"Lo pulang naik apa?" Tanya Jehian bingung. Pasalnya, ia sama sekali tidak melihat sepedah motor lain pada parkiran cafe.
"Gue naik ojek online, kalau lo pulang silahkan. Gue masih pesen nih"
Astaga. Sungguh, Jehian tidak menyangka ada gadis dengan berani keluar sendirian dari siang sampai malam. Ia melihat tangan kanannya, memastikan ini sudah pukul berapa. Jam 11 malam, dan gadis didepannya tidak merasa takut sekali akan menaiki ojek online jam segini.
"Sini gue anter, udah malem. Nanti lo diculik sama setan" Jehian menarik tangan Resa dengan sedikit kasar. Tidak habis pikir dengan gadis itu.
"Gak ah, gue lebih takut di culik sama lo" jawabnya sembari mencoba melepaskan genggaman pada tangannya.
"Kalo lo gak percaya. Nih dompet ada ktp sama atm pinnya 610494. Laporin gue ke polisi kalo gue macem-macem" kata Jehian sembari mengulurkan tangan berisi dompet.
Malam itu, Resa pulang tidak memakai helm dengan boncengan pemuda yang baru saja di temuinya. Membawa seribu pertanyaan dalam benaknya, atas sikap pemuda didepannya.
Pukul setengan duabelas malam tepat, mereka sampai pada rumah yang terlihat sederhana.
"Dikunciin?" tanya Jehian.
"Gak" Resa menjawab dengan turun dari sepedah motor berukuran besar itu.
"Gue tungguin sampek dibukain pintu. Kalo Bunda lo tanya biar gue jawab"
"Santai ajalah, palingan juga diem"
Resa mulai melangkah, mengetuk pintu rumah sembari memanggil bunda, yang sepertinya sudah lelap tertidur dan menaungi mimpi.
Tidak lama, mungkin 3 menit. Perempuan dewasa dengan rambut sedikit berantakan muncul. Jangan heran, pintunya terbuat dari kaca, jadi bisa terlihat jelas dari luar. Dibukanya pintu dan bundanya hanya melihat sebentar pda Jehian. Lalu acuh masuk kedalam rumah. Padahal pemuda itu baru saja akan menyapa.
"See?" kali ini Resa berbicara pada Jehian dengan alis terangkan sebelah.
Jehian hanya diam, asing dan kasian.
"Udah ya lo pulang. Udah malem juga gak mungkin gue suruh masuk" itu usiran sepertinya. Resa terlalu takut melihat respon Jehian pada kejadian 5 menit tadi. Resa tidak butuh belas kasihan. Sungguh.
Jehian pulang sehabis melihat Resa masuk rumah lalu menguncinya. Berpikir bagaimana bisa gadis itu seperti tidak terjadi apa-apa dalam hidupnya. Topengnya terlalu banyak sampai Jehian tidak bisa menebak salah satunya.