2. Tuan Muda

166 30 2
                                    

Pohon flamboyan di pojok rumah baru Yibo menarik perhatian Xiao Zhan. Pohon yang bahkan tingginya belum mencapai pinggang Xiao Zhan itu mengingatkan pada pohon flamboyan di dekat tebing tempat ia sering duduk untuk merenung. Flamboyan kecil itu sudah berbunga, kelopak merahnya merekah. Sama indahnya dengan flamboyan yang ada di kampung halamannya.

"Zhan Ge, harusnya kamu berbaring dan istirahat agar cepat pulih." Seorang pemuda menghampiri Xiao Zhan yang mematung di dekat flamboyan yang belum lama ditanam sebagai penghias taman.

"Tuan Muda, aku sudah lebih baik." Xiao Zhan tersenyum pada Yibo, pemuda yang dua minggu lalu menolongnya. Xiao Zhan saat ini berdiam di rumah Yibo, bersembunyi dari kejaran Sam.

"Ck, sudah kubilang panggil saja namaku." Yibo mencebi. Sudah berulang kali ia menyuruh Xiao Zhan memanggil namanya, tapi pemuda itu selalu menolak.

Yibo tahu dengan jelas siapa Xiao Zhan, dia adalah orang yang selama ini ia cari, seseorang yang menyelamatkannya waktu dulu ia diculik dan ditelantarkan di hutan. Saat itu Yibo masih sangat muda, anak yang bahkan belum tahu caranya bertahan dari kejamnya dunia. Yibo yang berusia dua belas tahun dibuang ke hutan oleh lawan bisnis ayahnya yang tak terima karena selalu kalah tender.

Saat itu Yibo kelaparan setelah beberapa hari tersesat di pedalaman hutan, untung saja tak ada binatang buas yang ia temui. Ia berjalan gontai, menggunakan sisa tenaga yang ia punya untuk menyeret langkahnya, menahan haus dan lapar. Beruntung, Yibo ditemukan Xiao Zhan dan dibawa ke kampung di wilayah manusia serigala yang tersembunyi di bagian hutan paling dalam.

Xiao Zhan saat ini mungkin tak mengenali Yibo karena sudah sepuluh tahun mereka tak bertemu, Yibo telah tumbuh menjadi lelaki dewasa dan banyak perubahan pada fisiknya, terutama tinggi badannya. Tapi, Yibo tak akan lupa rupa orang yang menyelamatkannya dari kelaparan di hutan, apalagi wajah Xiao Zhan tak banyak berubah, sepertinya ia awet muda sekali.

"Mmm, tidak mungkin aku memanggil Tuan Muda dengan nama saja. Xiao Zhan ini tak selancang itu." Senyuman itu masih sama dengan senyuman Xiao Zhan dalam ingatan Yibo sepuluh tahun lalu. Senyum secerah mentari yang menghangatkan siapa saja yang melihatnya. Yibo terhanyut dalam cerahnya senyuman Xiao Zhan.

"Tolong panggil aku dengan namaku, Ge. Setidaknya aku ingin ada satu saja orang yang memanggil namaku. Entah sejak kapan nama itu tak pernah lagi mudah disebut oleh orang lain." Tentu saja tak akan ada yang berani memanggil nama Yibo dengan tidak hormat. Siapa yang berani berlaku lancang pada pengusaha muda paling kaya di Cina? Orang akan lebih nyaman memanggilnya Tuan Muda Wang.

"Ta-tapi ...." Xiao Zhan ragu untuk menuruti kemauan Yibo. Dia tak mungkin bersikap kurang ajar pada orang yang baru beberapa minggu ia kenal, tapi anehnya Xiao Zhan merasa nostalgia bila berada di dekat Yibo. Perasaan misterius itu masih menjadi tanda tanya besar di kepala Xiao Zhan.

"Kumohon, Ge. Setidaknya panggil dengan namaku bila kita hanya berdua." Yibo hanya ingin merasakan seperti masa lalu ketika ia masih kecil, beberapa bulan yang ia lewatkan dengan Xiao Zhan saat itu sangat menyenangkan.

"Ba-baiklah kalau Tuan Mu ... ah, Yibo tak keberatan." Xiao Zhan tergagap dengan perubahan sikap yang membuatnya canggung, ia masih belum terbiasa dengan panggilan itu.

"Tentu, Ge." Yibo tersenyum begitu mendengar Xiao Zhan memanggil namanya.

Senyum itu tak luntur, terpatri apik oleh kedua bilah bibir Yibo. Senyum langka yang mungkin tak pernah lagi Yibo tunjukkan setelah ia kehilangan orang tuanya. Yibo merasa seperti mendapat penghiburan dengan adanya Xiao Zhan di sekitarnya. Seorang kakak, teman, dan mungkin lebih daripada yang Yibo bayangkan.

"Tuan Muda, sebentar lagi jadwal rapat bersama para investor, mereka telah menunggu di kantor." Haikuan, sekretaris yang sejak lama bekerja pada Yibo itu menginterupsi Xiao Zhan dan Yibo. Pengambilan waktu Haikuan yang tidak tepat telah merusak suasana hati Yibo, sekarang dia kesal pada Haikuan.

I CLAIM THE WOLF TO BE MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang