8 Tahun Kemudian
"Lo jadi lanjut kuliah ke mana, Ren?" tanya Andy seraya melipat brosur salah satu bimbingan belajar terkemuka menjadi pesawat kertas.
Aku menarik salah satu sudut bibir sehingga menciptakan seulas senyum asimetris. "Rencana lo sendiri apa?"
"Yeuw, ditanyain malah balik nanya." Andy menoyor kepalaku lirih.
Aku balas tertawa puas.
"Gue sih rencananya pengen lanjut ke Geografi UI atau nggak SITH-R ITB."
Aku menggangguk paham sebagai respon.
"Kalo lo?" Andy setia mengejar.
Dengan suara lantang dan penuh kepercayaan diri, aku berujar. "Gue pengen lanjut ke sekolah kedinasan."
"STAN? IPDN? STIS? STMKG?"
"Bukan semua."
"Terus?"
"STIN. Gue pengen lanjut ke STIN."
Andy terlonjak mendengar jawabanku. "STIN? Sekolah Tinggi Intelijen Negara?" tanyanya, berusaha memastikan.
Aku mengiakan dengan mantap.
"Gilaa, lo mau jadi intel?"
Pertanyaan Andy tampaknya tak perlu kujawab. Sebagai tanggapan, aku hanya melemparkan seulas senyum misterius sembari mempercepat langkah menuju parkiran sekolah.
Namun, belum satu meter, langkahku tertahan karena semilir angin yang tiba-tiba berhembus menyejukkan. Aku seketika mematung. Tersihir dengan hembusan angin tersebut. Tak berselang lama, semerbak aroma sabun yang begitu familier menguar menusuk indra penciumanku. Aku sangat mengenal aroma ini. Aroma sabun mandi Bapak belasan tahun yang lalu ketika beliau masih hidup.
"Bapak...." Tanpa sadar, air mataku berderai. Perasaan rinduku seketika membuncah.
Bapak akan selalu ada dan menjagamu dalam setiap kesempatan. Melalui tanda-tanda alam, Bapak yakin kamu pasti bisa menangkap maksudnya. Dalam masakan lezat buatan Ibu, dalam daun yang berguguran dari ranting pohon, dalam desir ombak yang memecah garis pantai, dan dalam rinau hujan yang mengguyur permukaan bumi.
TAMAT
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Bapak
Short Story[CERITA PENDEK] TAMAT Bisa dihitung dengan jari kapan bapakku menginjakkan kaki di rumah. Bapakku memang jarang pulang karena urusan pekerjaan yang begitu membingungkan. Aku sendiri pun tidak tahu dengan jelas apa pekerjaan beliau. Di buku rapotku t...