3. Butler Zhan

119 19 6
                                    

Maaf lama banget nggak update guys, semoga kalian nggak kecewa. Aku bawa 1 chapter buat kalian dengan susah payah bangun mood dari awal😂

Selamat membaca😃
.
.
.
.
.

Ke mana dia harus berlari menyelamatkan dirinya yang tak penting? Ke sana kemari tanpa tujuan, bersembunyi di antara akar pepohonan raksasa. Napasnya tersengal dan jantung memompa semakin gila, matanya mencari di mana keberadaan Sam yang mengejarnya.

Xiao Zhan memiliki luka di kaki dan sayatan kecil  berdarah di pipi kirinya. Bahkan robekkan lebar di bagian perut terabaikan, ia lebih waspada dengan musuh yang terus mengincarnya.

Pemuda yang kembang kempis itu menelan suaranya kala seekor serigala abu mengendus jejak bau yang Xiao Zhan tinggalkan. Ia semakin mendekati tempat persembunyian Xiao Zhan di balik pohon, ada di sela-sela akar raksasa. Tumbuhan lumut yang menyamarkan baunya dengan aroma amis khas tumbuhan lembab itu, bercampur dengan batang dan daun busuk menjadi kamuflase sempurna bagi Xiao Zhan yang mencoba membemamkan dirinya dalam gambut menyengat. Meski asamnya gambut membuat luka Xiao Zhan semakin perih, tapi ia tak punya pilihan untuk tetap diam dalam persembunyiannya.

Tubuh Xiao Zhan menciut, napasnya tertahan saat bunyi langkah musuhnya mendekat. Jantungnya berlomba, keringat dingin mengalir di punggungnya. Xiao Zhan menutup matanya rapat, tak tahu harus bagaimana lagi.

"Kau mendapatkan jejaknya?" Sam, si pemimpin musuh bertanya pada anak buahnya. Tatapannya tajam menusuk, ia cukup kesal karena tak kunjung menemukan keberadaan Xiao Zhan. Sam menatap nyalang pada serigala abu, tubuh rampingnya merunduk dalam, takut dengan kehadiran Sam.

"Baunya samar, apa mungkin dia sudah pergi jauh?" Anak buah Sam yang lain mendekat setelah selesai mengelilingi tempat itu namun hasilnya nihil.

"Cari lagi. Aku yakin dia tak akan lari lebih jauh dengan luka-luka yang dia derita." Sam mengangkat tangan kanannya ke depan, memerintahkan para anak buahnya untuk menyebar. Ambisinya menjadi penguasa hutan membuat Sam tak dapat melepaskan Xiao Zhan, keturunan terakhir dari serigala putih penguasa hutan. Darah pelindung hutan yang mengalir dalam tubuh Xiao Zhan adalah hal yang ingin Sam dapatkan agar dapat mengontrol para penghuni belantara.

Pencarian semakin intensif, anak buah Sam bergerak mengikuti perintah pemimpin mereka. Sam tak ingin berdiam diri dan menajamkan seluruh indranya, telinga Sam tak kalah tajam dari penciumannya. Amisnya lumut bercampur dengan bau busuk dari gambut melekat pada tubuh Xiao Zhan yang terbenam dalam tumpukan daun lapuk hingga menyamarkan aroma Zhan. Suara kepakan sayap burung sampai patahan dahan saat ular piton membelit di cabang pohon terdengar jelas saat Sam menutup mata dan fokus pada pendengarannya. Ia bisa mendengar irama napas tiap individu di sekitarnya, tapi Sam tertarik pada irama napas yang gugup dan terburu-buru. Irama napas dan degup jantung was-was yang bersembunyi cukup dekat.

Sam mendekat, langkahnya terdengar semakin keras di pendengaran Xiao Zhan yang telungkup di dalam gambut. Sam menyeringai kala telinganya menangkap degup jantung semakin memburu, lalu ia berhenti dan membuka matanya yang beberapa saat terpejam.

"Gali." Perintahnya cukup jelas bagi anggota kelompoknya. Bawahannya tahu bahwa tanah yang ditunjuk oleh Sam adalah tempat bersembunyi target yang  mereka cari.

Xiao Zhan semakin gila memikirkan ia akan ditemukan. Dia mendekam semakin dalam di tumpukan gambut yang lunak, mencoba menyelip lebih dalam ke sela akar pohon raksasa. Sayang, tubuh Xiao Zhan tak dapat bergerak lebih jauh, ia tersangkut pada cabang akar. Xiao Zhan mati langkah, suara tanah digali membuatnya semakin tertekan. Jantungnya memompa labih kencang hingga napasnya terasa sesak, mata Xiao Zhan terpejam erat saat suara krasak-krusuk tanah digali semakin keras. Bahkan untuk sejenak napasnya terhenti, tertahan dalam rongga dadanya karena berusaha keras agar tak melakukan gerakan.

I CLAIM THE WOLF TO BE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang