Untuk Anakku,
Narendra SayangJika berhasil tidak dipuji, gagal dicaci maki, hilang tak akan dicari, mati tak ada yang mengakui. Penggalan kalimat di atas merupakan slogan dari Badan Intelijen Negara atau yang biasa disingkat BIN. Kamu pasti bertanya-tanya, apa yang dimaksud dengan BIN, mengingat usiamu yang masih 10 tahun, Bapak memaklumi jika kamu belum mengetahui Badan Intelijen Negara.
Narendra, BIN itu pekerjaan Bapak selama ini. Kamu dan Ibumu pasti terkejut yaa mengetahui fakta tersebut? Maaf, demi kebaikan bersama, Bapak sengaja menutup rapat-rapat identitas sebenarnya hingga membuat berbagai kebohongan pekerjaan ke luar pulau agar kalian berdua tetap hidup aman.
Begitulah risiko seorang agen intelijen. Bapak sengaja mengubur identitas dengan memiliki banyak KTP, mempelajari bermacam bahasa daerah lengkap dengan logatnya dari Sabang sampai Merauke, bahkan tak jarang menyamar menjadi apa saja sesuai kebutuhan peran mulai dari orang gila, pelayan restoran, hingga mahasiswa pasca-sarjana demi tugas negara yang Bapak emban.
Sudah sepatutnya begitu karena menjadi seorang agen intelijen, mempunyai amanah dan tanggungjawab untuk melindungi negara dalam bayang-bayang. Bergerak secara tak kasat mata. Berkerja penuh kerahasiaan.
Risiko yang Bapak alami juga tidak main-main. Bapak pernah berhadapan dengan bandar narkoba Asia Tenggara, kelompok radikal anti NKRI, sampai perusahaan ilegal jual-beli data pribadi. Namun, semua Bapak lakukan demi negara Indonesia, meskipun keberadaan Bapak tak diakui sesuai dengan slogan BIN yang tercantum di awal surat.
Narendra Anakku Sayang,
Maafkan Bapak karena belum bisa menjadi Bapak yang terbaik untuk kamu. Maafkan Bapak karena tidak bisa lagi menemani hari ulang tahunmu di tahun-tahun berikutnya dengan perayaan kecil-kecilan bersama Ibu. Maafkan Bapak karena tidak bisa menepati janji untuk menyaksikan acara pentas seni di acara wisuda kelas 6 SD yang pernah kamu ceritakan di surat sebelumnya. Maafkan Bapak karena tidak bisa membersamai kamu hingga tumbuh remaja bahkan dewasa di kemudian hari.Narendra Anakku Sayang,
Meskipun Bapak jarang berada di rumah, tetapi satu hal yang harus kamu ketahui, Bapak amat menyayangimu. Melihatmu yang tumbuh dewasa tanpa melihat prosesnya secara langsung terasa begitu menyedihkan, tetapi Bapak masih harus menjalankan tugas negara dengan sebaik-baiknya demi keamanan NKRI.Narendra, besar kemungkinan, ini adalah surat terakhir dari Bapak. Besok petang, Bapak akan menjalankan misi rahasia yang sangat mematikan. Bapak tidak tahu apakah gugur atau selamat di medan yang penuh marabahaya. Jika Bapak gugur esok hari, bapak ingin berpesan satu hal kepadamu. Tolong jaga Ibu baik-baik, ya. Hanya beliau satu-satunya orang yang kamu miliki jika Bapak telah tiada. Jangan buat Ibu bersedih karena tingkahmu. Jangan pula buat ia kecewa. Omong-omong, kamu pasti tahu, Ibumu itu orang yang sensitif sekali. Jadi, jaga perasaannya, ya.
Narendra Anakku Sayang,
Bapak akan selalu ada dan menjagamu dalam setiap kesempatan. Melalui tanda-tanda alam, Bapak yakin kamu pasti mampu menangkap maksudnya. Dalam masakan lezat buatan Ibu, dalam daun yang berguguran dari ranting pohon, dalam desir ombak yang memecah garis pantai, dan dalam rinau hujan yang mengguyur permukaan bumi.Bapak percaya, walau raga Bapak sudah tidak bisa berada di sisimu bersama Ibu, tetapi selama kenangan tentang Bapak selalu melekat kuat dalam bingkai ingatan, selama itu pula Bapak tidak akan pergi kemana-mana. Bapak tetap di sini. Tumbuh bersemayam. Abadi. Selamanya.
Tertanda,
Bapak yang Sangat Menyayangimu.•••
![](https://img.wattpad.com/cover/290267285-288-k825508.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Bapak
Cerita Pendek[CERITA PENDEK] TAMAT Bisa dihitung dengan jari kapan bapakku menginjakkan kaki di rumah. Bapakku memang jarang pulang karena urusan pekerjaan yang begitu membingungkan. Aku sendiri pun tidak tahu dengan jelas apa pekerjaan beliau. Di buku rapotku t...