* 6 *

579 72 3
                                    

Jaehyun terbangun dari pingsannya. Ia memperhatikan sekeliling. Sepertinya ia berada di dalam semak-semak. Jaehyun menyentuh pipinya yang terasa nyeri dan panas.

"Biasakan dirimu. Itu akan terasa sakit selama beberapa hari." Terdengar suara seorang pria yang datang mendekat. "Wiski" Pria itu meletakkan segelas wiski di depan Jaehyun.

"Ku rasa kau salah orang." Jaehyun mencoba untuk membuka suara. "Ku rasa telah terjadi kesalah pahaman."

"Kau Jung Jaehyun si bajingan itu kan?" Tanya pria itu sambil mendudukkan dirinya di bawah pohon.

"Bajingan?'' tanya Jaehyun heran.

Pria itu menatap tajam Jaehyun. Tak ada wajah bersahabat yang ia perlihatkan. "Saya Kim Doyoung. Suami Taeyong."

Jaehyun hanya ber "oh" untuk menanggapi pria di depannya itu sebelum ia bertanya kembali. "Kita dimana ini?"

"Tidak penting." Sambil mengeluarkan pistol dari balik jaketnya, Doyoung menjawab "Bersyukurlah kau masih hidup."

"Maksudmu, a-aku, akan tetap hidup, kan?" Tanya Jaehyun tergagap dan mencoba untuk memundurkan badannya.

"Diam. Dan minum saja wiskinya."

Jaehyun pun segera mengambil wiski yang ada di depannya itu dan meneguknya hingga habis. Setelah gelasnya kosong, Jaehyun kembali mencoba untuk berbicara. "Tuan, tolong dengar. Aku ke sini bukan untuk mencari masalah."

Dengan cepat doyong memotong ucapan Jaehyun. "Kau membuat masalah 12 tahun lalu dan aku yang menanggung akibatnya."

"Kau tahu tentang aku?" Tanya Jaehyun.

"Yuta bercerita padaku sudah lama sekali."

"Tidak, Tuan. Aku..."

"Andai aku bisa menemukanmu, pasti sudah ku beri pelajaran. Tapi tak ada yang tahu keberadaanmu." Lagi-lagi Doyoung memotong ucapan Jaehyun, seakan ia tak memberi kesempatan Jaehyun untuk menjelaskan.

"Taeyong..."

"Jangan sebut namanya!" Bentak Doyoung pada Jaehyun.

"Ya, Tuan."

"Ku harap kau tak berpikir bahwa ia masih menunggumu dan menantikan cintamu." Ucap Doyoung yang mengarahkan moncong pistolnya pada Jaehyun.

"Tidak, Tuan. Aku mengerti." Jawab Jaehyun dengan segala rasa takutnya kepada Kim Doyoung.

Doyoung kembali menurunkan pintolnya dan menyandarkan badannya ke pohon. Lalu ia meraih botol wiski di sampingnya dan meneguknya dengan kasar.

Doyoung pun menceritakan pada Jaehyun, bagaimana Taeyong setelah ia disakiti oleh Jaehyun. Taeyong yang sudah tak percaya akan cinta atau roman lagi.

Taeyong tidak pernah lagi menonton film atau mendengarkan lagu. Ia simpan semua di dalam dirinya. Bahkan sampai ia menikah pun, Taeyong tidak mencoba untuk memandang suaminya, Doyoung hanya harus mencintainya dari kejauhan. Taeyong yang hanya mengerjakan pekerjaan yang menjadi kewajibannya.

Rumah tangga mereka tidak memiliki kekurangan. Taeyong adalah istri yang sempurna. Doyoung adalah lelaki sempurna. Tapi kenapa tidak ada kasih cinta di antara mereka.

Setiap kali Doyoung berbicara soal cinta, tiba-tiba saja Taeyong teringat akan pekerjaannya. Membersihkan rak di dapur, mencuci piring yang kotor, dan lainnya.

Doyoung selalu menantikan saat dimana ia bisa menatap mata Taeyong, untuk mengetahui apa yang tak bisa Taeyong lihat dalam dirinya.

"Tuan, andai aku bisa bertemu dengannya lima menit saja, aku ingin menjelaskan..."

Heart Breaker * Jaeren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang