Bab 2. Teman Dari Kecil

8 1 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Ailsa keluar dari ruang BK dengan wajah masamnya. Meninggalkan Aro yang berjalan dibelakangnya. Dan langsung menghampiri kedua sahabatnya yang ternyata telah menunggunya dengan segelas es teh ditangan mereka.

"Kebangetan lo, Sa. Baru hari pertama masuk sekolah udah bikin ulah aja!! Masih kebawa suasana liburan sampai bisa telat segala?" Jihan langsung memborbardir Ailsa dengan ejekannya. Sambil menyodorkan segelas es teh yang tadi dibelinya di kantin sekolah.

"Padahal katanya liburan enggak kemana-mana. Bisa-bisanya telat di hari pertama masuk sekolah. Emang dasar lo nya aja yang malas, Sa." Rora tak mau ketinggalan. Ikut mengejeknya seperti yang dilakukan Jihan.

Mendengar tuduhan dari kedua sahabatnya itu, Ailsa langsung mengeluarkan pembelaannya. Tak terima dirinya yang disalahkan.

"Enak aja. Gue tuh udah bangun pagi. Udah siap berangkat pagi. Aro-nya aja yang kebangetan. Enggak keluar-keluar padahal udah siang. Gue telpon enggak diangkat. Gue samperin ke rumahnya, sampai gue teriakin namanya enggak di jawab. Terus mau gue dobrak pintu rumahnya. . . ."

"Tapi lo enggak berani. Karena ada kalimat larangan yang bunyinya Ailsa di larang masuk, gitu kan? Iya kan?" potong Jihan cepat. Membuat Ailsa langsung menghentikan kalimatnya dan menatap Jihan dengan kening berkerut.

"Alasan lo basi, Sa. Dari dulu kalau ditanya alasannya itu mulu. Sampai hafal gue." lanjut Jihan lagi. Yang langsung di dukung oleh anggukan kepala dari Rora.

"Lo tahu enggak sih? Lo sama Aro tuh aneh. Hubungan kalian tuh aneh. Katanya temen dari kecil, masa ada larangan-larangan kayak gitu segala sih? Aneh banget sumpah!!" Jihan kembali melanjutkan perkataannya. Yang kali ini langsung disanggah oleh Ailsa.

"Siapa yang enggak berani dobrak? Tadi pagi udah gue buka tuh pintu, terus Aro tiba-tiba muncul. Ya udah gue enggak jadi masuk. Kita langsung cabut!" Ailsa mencoba menjelaskan.

"Masa?" Jihan tak percaya. Sambil menatap Ailsa dengan sebelah alis terangkat. Membuat Ailsa langsung menghela nafas pasrah.

"Tanya aja sendiri sama Aro sana!" suruhnya. Menyerah berdebat dengan Jihan.

"Emang dulu lo pernah nyuri ya di rumahnya Aro?" Pertanyaan tiba-tiba dari Rora berhasil membuat Ailsa dan Jihan langsung menoleh menatap gadis berambut sebahu itu dengan tatapan kaget.

"Enggak. Kata siapa?" jawab Ailsa cepat.

"Gue tanya aja." Rora menjelaskan. "Terus kenapa sampai lo bisa dapat larangan masuk ke dalam rumahnya Aro segala?" tanyanya bingung. Yang langsung ditimpali cepat oleh Jihan.

"Bener banget. Lo belum pernah cerita ke kita-kita alasan kenapa Aro ngelarang lo masuk ke dalam rumahnya?" kata Jihan sambil menghadang jalan Ailsa. "Pasti ada sesuatu kan?" tanyanya penasaran. Sambil menatap tajam Ailsa yang langsung menghentikan langkah kakinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARO DAN SURAT CINTA TANPA NAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang