Hari Selasa, harusnya aku bersiap untuk ke sekolah tapi tubuhku lemas sekali, perutku sakit dan terus-menerus buang air besar, seperti diare. Kata Mamah, aku libur sekolah dulu untuk istirahat. Mamah khawatir dengan kondisiku, sedangkan Ayah baru saja berangkat ke kantor pagi-pagi sekali karena ada rapat. Mamah mencoba menghubungi Ayah agar bisa mengantarku ke dokter, tapi ayah masih rapat katanya. Ayah hanya bisa menelpon dokter agar datang ke rumah untuk memeriksaku. Jam menunjukan pukul 06.45 badanku menggigil.
Di ruang tamu sepertinya ada suara Pia menyusul. Saat aku ke ruang tamu untuk menemuinya, tapi ternyata ia sudah pergi. Ternyata Mamah yang menemuinya dan menitipkan surat izin sekolah pada Pia. Mamah membuatkanku bubur ayam dan mengantarku ke kamar, aku malas sekali untuk makan tapi Mamah menyuapiku, jadi mau tidak mau aku makan.
Mamah memang selalu perhatian karena aku adalah anak satu-satunya yang mungkin akan dan selalu dimanja. Sekali pun aku sudah terbilang cukup dewasa, tapi di mata mamah aku tetap anak kecil yang selalu membutuhkan dirinya.
Sekitar jam 9 Dokter yang ditelpon ayah datang untuk memeriksaku. Katanya, aku terkena diare karena terlalu banyak minum kopi tetapi jarang minum air putih dan pola makan yang tidak teratur. Dan kata Dokter kalau terus-terusan begini aku bisa kena asam lambung. Sejak kecil aku sering banget liat Ayah minum kopi hitam, jadi aku ikut-ikutan minum kopi hitam tapi bedanya kopi ku selalu disiapin Mamah, karena sama Mamah selalu ditambah dengan susu putih biar ngga pahit.
Sebenarnya Mamah sudah seringkali melarang minum kopi tapi gimana lagi namanya anak keras kepala, hehe. Sekali pun kopinya aku buat sendiri tetap saja harus ditambah susu putih. Ayah seringkali memarahiku kalau aku minum kopi berlebihan, dulu aku anak kecil yang sok pintar karena berpikir selagi Ayah sama Mamah ngga tau jadi gapapa minum kopi, lagipula aku merasa sehat-sehat aja kok.
Waktu aku kecil ayah pernah bilang, katanya kopi ini kalau dinikmatin bisa ngilangin stress atau beban hidup. Dan terbukti bagiku kopi memang bikin candu, sadar ngga sadar kalau minum kopi seakan jadi lebih tenang. Secara ngga langsung kopi memberi arti kalau hidup ngga selalu pahit dan ngga selalu manis.
Sekitar jam 11 siang, Mamah teriak memanggilku dari ruang tamu. Katanya ada paket buatku. Karena aku lemas sekali buat keluar kamar, jadi Mamah yang mengantarkan paketnya ke kamarku, Mamah duduk di sebelahku dan memberi kotak yang berbentuk persegi panjang yang dilapisi dengan kertas berwarna cokelat yang entah dari siapa, aku pikir ini obat buatku kiriman dari Ayah.
"Coba dibuka nak" ucap Mamah dengan muka yang mulai penasaran.
Di atas kotak paket terdapat kertas lipat berwarna biru dengan tulisan yang membuatku penasaran apa isinya.
Untuk Gita,
Gadis kuat yang ngga pernah berubah sifat keras kepalanya.
Lekas sembuh, diminum ya air mineralnya.
Kurangin minum kopinya.
Pola tidur dan makanmu dijaga.
Istirahat yang cukup ya Friskia Algita Sinta Hermawan,-Rezaa
Mamah mengintip surat yang aku baca. Sepertinya mamah sangat penasaran.
"Coba mamah mau liat dari siapa? hmm, Marvin ya?"
"Ihh Mamah kepo. Sudah ah Kiya mau tidur" sambil melipat surat itu, lalu menarik selimut dan pura-pura tidur.
"Ishhh dasar anak muda” Mamah mencium keningku dan berlalu keluar dari kamarku.
Setelah Mamah keluar dari kamar, aku baca lagi tulisannya, entah kenapa aku merasa merindukan seseorang setelah berulang-ulang kali membacanya. Kalimatnya seperti tidak asing bagiku. Mungkin kalimatnya seperti kata-kata yang pernah aku baca dalam buku atau mungkin tidak, atau mungkin aku mengenalnya. Entahlah, aku bingung. Ia seperti senang membaca buku, kelihatan dari caranya menyusun kalimat itu. Aku menyimpan surat itu di bawah bantal tidurku dan menaruh air mineralnya di atas meja belajar. Aku mencoba mengabaikan surat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diary Kiya (THE END)
Novela JuvenilAwalnya, semua berjalan baik-baik aja. Sampai akhirnya, Kiya (Seorang gadis 17 tahun), harus berada pada situasi yang paling tidak diinginkan oleh anak seusia pada umumnya. Masa dimana ia harus dipaksa dewasa karena keadaan. Masa yang sebenarnya ng...