O6

70 30 0
                                    

“andira?” gadis itu menoleh menatap sang ayah yang berada di ambang pintu kamarnya. “udah makan nak?”

“udah yah.”

“ayah mau bicara sebentar boleh?” andira mengerutkan dahinya sebelum mengangguk. “boleh, masuk aja.” ucap gadis itu.

ayah mendudukkan dirinya di kursi belajar andira, “ayah sayang sekali sama dira.” ayah mengambil napas panjang sebelum kembali melanjutkan kalimatnya. “ternyata Tuhan ngasih ayah lebih banyak waktu buat ngerawat kamu.”

“...”

“tapi bukan di indonesia.”

“ayah bakal lakuin apapun asal dira bisa sembuh.”

“dira mau ya?”

“emangnya di mana yah?”

“jerman.”

andira terdiam selama beberapa saat. “kapan?” tanya gadis itu.

“lebih cepat lebih baik ra.”

“biayanya pasti—” ayah bangun dari duduknya dan mendekati andira untuk memeluknya. “sst ngga usah mikirin biaya diraa.”

“kamu itu harga paling berharga buat ayah.”

andira menangis sedangkan ayah mengeratkan pelukannya dan mengusap kepala putrinya perlahan.

“besar kemungkinan andira akan kehilangan ingatannya setelah operasi.”

🦢

andira :
“kamu di mana?”

raihan :
“kenapa?”

andira :
“di mana?”

raihan :
“di warung raa.”

raihan :
“kenapa?”

andira :
“mau nyerang?”

raihan :
“kata siapa?”

andira :
“ngga usah aneh aneh deh.”

andira :
“aku ngga mau kamu kenapa kenapa lagi.”

raihan :
“yang bilang aku mau nyerang siapa sih?”

raihan :
“aku lagi makan ini.”

andira :
“kalau kamu nyerang kita udahan.”

raihan :
“bercandaan kamu ngga lucu.”

andira :
“aku ngga lagi bercanda.”

raihan :
“andira.”

read

sore itu setelah pulang sekolah andira mendengar bisik bisik dari teman satu kelasnya yang berkata bahwa geng raihan akan membalas dendam kepada geng sekolah lain yang beberapa waktu lalu mengacau di sekolahnya.

andira tidak mau kejadian yang beberapa bulan lalu terjadi pada raihan terulang kembali.

jika ancamannya tidak berhasil—maka andira akan berdoa agar raihan tetap baik baik saja selama mereka sudah tidak bersama.

besok adalah hari terakhirnya di indonesia.

gadis itu ingin menghabiskan waktunya dengan raihan sebelum dia pergi ke jerman untuk pengobatan selama beberapa minggu.

namun andira tidak berharap banyak.

raihan tidak mungkin membatalkan rencananya hanya karena dia melarangnya.

caca :
“dira lo bilang apa sih ke raihan? kata sanjaya raihan berantem udah kaya orang kesurupan.”

read

artinya andira harus menepati perkataannya.

🦢

andira sama sekali belum bertemu dengan raihan hari itu—dia hanya ingin mengucapkan kalimat perpisahan.

tidak ada yang tau keputusan Tuhan kan?

“liat raihan ngga?” tanya andira pada dika yang baru saja keluar dari kelas. “ngga berangkat dari pagi dia.”

“bonyok.”

“oh yaudah makasih ya.” dika mengacungkan ibu jarinya pada andira sebelum berjalan mendahuluinya.

andira :
“cepet sembuh ya.”

andira :
“jangan sering sering berantem.”

andira :
“kamu jelek kalau bonyok.”

andira :
“btw aku tadi ke rumah buat pamit sama bunda.”

andira :
“tapi kamu ngga ada.”

andira :
“jadinya hadiahnya aku titipin bunda deh.”

andira :
“happy birthday yaa.”

andira :
wish you all the best.”

andira :
“aku pergi dulu ya..”

andira :
“besok kita ketemu lagi.”

andira :
i’ll miss you.”

BRAK! “akh!” seseorang menabraknya.

“aduh maaf kak!”

“iya..”

“hpnya—” hancur. “gapapa kok.”

“aku bakal ganti—”

“ngga usah—”

“aku beneran minta maaf ya kak..”

“iya santai aja.”

gadis smp itu terus meminta maaf kepada andira.

namun pandangan andira justru tertuju pada seseorang yang terlihat tidak asing di matanya.

“raihan?” menaiki motornya bersama seorang gadis.

berpelukan.

layaknya seorang kekasih.

L

l'amour de ma vieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang