* 10 *

881 78 11
                                    

Jaehyun menatap fotonya dengan Renjun yang ada di ponselnya. Ia mengingat semua kenangan indah yang telah ia lalui bersama Renjun. Saat ini Jaehyun sedang berada di pesawat tujuan Sydney. Ia pulang setelah urusannya untuk meminta maaf pada Taeyong dan Jaemin selesai. Tak lama pesawat pun akhirnya mendarat di bandara Sydney.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Jaehyun pada sahabatnya, Jungwoo yang datang menjemputnya di bandara.

"Aku baik-baik saja." Jawab Jungwoo. Ia tersenyum bangga pada Jaehyun. "Kau seorang penakluk. Keinginanmu sudah kau wujudkan. Ayo cepat! Ada yang menunggumu."

Jaehyun mengernyitkan keningnya bertanya, "siapa?"

"Ayo!" Jungwoo menarik tangan sahabatnya itu untuk mengikutinya.

Jaehyun terpana saat Jungwoo menghentikan langkahnya, dan melihat sebuah mobil berwarna hitam terparkir di depannya.

"Oh my God! Wow!" Jaehyun dan Jungwoo melangkah mendekati mobil itu.

"Gabungan mobil serba guna bertenaga besar dan dengan kap terbuka. Dia saudaramu dan kekasihku, mau mencoba?" Ucap Jungwoo pada Jaehyun seraya menyodorkan kunci mobilnya pada Jaehyun.

"Tentu! Kau selalu mencuri permainanku, dan bermain dengannya. Sekarang giliran ku!" Jawab Jaehyun sambil mengambil kunci itu dari tangan Jungwoo.

*
*
*

Jaehyun memasukkan kunci pada lubang kunci di pintunya. Namun anehnya, pintu itu tidak bisa dibuka. Ia mencoba terus memutar kuncinya namun tetap tidak bisa dibuka. Dengan terpaksa, Jaehyun akhirnya mendobrak pintu itu hingga terbuka.

Ada banyak kertas surat berserakan di balik pintu itu saat pintu berhasil terbuka. Jaehyun memasuki rumahnya dan menutup kembali pintunya. Ia memperhatikan kertas-kertas itu sebelum mengambil dan membacanya.

"Kau tak tahu seberapa besar keberanian yang ku coba kumpulkan untuk menulis surat padamu. Jaehyun, aku membuatmu patah hati. Tapi malah aku yang terluka. Aku meninggalkanmu, tapi kenapa aku yang kehilangan dirimu? Untuk menceritakan bagaimana perasaanku, menjadi sama pentingnya seperti aku bernapas. Aku membuatmu menjadi bagian dari hari-hariku. Aku menyuratimu setiap hari. Tapi aku tak tahu apa kau membacanya atau kau buang begitu saja, dan tertawa sambil berkata betapa bodohnya dia. Hari ini aku ada dalam keadaan yang sama. Seperti posisimu setahun yang lalu. Dan ini bukan keadaan yang menyenangkan. Maafkan aku. Aku mencintaimu, Jaehyun. Cinta yang untuk selamanya. Cinta tiada akhir, selamanya."

Jaehyun membaca semua isi surat yang berserakan itu, hingga akhirnya ia melihat satu surat yang baru datang dari bawah pintu.

"Renjun!" Panggilnya. Jaehyun segera berdiri dan membuka pintunya melihat ke luar. Ia tak melihat siapa-siapa. Jaehyun berlari mencoba mencari Renjun hingga akhirnya ia melihat sosok mungil itu sedang membuka pintu taksi yang terparkir di depan sana.

"Renjun!" panggilnya terus berlari mengejar Renjun yang sudah terlanjur masuk dan melajukan taksinya.

"Sialan, Renjun!"

Taksi!

Taksi itu berhenti saat seorang pria paruh baya bersama anak kecil memberhentikannya. Ini kesempatan bagi Jaehyun. Dengan terus berlari, Jaehyun segera membuka pintu taksi itu dan akan masuk ketika ia berhasil menggapai taksi itu. Namun sayangnya ,orang lain telah lebih dulu duduk di sana.

"Maaf, aku butuh taksi ini." Ucapnya pada pria paruh baya itu.

Renjun menoleh saat mendengar suara yang ia kenal.  terkejut, tentu saja Renjun terkejut.

"Aku yang dapat lebih dulu. Aku harus segera naik pesawat." Jawab pria paruh baya tersebut.

"Tidak, kau tidak mengerti."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heart Breaker * Jaeren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang