•05•

16 2 0
                                    

Hai hai hai!

Sebelum lanjut, jangan lupa follow dulu ya, karena beberapa part privat.

Jangan lupa vote + komen yaa...

•••

"Kayaknya lagi ada yang kasmaran nih." Hana dan Dinda duduk di kursi yang ada di depan Rhea. Dari kejauhan mereka melihat Rhea sedang senyum-senyum sendiri sambil melihat benda pipih yang ada di genggamannya.

"Cerita dong, gimana hubungan lo sama si cowok kemarin?" tanya Hana.

Rhea mematikan gawainya dan menaruh benda itu di sampingnya. Dia melihat ke arah teman-temannya yang sedang menatapnya ingin tahu bagaimana kelanjutan hubungannya dengan Kale. Hana dan Dinda memang belum mengenal Kale secara resmi, tapi mereka sudah pernah bertemu dengan Kale sekali kemarin waktu Rhea mengobrol dengan Kale.

"Kalau udah pacaran tuh kasih tahu jangan diem-diem aja dong," ledek Dinda.

"Ihh ... siapa yang jadian sih? Gue sama dia tuh gak ada hubungan apa-apa. Kita cuma teman dekat aja," jawab Rhea.

Hana dan Dinda saling menatap tak percaya. Mereka tidak percaya jika Rhea mengatakan bahwa tidak memiliki hubungan apapun dengan Kale. Karena yang selama ini mereka lihat, Rhea banyak berubah ketika kenal Kale. Rhea yang dulu pendiam, kini mulai mencoba banyak hal baru.

"Tapi nih ya, Rhe, kayaknya lo juga perlu jaga jarak deh sama tuh cowok. Takutnya nanti lo cuma bakalan dighosting sama tuh orang. Lo tahu sendiri sekarang tuh jamannya udah sayang malah ditinggal," ucap Hana.

"Iya gue juga mikirnya gitu. Ditambah lagi lo kan baru kali ini deket sama cowok. Iya sih gue lihatnya dia cowok yang baik, tapi gak ada salahnya kan lo jaga-jaga," sahut Dinda.

Hana membenarkan ucapan Dinda barusan. "Emangnya lo udah kenal udah lama? Lo udah tahu belum gimana masa lalunya?" tanya Hana.

Rhea menggeleng. Rhea tidak pernah tahu bagaimana kehidupan Kale. Kemarin saja waktu dia menanyakan hal itu Kale menjawabnya dengan enteng. Sepertinya Kale memang sosok yang tertutup.

"Tuhkan, lo aja belum kenal dia dengan baik. Mending lo dengerin kita deh, Rhe. Kita gak mau lo sakit hati kayak kemarin. Lo kan udah ngerasain sendiri digoshting tuh gak enak," kata Dinda.

"Enggak-enggak. Kale gak kayak gitu. Dia cowok baik kok. Dia juga bilang kalau dia gak akan ninggalin gue," sanggah Rhea.

"Lo masih percaya sama omongan cowok? Bisa aja kan sekarang dia bilang kayak gitu, besoknya beda lagi," kata Hana.

Rhea kembali terdiam. Karena perkataan Hana dan Dinda, dia melupakan jika hari ini dia sangat bahagia. Rhea hanya takut semua yang dikatakan oleh kedua sahabatnya itu benar terjadi. Dia tidak mau kehilangan Kale. Tapi dia juga terlalu egois untuk membiarkan hatinya sakit.

"Tapi kalau lo udah yakin sama tuh cowok, siapa namanya? Kale ya? Kita berdua dukung kok. Tenang aja kita ada kok buat lo," ujar Hana.

•••

Kale melihat gedung fakultas Rhea dari kejauhan. Sejak tadi pesan terakhir yang dia kirim untuk gadis itu belum ada jawaban. Bahkan Kale sampai tidak ikut kelas hanya untuk menunggu Rhea keluar dari gedung itu. Dia ingin pergi menemui Rhea, tapi dia berpikir jika mungkin Rhea masih ada jam kelas.

Tak beberapa lama kemudian dia melihat gadis itu keluar dari gedung bersama kedua sahabatnya. Kale berlari menghampiri Rhea setelah tadi dia memanggil nama gadis itu.

"Rhea." Kale menghentikan langkah Rhea dengan memegang lengan tangan gadis itu. Hana dan Dinda membiarkan sahabatnya itu berbicara dengan Kale.

"Apa lagi?" tanya Rhea dengan malas.

A Thousand StarsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang