Apa kau tahu? Sudah satu tahun sejak buku ini dipublish. Satu tahun dengan chapter kurang dari 10.
cpe yh.
××××
Bagi seseorang yang mempunyai hobi atau pekerjaan seperti fotografer, barang seperti kamera, tripod, dan lain hal sebagainya amat sangat penting bagi kelangsungan pekerjaan mereka.
Jika membahas hal seperti itu, Philipine jagonya. Walau cita-cita nya sebagai fotografer mungkin saja tidak akan terwujud, ia masih bisa menjadikannya sebagai hobi utama dikala bosan. Tidak hanya sebagai fotografer, Phil juga terkadang menjadi model dari foto karyanya tersebut. Mandiri ygy.
Salah satu hal menyenangkan dari kebiasaannya yang senang membawa kamera kemana mana, adalah untuk memotret aib keluarganya sendiri. Tapi masa sekarang ini sudah lebih canggih, ia bisa dengan mudah membawa barang ringan dengan ukuran setara kotak coklat. Yap, ponsel genggam. Singkatnya saja handphone atau HP.
Siapa sih, yang ngga tau benda ini? Barang ajaib yang sangat berguna untuk membantu manusia dalam menjalani kehidupan di setiap harinya.
Ada hal bodoh yang dilakukan salah satu anggota keluargaku? Cekrek.
Wajah saudaraku yang bengkak saat bangun di pagi hari? Cekrek.
Hewan peliharaan yang bertingkat imut, lucu, dan menggemaskan? -tidak bisa di "cekrek."
hal ini tidak mungkin, penulis telah mencobanya berkali-kali. *hiks
"Memotret lewat Handphone mungkin lebih praktis, namun jika kamu mengambil gambar dengan camera akan menimbulkan kesan tersendiri yang sulit dijelaskan" Begitulah kata yang diucapkan Philipine sebelum akhirnya memesan sebuah kamera secara online, yang juga didengar oleh kedua saudaranya yang sedang numpang tidur di kamarnya.
"Kesan seperti apa?" tanya Malaysia tanpa mengalihkan pandangan dari game yang dimainkan.
"Sudah kubilang aku sulit menjelaskannya"
"Kamera seperti apa yang kau beli?" Indonesia ikut bergabung dalam pembicaraan.
"Huhu, lihat saja nanti " Philip berujar dengan bangganya, kali ini keputusannya sudah bulat. Ia akan membeli camera yang sudah didambakan sejak lama.
Dengan mantap, ia menekan sebuah tombol.
.
.
.
.Di suatu pagi yang mendung.
"pp"
"Salam blog- oh kurir ternyata, gaada akhlak juga ye" Malay membuka pintu dengan muka bantalnya, rambutnya kusut dan tampangnya kucel. Coba kalau lagi pake sarung, bakal mirip bapack-bapack.
" iyyah, paket buat Philipine"
"orangnya lagi gaada, COD atau bukan?" Malaysia ketar-ketir, beberapa hari lalu ia menerima paket Indonesia yang ternyata dibayar secara Cash On Delivery atau COD.
Untunglah kakaknya datang tepat waktu dan membayar paket tersebut, karena hari itu bukanlah hari yang tepat baginya untuk membayar paket oranglain. Bukannya tidak mau, Malay hanya sedikit bokek.
"Bukan COD, silahkan tanda tangan"
"Baiq, makasih kak" Ujar Malaysia sembari menandatangani paket tersebut, betapa leganya hati Malay setelah mendengar kata tersebut.
Namun sekarang tidak lagi, karena dia melihat kurir tersebut mengeluarkan Handphone.
"Sekarang saya foto ya kak, paketnya juga diperlihatkan"
ingin rasanya Malay mengumpat.
Jelas-jelas dirinya sedang terlihat sangat tidak meyakinkan(alias buruk) saat ini! Dan rasanya ia sempat melihat kurir yang mengantarkan paketnya tertawa secara diam-diam.
"Senyum!!"
rasanya Malaysia ingin menangis ditempat kejadian begitu kurir tersebut pergi.
Karena disaat ia menerima paket Indonesia kemarin, yang difoto adalah Indon sendiri. Itupun saat Indonesia pulang dari sekolah dan masih menggunakan seragam lengkap.
Sialnya Malay memergoki kurir yang mengambil gambar kakaknya menggunakan camera biasa (biasanya menggunakan suatu aplikasi khusus agar menjaga privasi customer), dan tentu saja hal itu tidak ia biarkan.
Dia serang saja kurir itu tanpa berpikir panjang, walau Indonesia telah mencoba menenangkan sembari ber-positif thinking bahwasanya aplikasi yang kurir itu biasa pakai mungkin saja sedang rusak atau sulit digunakan.
Tapi dugaan Malaylah yang benar, sialan(kurir tersebut) itu sendiri yang mengakuinya. sial.
Dan saat Malay tersadar dari bayangannya, kurir tersebut sudah tidak ada di tempat.
SIAL, SAATNYA DIA MENANGIS SEKARANG.
×××
"Rasanya aku perlu menutup telingaku saat ini." Ujar Singapore saat mendengar suara mesin motor yang bergerak menjauh.
"Teligaku tertutup rapat" Vietnam memasang earphone di telinganya, menyetel musik dengan volume keras dan lanjut mencuci piring.
"OOOAAAAAAAAAAAAAAAAAAA"
.
.
"TELINGAKU BERDENGING, AAAA""TERNYATA VOLUMENYA KURANG KERAS, GENDANG TELINGAKUU"
Sementara itu, country lainnya yang berada tidak terlalu jauh dari lokasi kejadian "Seperti ada tangisan Harimau yang sedang birahi? suara darimana itu?"
Anak anak Asean yang mengenali sumber suara : sepertinya aku tahu ini siapa (─.─|| )
×××
Udah gini ajh, ak mles
KAMU SEDANG MEMBACA
Sαɱραԋ ɱαʂყαɾαƙαƚ
HumorSelamat datang di "Sampah Masyarakat" Hasil dari imajinasi ampas sang penulis amatiran yang hanya ingin mengeluarkan segala beban otaknya dan bersenang senang. Baca jika kalian mau, yg penting jangan salahkan saya kalau standar kegoblokan disini dia...