|5|

30 9 0
                                    

Aku berjalan di lorong sekolah, hendak pergi ke penginapan untuk tidur. Padahal makan malam saja belum waktunya, tapi aku ingin segera menemui 'dia'.

"Oi! Kenma!" Aku kaget dan refleks membalikkan badan.

"Kau mau kemana? Sebentar lagi makan malam. Kau harusnya ada di kantin." Ku lihat yang menyapaku itu kuro. Ia pun berlari kecil menghampiriku.

"Aku ingin tidur. Aku mengantuk."

"Apa kau merindukan gadis mimpi itu?"

"Ya." Kalau aku tidak berkata jujur, perbincangan ini pasti akan memanjang.

"..."

"Jika hendak makan, makan saja terlebih dahulu. Aku tadi sudah makan roti bersama shoyo."

"Sejak kapan?"

"Saat kau berlatih bersama dengan bukoto, akaashi, dan tsuki."

"Yasudah. Jika kau lapar, segera ke kantin menemui manager karasuno."

Aku pun aku meninggalkan kuro, melanjutkan jalanku yang sempat terhenti. Setelah sampai di kamarku, aku segera menelan pil obat tidurku seperti biasa, lalu tertidur.

♩✧♪●♩○♬☆

"Hayo! tidur cepet lagi gak sempet makan!" Aku terlonjak kaget saat mendengar suara yang terasa familiar.

"Baru juga sadar astaga..." Aku pun memijat pelipisku.

"Segitu rindunya kah?" Pede banget. Tapi ada benarnya juga.

"Kenma, tidak baik jika kau terus-terusan melewatkan makan malam. Bisa-bisa kau sakit." Ia pun menyentil dahiku. Aku pun sedikit meringis lalu meraba dahiku yang terkena sentilannya.

"Kau saja disini tidak makan seharian kan?" Dia terdiam sesaat.

"Kau pikir aku tidak punya kehidupan seperti mu? Aku juga punya!" Sepertinya dia tidak terima dianggap sebagai orang yang selalu hidup dimimpi.

"Hanya berbeda dunia saja." Setelah mengatakan itu, dia pun berlari ke pohon apel yang tidak jauh dari sungai. Aku pun mengikutinya dengan santay.

"Nih, makan. Setidaknya makanan disini akan mengganjal rasa laparmu selama disini." Setelah memetik apel, ia pun memberikannya padaku.

Aku menerimanya dengan senang hati. Tapi aku curiga jika apel itu sudah ada racunnya. Aku pun meraba, mengendus, meneliti apel tersebut. Ternyata memang apel seperti pada umumnya.

"Hey! Kau pikir aku akan meracunimu?!" Dia marah-marah seperti itu hanya membuatku gemas sendiri.

"Bisa saja kan kau berbuat seperti itu?"

"Huh? Aku juga jika ingin meracuni seseorang akan memikirkan dua kali."

"Memang kenapa denganku?"

"Memangnya aku mau meracuni seseorang yang seperti terkena penyakit tipes? Gak lah." Aku pun memaksakan untuk tersenyum sambil memakan apel pemberian darinya.

Dia pun mengajakku untuk duduk dibawah salah satu pohon yang rindang.

"Kau tau? Aku sekarang sedang camp pelatihan." Seperti sudah biasa, aku menceritakan hari-hariku pada dirinya.

"Camp pelatihan?" Ia seperti kebingungan menanggapinya. Aku pun merebahkan diriku dengan kepala yang aku letakkan di paha dirinya.

"Iya. Latihan bersama tim dari SMA lain dan menginap untuk beberapa hari." Aku menjelaskan sambil memakan apel yang sudah setengah ku habisi.

"Kenma,"

"Hm?"

"Ternyata kau tsundere ya?" Aku hampir tersedak apel, shit. Tapi aku masih belum beranjak dari posisiku.

"Apa sih?! Jangan pede deh! Aku tidak menyukaimu ya!" Ah wajahku panas.

"Pfftt- yasudah kalau begitu aku akan pergi." Mau kemana dia? Ku tahan saja kakinya agar tidak bisa berdiri.

"Kenapa kau menahanku?" Dia sama seperti kuro. Menyebalkan.

"Kau yang mau kemana? Enak saja datang dan pergi ke mimpi orang lain sembarangan." Ia pun menarik tanganku agar bisa duduk sejajar dengannya.

"Dengar! Aku hanya bisa menemuimu disini, alam mimpi. Aku juga serupa denganmu, ada kegiatan yang setiap harinya harus ku kerjakan." Ia berkata seperti itu seraya menangkup kedua pipiku.

"Maka dari itu, mungkin saja aku menghilang dari mimpimu. Aku memberitahu mu sekarang agar kau tidak kaget saat aku menghilang." Jangan. Jangan! Jangan pergi ku mohon...

Mataku tidak bisa lagi manahan air mata yang selalu mendobrak pelupuk mata untuk keluar. Dengan begitu, air mataku jatuh bersamaan dengan aku bangun dari mimpiku.

<To be continued>

𝖉𝖗𝖊𝖆𝖒 𝖔𝖗 𝖍𝖆𝖑𝖑𝖚𝖈𝖎𝖓𝖆𝖙𝖎𝖔𝖓 || 𝓚𝓸𝔃𝓾𝓶𝓮 𝓴𝓮𝓷𝓶𝓪 ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang