•04•

25 7 10
                                    

Hai hai hai!

Sebelum lanjut, jangan lupa follow dulu ya, karena beberapa part privat.

Jangan lupa vote + komen yaa...

•••

Kale menutup pintunya setelah dia sampai di rumah. Tadi dia juga mengantar Rhea pulang. Dia tidak tega melihat seorang gadis pulang sendirian apalagi ini sudah hampir jam 6 sore. Ditambah lagi itu adalah Rhea, bisa-bisa dia tidak akan bertemu dengan gadis itu jika terjadi sesuatu padanya.

"Kale, kamu dari mana aja?" tanya Ibu Kale.

Kale terkejut, "Ibu sudah di rumah? Sejak kapan? Bukannya pulang dari Padangnya masih besok?"

"Loh, kamu gak suka kalau Ibu pulang cepat?" tanya Ibunya lagi.

Kale tersenyum kecil. Dia langsung memeluk Ibunya karena dia sudah tidak bertemu dengan Ibunya hampir 3 bulan lamanya karena sang ibu harus bekerja di sana. Kale adalah keturunan minang asli. Dia dan keluarganya pindah ke ibukota dulu semata-mata ingin menjauhi Ayahnya yang sudah merusak kehidupan Ibunya.

"Kok kamu kelihatannya sangat senang, kenapa?" tanya Ibunya sambil melihat raut wajah Kale yang berseri-seri.

Kale menggelengkan kepalanya. "Tidak. Kale hanya senang Ibu sudah pulang."

"Masa sih? Tapi setahu Ibu, kamu gak pandai berbohong," ucap Ibunya.

Kale menggelengkan kepalanya tidak mau menjawab. Ibunya mengajak Kale untuk pergi ke meja makan karena Ibunya sudah membuatkan makanan kesukaannya.

•••

Hari berganti dengan cepat. Malam ini, rumah Laskar ramai dengan teman-temannya. Ibu dan kakak perempuan Rhea sibuk menyiapkan makanan untuk Laskar dan teman-temannya. Sedangkan Rhea, gadis itu sibuk merapikan rambutnya karena dia akan bertemu dengan Kale nanti malam. Sejak kemarin, Rhea sudah tidak sabar jalan-jalan bersama Kale.

"Rhea, kok kamu masih di sini? Ayo, bantuin Bunda sama Kak Dina. Teman-temannya Kak Laskar udah pada datang tuh," ucap Bunda Rhea.

Rhea mengangguk lalu berjalan mendekati bundanya. "Cantiknya anak bunda," puji Bunda Rhea.

Bunda Riska mengajak Rhea untuk keluar dan menghampiri Dina yang sedang sibuk di dapur. Rhea membantu menyiapkan piring-piring dan membersihkannya satu per satu.

"Bun, udah selesai belum? Temannya Laskar udah pada datang tuh." Laskar menghampiri Bundanya yang ada di dapur.

"Sudah. Ayo, ajak temen kamu masuk ke sini, Laskar," tutur Bunda Riska.

Saat semua orang sedang menikmati makanan mereka, Rhea malah berada di depan rumah sambil melihat ke arah luar. Dia menunggu Kale datang namun belum ada tanda-tanda jika cowok itu benar-benar datang menemuinya.

Ini sudah hampir setengah jam Rhea menunggu. Teman-teman Laskar juga sudah selesai makan dan sekarang mereka sedang bercanda gurau bersama. Dina yang melihat adik perempuannya itu sedang duduk sendiri di luar, dia bergegas untuk menghampirinya.

"Rhe, kok kamu di luar sih? Ikutan makan yuk sama yang lainnya," ajak Dina.

Rhea tersenyum dan menggelengkan kepalanya pelan.

"Siapa sih yang lagi kamu tunggu? Gak biasanya kamu kelihatan gelisah kayak gini. Kalau kamu mau cerita, kamu bisa cerita sama Kak Dina," ucap Dina.

"Enggak, kok, Rhea gak lagi nungguin siapa-siapa. Rhea cuma mau cari angin aja," jawab Rhea bohong.

"Iya deh kali ini Kak Dina percaya. Tapi lain kali, kalau kamu ada masalah, jangan sungkan cerita ke Kakak atau kalau kamu malu, kamu bisa cerita ke Bunda," ujar Dina.

A Thousand StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang