Ketakutan terbesar dalam hidupku adalah melihat orang tuaku sakit.
-Kiya"Hallo? Ayah? masih denger Kiya?"
"Eh i..iya, nak"
Belum selesai ayah bicara tiba-tiba saja ada suara perempuan "Permisi, Pak ini obatnya"
"Ayah?" suaraku mulai panik.
"Ayah kenapa? Ayah dimana? terus itu obat apa"
Marvin langsung memegang lembut tanganku.
"Hmm engga ko nak, bukan apa-apa. Ayah masih di kantor ko, kamu salah denger mungkin"
"Ayah?"
"Nak, telfonnya Ayah tutup dulu ya, Ayah masih ada kerjaan. Nanti kalau Ayah libur kita keluar bareng ya"
Belum ku jawab tapi ayah sudah menutup telfonnya.
Aku takut, aku ngga tau apa yang sebenarnya terjadi dengan ke dua orang tuaku. Apa Ayah sakit? atau kenapa, ada apa sebenarnya. Ucapku dalam hati.
"Kiyaa" suara lembut Marvin membuyarkan lamunanku.
Aku tak menjawab hanya menengok ke arah Marvin.
"Ada masalah ya? gapapa Kiya ngga sendirian"
"Aku takutt"
"Iyaa, Kiya takut kenapa"
"Vinn, tadi ada suara cewe kayanya Ayah lagi di apotik"
"Di apotik? ngapain? emang cewe itu bilang apa?"
"Kaya suara ngasih obat gitu 'ini obatnya pak' gitu Vinn, Kiya takuttt"
"Kiyaa"
"Vinn" aku menangis lagi dan lagi.
"Gapapa nangis dulu aja sampai tenang, baru cerita lagi ya"
Marvin mengelus lembut rambutku.
Setelah aku tenang, aku kembali bicara dengan Marvin.
"Kiya takut, Kiya gatau apa yang terjadi sama orang tua Kiya, Mamah kenapa Kiya gatau, Ayah kenapa juga Kiya gatau, sekarang Kiya harus apa"
"Tadi Ayah bilang apa?"
"Katanya nanti kalau Ayah libur mau ajak keluar"
"Iyaudah gapapa, ini hari apa sih? Kamis atau Jumat?"
"Jumat Vin, kan Kamis kemarin kita ke sekolah ambil info ujian"
"Tuh berarti Sabtu atau Minggu kan Ayah mau ngajak kamu keluar, yang sabar yaa"
Aku hanya mengangguk.
"Nakk" ucap suara mamah lembut.
Aku kaget tiba-tiba ada mamah, aku takut mamah denger pembicaraan ku dengan Ayah, aku takut mamah tambah khawatir nantinya.
"Mamah? Mamah dari kapan ada di situ?"
"Kenapa emang? baru aja ko sayang"
"Alhamdulilah" ucap Marvin.
Mataku melotot ke Marvin seperti ngasih kode.
"Loh, ko alhamdulillah? emang ada apa Vin?"
"Ehh, e.. engga mah. Gapapa cuma bersyukur aja"
"Ih apaan si lu Vin aneh dah"
"Ya lu yang apaan aneh lu"
"Ih ko gue? lu yang tiba-tiba ucap hamdalah napa jadi gue yang aneh"
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Kiya (THE END)
Teen FictionAwalnya, semua berjalan baik-baik aja. Sampai akhirnya, Kiya (Seorang gadis 17 tahun), harus berada pada situasi yang paling tidak diinginkan oleh anak seusia pada umumnya. Masa dimana ia harus dipaksa dewasa karena keadaan. Masa yang sebenarnya ng...