One Day in the Morning

905 91 12
                                    

"Makasih love ..." bisik Leon sambil merapikan anak rambut sang istri, "cantiknya istri aku." Pujinya sambil mencium kening Nona kesekian kali.

"Kamu kan bilang gitu karena udah keturutan maunya. Awas ah geseran. Gerah!" Nona menyibak selimut yang menutup tubuhnya. Dia harus segera membersihkan diri sebelum suaminya minta lagi. Namun Nona segera menutup mulut begitu dia merasakan mual dan hampir saja dia jatuh jika Leon tidak sigap menahannya.

"Sayang kamu nggak apa-apa? Mana yang sakit?!" Tanya Leon panik. Tapi yang ditanya hanya diam.

"Apa aku terlalu kasar ya tadi?" Tanyanya lagi, "tapikan biasanya juga gitu." Adunya.

"Leon kamu bisa diam enggak! Kamu tuh bikin aku tambah pusing tahu. Kamu---" Nona belum sempat menyelesaikan perkataannya begitu ia merasa mual kembali.

"Hoeekk!!"

"Loh ... Loh ... Sayang kamu muntah. Jangan-jangan kamu hamil!"

Mendengar pertanyaan seperti itu, Nona terdiam. Hamil?

"Tapikan kita baru selesai ituan. Masak langsung jadi sih?" Tanya Leon lagi. "Eh tapi kalau beneran, keren dong aku. Tokcer!" Sambungnya ingin menepuk pundak sang istri sambil tertawa, tapi tidak jadi begitu Nona menatapnya tajam. Akhirnya Leon tertawa dengan menepuk tangannya sendiri.

Melihat itu Nona semakin sebal, bisa-bisanya dikeadaan seperti ini Leon masih muji diri sendiri. Terkadang Nona lupa jika orang yang menjadi suaminya ini adalah Cleon Poernomo, laki-laki yang memiliki kadar percaya diri terlalu tinggi.

Leon berhenti menepuk tangannya meski napasnya masih tersengal akibat tawa. "Maafin aku ya love, aku enggak ada maksud apa-apa soal tadi. Maksudku, sebelumnya kan kita udah bicara tentang ini, kalau memang dikasih ya baik berarti. Tapi kalau belum juga nggak apa-apa. Maaf. Aku nggak ada niat buat kamu jadi sedih kayak gini." Leon mengambil tangan Nona untuk segera ia ciumi.

Leon bukan tidak mengerti jika akhir-akhir ini Nona terlihat murung. Tiga tahun lebih menikah dan belum dikaruniai kehadiran anak tentu tidak mudah. Apalagi bagi istrinya. Leon mungkin masih bisa bersikap santai, bukan karena dia tidak ingin mempunyai anak tetapi dia tahu untuknya. Dan itu adalah Nona, meski suatu saat nanti kehadiran anak akan melengkapi hidupnya.

Dia masih ingat sebulan lalu saat diacara salah satu keluarganya. Nona yang biasanya ceria mendadak murung sepanjang acara, setelah istri dari sepupunya bertanya kenapa sang istri belum juga hamil. Mendengar itu ingin rasanya Leon membanting meja yang ada, tetapi sadar jika kekuatannya tidak seberapa. Lagian dia masih dalam mode waras. Kan tidak lucu jika acara Syukuran berubah jadi tawuran.

"Habis ini kita ke rumah sakit ya,"

"Aku enggak apa-apa kok mas, kayaknya cuman masuk angin deh. Kelamaan enggak pakai baju." Ucap Nona masih menunduk tapi ada gurat merah diwajahnya. Ya Nona terkadang masih suka malu, padahal mereka termasuk rajin.

Melihat itu Leon tersenyum, gemas dengan sikap sang istri. "Ya, keseringan masuk angin kan juga nggak bagus sayang. Lagian inikan weekend, sekalian kita keluar yuk, ke mana gitu." tawar Leon.

Mendengar itu mata Nona berbinar, "beneran?" tanyanya.

"Iya sayangnya aku. Mau ya." kata Leon sambil menggoyangkan tangan sang istri.

"Siangan aja tapi perginya, selesai itu baru deh kita sekalian keluar. Aku mau ke Alun-alun beli es goreng." Sekarang gantian Nona yang menggoyangkan tangan Leon.

"Okey. Deal! Tapi selagi nunggu siang, boleh dong love aku minta lagi?"

Nona berpikir sejenak kemudian memahami pertanyaan itu, "t-tapi tadikan udah. Aku juga mau mandi mas, badan aku lengket semua."

Leon tetaplah Leon, "kalau gitu mandi bareng aja deh. Gimana?"

Leon segera menarik sang istri menuju kamar mandi. Seketika Leon berubah menjadi LION. Rawwrrr ...

Cleon Poernomo 32th

"Kamu jangan ganteng banget gini deh mas, aku gak suka ya kamu dilirik orang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu jangan ganteng banget gini deh mas, aku gak suka ya kamu dilirik orang. Apalagi dokternya pasti nanti cewek."

W. Winona Prameswari 26th

 "Sayang, tadi katanya ke Alun-alun mau beli es goreng, kok jadi pop ice ini?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sayang, tadi katanya ke Alun-alun mau beli es goreng, kok jadi pop ice ini?"

MaternityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang