6

107 83 38
                                    

"Tadi kamu dipanggil kepala sekolah? terus kamu dibilang apa? kamu ngga kenapa-napa kan? terus pas ribut sama abangnya Shila kamu diapain? apa yang sakit?"

"Gapapa tenang aja ya"

"Jujur atau engga?"

"Iya aku dapet surat peringatan dan"

"Dan apa?"

"Aku di skors seminggu Kii" jawab Marvin.

"Hah? di skors? serius kamu Vin? kita kan bentar lagi ujian Vinn"

"Udah tenang aja, cuma seminggu ko"

"Tenang aja? tapi mata kamu ngga tenang ko aku bisa baca mata kamu, kita bukan kenal sehari dua hari Vinn, kamu bingung ya bilang ke bunda masalah ini?"

"Engga, bukan itu Kii. Bunda pasti ngerti"

"Terus?"

"Abangnya Shila dia nantangin aku berantem malem ini?"

"Hah? terus kamu mau? jangan ya plisss, kamu uda dapet surat peringatan Vin, inget kan?"

"Tapi aku udah iyain pas emosi tadi"

"Mapinnnn" mataku mulai berkaca-kaca.

"Ih Kiya jangan nangis lagi, masa belum apa-apa Marvin uda bikin Kiya nangis" tangannya langsung mengusap air mataku.

"Marvin nanti malem ngga akan dateng kan? demi Kiya"

Marvin hanya diam tak menjawab.

"Mapinnn" tanganku menyentuh tangan Marvin sambil merengek.

Marvin menghela nafas "Hfft. Iya, aku ngga akan berantem dan ngga akan dateng"

"Janjii?"

"Iya sayang janji" suaranya membisik dan tersenyum.

Aku tersenyum.

Marvin mengacak rambutku dan menggandeng tanganku untuk pergi ke motor Marvin dan mengantarku pulang.

Diperjalanan pulang aku memeluk Marvin dengan erat, tiba-tiba terlintas dipikiran ku kalau nanti Marvin diskors aku sama siapa, berarti aku mulai berangkat dan pulang pakai sepeda ku lagi. Tapi kayanya Marvin ngga akan ngebiarin aku naik sepeda, liat nanti deh.

***

"Assalamualaikum, Mah? Kiya pulang nih"

Tritttritttt
(1pesan belum dibaca)

Reza : Saya depan rumah

Mataku terbelalak melihat yang mengirim pesan adalah Gagah Reza, siapalah itu orang aneh yang sudah lama menghilang tapi tiba-tiba datang lagi dan lagi.

"Eh nak uda pulang" tiba-tiba suara Ayah mendekat dengan tersenyum.

Aku yang melihat ada Ayah di rumah rasanya senang sekali, langsung ku simpan kembali ponselku, lalu berlari mendekat dan memeluk Ayah.

"Ayahhhhhhhhhh" teriak ku lalu memeluknya.

Ayah membalas pelukanku dengan hangat, mengelus dan mencium kepala ku dengan lembut. Sudah lama sekali Ayah tak memeluk ku.

Tapi entah perasaan ku aja atau gimana, tapi yang ku lihat wajah Ayah sangat pucat.

"Kiya pulang sendirian?" tanya Ayah sambil mengajak ku duduk.

"Enggaa, tadi Kiya diantar Marvin. Tapi Marvin langsung pulang duluan karena harus ngomong penting sama Bunda"

"Ngomong penting? emang Marvin kenapa?"

Aku menceritakan kejadian di sekolah, lalu Ayah terkejut.

"Astagaaaa, tapi kamu gapapa nak? ada yang luka?" Ayah langsung panik memegang dan mengecek pipi ku.

Diary Kiya (THE END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang