|4|

30 9 1
                                    

Aku menceritakan semuanya yang aku alami hari ini kepadanya. Sungguh, aku sangat lelah hari ini. Ku senderkan kepalaku pada bahunya untuk mengurangi rasa lelah ku, dan bibirku yang terus berucap bercerita tiada henti.

Dia tidak keberatan dengan hal itu, hanya membiarkan aku terus mengoceh.

"... Oh yah! Tadi juga aku latihan bersama dengan SMA karasuno. Aku mengenal salah satu pemainnya. Namanya hinata shoyo. Aku bertemu dengannya tidak sengaja, karna saat itu aku terpisah dengan teman-temanku di pinggir jalan." Aku bercerita dengan tatapanku melihat ke langit yang cerah sedari tadi.

"Eh? Hinata shoyo?" Apakah dia mengenalinya juga? Hey memangnya dia penguasa bumi?

"Iya. Namanya hinata shoyo. Kalau tidak salah, dia itu seorang blockernya di timnya." Lalu terlihat ia tampak sedang berpikir.

"Oh! Biar ku tebak! Dia memiliki tubuh yang pendek dan rambut berwarna oranye?" Mengesankan. Dia selalu mengetahui orang yang pernah ku temui.

"Dari mana kau tau?" Sebentar lagi pasti dia akan mengelak atau mengubah topik.

"I-itu hanya menebak, hehe," Nahkan dia gelapan.

"Jujur saja apa sangat sesulit itu?" Tatapanku merubah menjadi tajam. Biar aja rasain tuh gamau jujur.

"Aku bilangkan hanya menebak."

"Menebak dengan sedetail itu?"

"Bisa saja keberuntungan."

"Kau selalu membuatku tidak bisa berpikir logis." Aku pun memijat pangkal hidungku, karna sudah tidak mengerti dengan gadis ini.

"Aku memang susah dimengerti oleh mu." Dia pun mengusap punggung tanganku. Sentuhannya seperti sutra. Sangat lembut.

"Jangan memaksakan dirimu, kenma." Dia pun tersenyum, membuatku tenang kembali.

"Oh yah. Siapa namamu?" Ia pun berdiri dari duduknya. Setelah itu, ia menghadap ke arahku.

"Waktunya sudah habis. Kau boleh bangun, kenma." Ia pun mengulurkan tangannya kepadaku. Aku menerimanya lalu berdiri.

"Tenang saja. Aku akan selalu disini. Kita bertemu lagi besok ya. Semangat untuk hari ini!" Lalu setelah berucap seperti, itu aku pun bangun.

Aku pun menutup wajahku dengan bantal. Rasanya baru saja bangun aku sudah lelah. Aneh? Mungkin.

Memangnya aku tidak bisa bersamanya lebih lama lagi? Apa aku harus menyalahkan waktu yang terlalu cepat berlalu?

♩✧♪●♩○♬☆

"Besok kita akan mengadakan camp pelatihan di SMA shinzen." Pengumuman dari nekomata-sensei membuatku semakin lesu. Tapi disisi lain juga aku semangat.

"Kita berangkat sore ini. Jadi sekarang tidak latihan dan segera pulang ke rumah masing-masing. Kumpul lagi di sekolah jam 3 sore."

"Ha'ik sensei!" Aku mengambil tas dan memakaikan jaketku, lalu segera keluar gymnasium karna latihan sudah dibubarkan oleh nekomata-sensei.

Seperti biasa, aku pulang bersama kuro karna rumahnya bertetangga denganku.

Hm... Hari masih siang... Mana mungkin aku tidur di siang hari? Sedangkan aku harus mengemasi baju-bajuku untuk camp? Sekarang mungkin aku merindukan gadis itu.

"Kenma." Aku terlonjak kaget. Padahal kuro hanya memanggilku. Itu saja dengan suara pelan.

"Matikan dulu game mu. Dan sepertinya kau dari tadi tidak memainkannya. Apa ada sesuatu yang terjadi?" Hah nintedo ku? Oh iyah, aku kan tadi sedang bermain game.

Aku mematikan nintedo ku dan menyimpannya disaku.

"Aku tidak apa-apa kuro. Mungkin hanya lelah." Terlihat di wajahnya, kuro menautkan alisnya. Apa dia curiga?

"Padahal latihan saja belum, masa sudah lelah?" Aku salah pilih lawan. Kuro itu salah satu orang yang membuatku tidak bisa berbohong.

"Cerita saja jika kau punya alasan."

"Aku hanya kepikiran gadis yang kemarin aku ceritakan." Dari pada menjadi panjang, lebih baik aku jujur saja. Aku percaya kuro tidak akan menyebarkan rahasia tentangku.

"Gadis halusinasimu?"

"Bukan halusinasi. Tapi gadis mimpiku."

"Aku bersedia membantumu untuk mencari gadis itu." Sudah kuduga kuro memang baik, hanya terkadang menyebalkan saja.

<To be continued>

𝖉𝖗𝖊𝖆𝖒 𝖔𝖗 𝖍𝖆𝖑𝖑𝖚𝖈𝖎𝖓𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓 || 𝓚𝓸𝔃𝓾𝓶𝓮 𝓴𝓮𝓷𝓶𝓪 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang