? Aku ingin membeli soda" Philippine menatap Malaysia dengan penuh harap, ia benar benar haus sekarang ini.
