O8

112 30 0
                                    

raihan :
“aku di depan.”

andira :
“iyaa.”

“bunda dira berangkat dulu yaa!”

“IYAA!”

andira keluar dari rumahnya dan raihan sudah menyambutnya di depan pagar sana.

good morning.”

“pagi.”

“hari ini pulang cepet kan ra?” gadis itu mengangguk. “aku udah izin bunda tadi buat ngajak kamu keliling.” raihan memakaikan helm untuk andira.

“emang nanti mau ke mana?” tanyanya.

andira’s favorite place.”

“me?”

laki laki itu menganggukkan kepalanya—senyuman tipis raihan tidak pernah luntur dari bibirnya ketika sedang bersama andira.

“pegangan.” andira menaruh telapak tangannya di pundaknya.

“ayo berangkat pak.”

“siap neng.”

untungnya hal itu bukan yang pertama kali.

hari demi hari mereka lalui dan perlahan ingatan andira mulai membaik; andira ingat beberapa momen kecil tentang raihan.

namun momen yang paling dia ingat adalah saat raihan bersama dengan seorang gadis di hari ulang tahunnya.

“raihan.”

“iya?”

“cewek yang bareng sama kamu waktu kita udahan itu siapa?”

“cewek?”

“iya.”

“itu caca.” andira mengerutkan dahinya. “kok kamu sama caca?”

“sanjaya minta tolong aku,” raihan menyuapi andira ice cream vanilla kesukaannya. “dia dipanggil bundanya.”

“ternyata disuruh angkatin kasur.”

“...”

“aku ngga mungkin selingkuh.” andira memperhatikan raihan dengan seksama. “apalagi sama caca, yang ada marlboro bubar.”

“raihan.”

“hm?”

“makasih yaa.”

“buat?”

“makasih udah mau nunggu aku.”

“makasih juga karena kamu ngga ninggalin aku waktu kamu tau kalau aku sakit.”

“makasih buat semua hal yang udah kamu lakuin selama ini.”

“tapi..”

“aku ngga bisa lama lama di sini.”

“andira?” andira menjauhkan dirinya dari raihan.

perlahan lalu menghilang.

setelah itu raihan terbangun dari tidurnya.

“...”

“KAK RAIHAN NGGA SEKOLAH?!”

“BURUAN!”

“KAK DILA UDAH DI BAWAHHH!”

raihan melompat dari ranjangnya sebelum berlari menuju ruang tengah dan bertemu dengan andira yang menatapnya.

laki laki itu memeluk tubuh kekasihnya begitu erat tanpa peduli dengan ibu dan adiknya kebingungan.

“ya Tuhan.”

“asli aku takut banget.”

“dira..”

raihan mengeratkan pelukannya. “sayang..”

“kenapa sih?” tanya andira.

“aku mimpi kamu ninggalin aku.”

“...”

“kalau kamu ngga siap 20 menit lagi beneran bakal aku tinggal.”

“ra.”

“apa sih hann?”

“di mimpi aku kamu lemah lembut.”

“aslinya agak beda ya.”

“juan bisa bantu kak dira menghitung ngga?”

“bisaa!”

“satu.. dua..” raihan mencium pipinya sebelum berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

finish.

© whosnona.

i’ll never
leave you.

l'amour de ma vieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang