f o u r

846 83 16
                                    

Louis pov

 rasanya baru kemarin kami keluar dari X factor dan melakukan banyak perjuangan. Bersama-sama memperjuangkan mimpi dan cita-cita. Tekanan dan tuntutan sangat tinggi menguji kami. tapi tak satupun dari kami merasa ada yang tertekan, karena kami selalu ada untuk satu sama lain. Berbagi canda, tawa dan kebahagiaan. Melewati hari-hari mengasyikan karena kehadiran semuanya.

Aku kehilangan partner crimeku. Bersamanya aku banyak melakukan kegilaan dan hal-hal hebat yang belum pernah kulakukan sebelumnya. Dia teman yang baik. Selalu mengerti bagaimana keadaanku. Dia juga selalu menghiraukan candaanku yang kadang-kadang membuatnya maupun orang lain kesal.

Tak kusangka lima tahun berjalan dengan cepat. Aku tak akan pernah melupakan bagian-bagian dari hidupku bersamanya. Saat ini aku sangat merindukannya.

Aku sangat berharap dia merubah pemikirannya. Setelah semua yang kami lewati bersama, akhirnya dia pergi. Dengan keputusannya sendiri. Aku tahu betapa besar tekatnya ketika mengatakan akan keluar dari one direction. Semuanya begitu mengejutkan, tak pernah terfikir olehku bahwa dia akan meninggalkan one direction. Boyband yang telah bersama kami rintis dari awal. Hal ini menguras banyak emosi. Air mataku tak bisa berhenti saat dia mengatakan hal demikian. Kami semua membujuknya agar tetap tinggal tapi dia keukeuh dengan tekadnya. Apa yang bisa kuperbuat? Aku tak bisa lagi membujuknya bila ia mengatakan itu adalah keputusan tepat yang dia ambil. Bagaimanapun juga aku akan tetap men-supportnya. Aku selalu mendoakan yang terbaik untuknya. Ia telah memilih jalannya sendiri.

Sebelum dia pulang ke UK, dia mengatakan padaku untuk jangan bersedih.

"Suatu hari nanti, aku akan kembali dan datang ke konser. Tapi aku hanya akan menjadi penonton dan menikmati musik kalian hingga akhir. Percayalah lou, aku akan menjadi real directioner. Dan kalian semua adalah idolaku, kau tak tahu betapa banyak aku mencintai idolaku."

Maka demikian ia langsung memelukku. Pelukan sangat khas dirinya. Aku hanya bisa menahan tangisanku saat itu. Berusaha keras agar tidak menitikkan air mata yang hendak turun. Setelah melepaskan pelukannya, dia pergi menuju bandara. Melambaikan tangan padaku dan kami semua. Dia pergi. Benar-benar pergi.

Aku akan selalu mendukung usaha yang dilakukannya. Apapun itu. Aku akan menjadi orang pertama yang mendukungnya. Karena sahabat sejati, tentu akan selalu mendukung apa yang dilakukan sahabatnya. Good luck zayn, teman seperjuanganku.....



Hello Zayn, How Are You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang