"Mau coffee apa noncoffee?" tanya Jehian pada gadis yang berada disebelahnya.
"Aeropress pake aceh gayo aja" Jehian itu bertanya kopi atau tidak. Jawabannya meleset terlalu jauh dari dugaannya.
"Oke, mau sekalian rotinya kak?" pemuda itu bertanya seolah-olah barista yang sedang bekerja. Dijawab gelengan, tapi Jehian tetap pesankan. Dia tau gadis itu susah untuk dimengerti.
Entahlah. Ini peetemuan pertama mereka, tetapi kenapa mereka berdua seolah-olah sudah mengenal dari lama. Becerita bahkan saling melemparkan tatapan yang sulit diartikan. Saling menebak-nebak isi pikiran masing-masing dengan kebingungan.
Mereka dalam keheningan yang lama setelah duduk pada salah satu meja. Sibuk dengan nikotin yang mereka hisab seperti tidak ada beban dalam hidupnya.
"Lo kenapa?" tanya pemuda yang sepertinya sudsh tidak tahan akan kesunyian.
"Ya gak papa. Emang kenapa?" Resa kenapa balik bertanya? Pikirannya sungguh tidak bisa ditebak barang sebentar.
"Lo keliatan baik-baik aja"
"Ya emang. Gue cuma lagi ketawa aja sama permainan dunia dan takdir gue sendiri" kali ini baru Jehian mengernyitkan dahi, tidak paham maksutnya.
"Berarti emang lagi gak baik-baik aja" jawab Jehian dengan tangan seperti akan melayang pada muka cantik Resa.
Resa? Tertawa hampir menitihkan air mata. Respon pemuda itu terlihat menggemaskan dimatanya. Lalu terbatuk karna tertawa dengan asap dimulutnya. Kali ini Jehian yang tertawa sampai akan terjatuh dari tempat duduknya.
Begini saja, dua pemuda itu terlihat bahagia seperti semua baik-baik saja.
Pertemuan tidak sengaja tadi hanya dilalui dengan membicarakan nasib Naruto dan Kurama tanpa membahas beban yang mereka bawa.
Melupakan sejenak alasan mereka keluar kamar tanpa menyinggung apa-apa. Saling berpikir mungkin bisa bertemu lagi, entah untuk ngopi atau sekedar jalan-jalan di malam hari.
