* 2 *

1K 127 5
                                    

Jaehyun terus memandangi kartu nama yang diberikan oleh sopir taksi kemarin. Ia melirik Jungwoo yang duduk di depannya sedang membaca majalah bisnis.

"Dengar, Jungwoo. Apa kau tahu, bahkan ada sopir taksi cantik di Sidney?'

"Seorang gadis Australia?" Tanya Jungwoo sedikit antusias.

Jaehyun menggeleng. "Pemuda Asia." Jawabnya. "Seorang pemuda mungil yang cantik. Sepertinya ia orang China."

*
*
*

"CSL bergerak dengan sangat cepat."

"Ya, tapi aku pasangkan uangku pada Rio Tinto. Perputaran uangnya di tetapkan sebelas persen lebih tinggi dari putaran tahun lalu."

"Kurasa kau benar."

Renjun, diam-diam mendengarkan obrolan dua orang yang duduk dibelakangnya.

"Tolong berhenti di sini." Ucap salah satu dari mereka tiba-tiba.

"Baiklah." Renjun menepikan taksinya. "Sepuluh dollar."

Dua orang itu pun keluar dari taksi setelah memberikan sepuluh dollar pada Renjun.

"Rio Tinto" ucap Renjun pelan sembari menuliskan nama itu di sebuah kertas kecil. Ketika hendak menyimpan kembali kertasnya, terdengar suara ponsel yang berbunyi. Renjun segera mengangkatnya.

"Hallo?"

"Hallo, ini Jaehyun." Jawab suara dari seberang telepon.

"Jaehyun?" Tanya Renjun bingung. Siapa Jaehyun? Ia tak merasa pernah punya kenalan dengan nama Jaehyun.

"Malam itu, aku yang bersama seorang gadis." Renjun masih mendengarkan orang yang di seberang telepon dengan dahi yang mengkerut. "Kau antarkan aku ke Double Bay."

"Oh..." Renjun ingat sekarang. "Kau pria yang diputuskan itu?"

"Haha... Ya, benar. Bisa tolong jemput aku?"

Setelah menerima alamat yang diberikan oleh Jaehyun, Renjun pun melajukan taksinya untuk segera menjemput Jaehyun.

Renjun memberhentikan taksinya di depan Jaehyun yang sedang duduk sendiri menunggunya di depan rumah kecil bertingkat dua. Renjun tertawa saat melihat keadaan Jaehyun yang hanya memakai celana pendek, tanpa atasan.

"Apa yang lucu?" Tanya Jaehyun.

"Tidak ada. Apa yang terjadi?" Tanya Renjun balik.

"Tidak ada sama sekali. Apa yang akan terjadi?"

"Maksudku, kau berkeliaran dengan celana dalam hanya untuk bersenang-senang?"

"Oh. Tentu saja." Jawab Jaehyun santai.

Belum selesai Jaehyun berbicara, ia dilempari pakaiannya dari lantai dua. "Tolol!" Ucap seorang gadis dari atas sana sambil terus melemparinya dengan pakaian-pakaian Jaehyun.

Renjun tertawa melihat pertunjukan di depannya. Lalu ia memanggil Jaehyun untuk segera masuk ke dalam taksi.

"Mau kemana?" Tanya Renjun setelah ia mulai menjalankan taksinya.

"Sebenarnya aku sangat lapar. Dimana kita bisa mendapatkan makanan pada jam seperti ini? Ada ide?"

"Aku punya banyak ide tapi tak ada yang istimewa. Tak apa?" Tanya Renjun kembali.

"Tentu saja bisa."

Jaehyun memasang pakaiannya di dalam taksi. Setelah selesai ia menyodorkan tangannya pada Renjun. "Oh, ya. Aku Jaehyun." Katanya mengenalkan diri.

"Okey." Renjun hanya melirik ke tangan Jaehyun sehingga Jaehyun menarik kembali tangannya.

*
*
*

Di sebuah pantai, Jaehyun dan Renjun duduk di depannya dengan sekotak Pizza di sampingnya.

"Kenapa hidup tak sederhana." Keluh Jaehyun membuka suara.

"Kenapa orang-orang menjadi  begitu filosofis setelah melihat matahari terbit dan terbenam." Jawab Renjun. "Sebenarnya, hidup bisa sederhana atau rumit tergantung bagaimana kau menjalaninya."

"Baiklah, lalu apa rencana sederhanamu?"

"Apalagi? Sekolah B Siang hari, dan mengemudi taksi malam hari."

"Sekolah B?" Tanya Jaehyun. "Oh...! Aku tahu. Sekolah Bisnis, Lalu bekerja, lalu menikah dan berlibur ke Hawai."

"Kenapa kau harus menikah dari semua ini?" Tanya Renjun memotong ucapan Jaehyun.

"Karena setiap orang ingin menikah."

"Tapi aku tidak. Aku tidak percaya pada pernikahan. Tidak ada kekurangan di dalam hidupku yang membuatku butuh seseorang untuk melengkapinya." Ungkap Renjun.

Jaehyun diam memandangi Renjun yang berbicara.

"Mari kita pergi. Argonya Jalan terus." Ucap Renjun Tiba-tiba. "Sudah hampir menunjukkan 50 dollar atau lebih saat ini."

"Argo?" Tanya Jaehyun kaget. "Kau tetap menyalakan argonya?"

"Tentu, Kau penumpang. Aku sedang tugas. Kau ingin luangkan waktu, Itu bukan masalahku."

Jaehyun menghembuskan napasnya. "Ya, aku mengerti."

Mereka pun akhirnya kembali ke dalam taksi.

*
*
*

Bersambung...

Heart Breaker * Jaeren ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang