Ini kisah dan kenangan ku...Namaku Friskia Algita Sinta Hermawan, biasa dipanggil Kiya. Aku anak remaja usia 17 tahun dengan rambut hitam panjang yang terbiasa terurai dan kulit yang putih. Aku anak tunggal yang tinggal di Jakarta bersama ke dua orang tuaku. Aku kls 11 ipa 2 pada salah satu SMA Jakarta, aku hanya siswa biasa yang tidak terlalu pintar dalam pelajaran tapi aktif dalam organisasi osis (tidak begitu aktif juga, hehe), aku juga sangat suka menulis tentang keseharianku.
Ayahku seorang direktur pada salah satu perusahaan dan Mamah adalah seorang polisi rumah, Mamah sedikit menyeramkan kalau sudah marah. Beruntungnya aku lahir di keluarga yang sangat harmonis dan penuh kasih sayang. Meskipun aku berada pada keluarga yang sangat cukup berada, tetapi Ayah tidak pernah berani memberi ku mobil atau pun motor, lagi pula aku juga tidak bisa mengendarai motor atau pun mobil, aku anak yang sangat ceroboh, maka dari itu orang tuaku lebih percaya kalau aku memakai sepeda saja.
Mamahku bernama Sinta Merissa yang ia taruh namanya di belakang namaku. Mamah sudah seperti temanku sendiri, tapi ia juga bisa berubah menjadi seorang polisi yang tegas kalau aku mulai nakal. Mamahku bukan asli Jakarta, ia dari Jogjakarta, entah bagaimana ceritanya Mamah dan Ayah bisa bertemu dan lahirlah aku. Dan nama Ayahku Wawan Hermawan, kata Ayah dulu waktu aku baru lahir, Ayah menamai-ku Friskia Algita Hermawan, tapi mamah ngga setuju karena mamah maunya pakai nama mamah dan setelah perdebatan panjang akhirnya jadilah nama Friskia Algita Sinta Hermawan.
Dulu Ayah maunya tinggal di Jogjakarta saja, tapi Mamah maunya di Jakarta, kata Mamah biar kalau lebaran, Mamah bisa mudik kaya orang-orang. Aku juga sangat dekat dengan Ayah, satu-satunya laki-laki hebat di dunia ini yang paling aku sayang.
Katanya, masa SMA itu masa-masa paling indah, baiklah aku setuju pendapat itu. Di SMA aku bertemu berbagai macam manusia dengan karakter uniknya. Seseorang yang dulu tidak saling kenal sampai bisa jadi sangat dekat, dari seseorang yang dulunya sangat dekat tapi ternyata bisa juga jadi paling jauh, dari seseorang yang datang lalu pergi dan dari mereka juga aku paham kalau hidup tidak selalu tentang tawa dan bahagia. Dan semua tertulis di sini, dari susah, senang, duka sampai bahagia.
Sekarang aku sedang duduk di kursi meja belajar sambil menuliskan cerita SMA ku. Aku masih tinggal di rumah yang sama dan kamar yang sama tetapi, bedanya sekarang aku hanya tinggal berdua dengan Mamah, sang polisi rumahku.
Aku menuliskan ini untuk mengenang orang-orang yang sudah banyak memberi makna dalam hidupku yang sekarang entah dimana keberadaannya. Semoga mereka sehat selalu. Siapa tahu, setelah salah satu dari mereka ada yang membaca ini lalu kami bisa kembali bersua dengan kisah masing-masing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Kiya (THE END)
Ficção AdolescenteAwalnya, semua berjalan baik-baik aja. Sampai akhirnya, Kiya (Seorang gadis 17 tahun), harus berada pada situasi yang paling tidak diinginkan oleh anak seusia pada umumnya. Masa dimana ia harus dipaksa dewasa karena keadaan. Masa yang sebenarnya ng...