Mean tengah berfokus pada laptopnya saat seseorang mengetuk dari balik pintu dengan gaya ketukan khas. Tentu saja Mean sudah tahu siapa pemilik gaya itu. Dia adalah Yacht, sahabatnya sejak kuliah sekaligus pengacara perusahaannya.
Seusai nada ketukan itu, gagang pintu terlihat bergerak dan wajah Yacht yang sumringah muncul dari balik pintu.
"Aku sudah mendapatkan alamatnya," ujar Yacht sambil tersenyum. Ia memainkan alisnya dan membuka pintu lebar-lebar.
"Masuklah," sahut Mean pendek.
Yacht langsung menuju meja Mean dan duduk di depannya. Ia menyimpan secarik kertas yang ia bawa sejak tadi di tangan kanannya di hadapan Mean.
Mean membawanya dan membacanya sejenak.
"Wang Nam Khiao!!" Mean mengernyitkan alisnya dan tatapannya masih pada secarik kertas di tangannya. Nadanya agak kecewa.
"Memang agak jauh, Mean! Tapi, kau harus melakukannya jika kau memang ingin menikahi Neena.
"Iya, kau benar. Baiklah kita pergi sekarang juga. Pesan tiket dan siapkan semuanya," ujar Mean. Ia berdiri dan segera bersiap. Yacht ikut berdiri.
"Sudah. Kita tinggal berangkat," ujar Yacht sambil memainkan alisnya dan tersenyum.
"Kau memang yang terbaik, Yacht. Terima kasih," ujar Mean menepuk bahu Yacht dan keduanya bergegas keluar menuju tempat parkir du basemen.
***
Pada perayaan ulang tahun yang ke-20, Mean mendapatkan sebuah kejutan dari orang tuanya. Namun, kejutan itu sama sekali jauh dari rasa menyenangkan. Ibunya mengumumkan kepada semua temannya bahwa Mean sudah dinikahkan sejak kecik dan istrinya adalah anak dari sahabat ayahnya yang tinggal nun jauh di sana.
Bukannya bahagia, Mean merasa sangat sedih dan kecewa. Pasalnya, ia sudah punya seseorang yang ia cintai. Neena namanya. Mereka sudah menjalin kasih semenjak di SMA dan ia bahkan ada di pestanya, berdiri tepat di sampingnya, saat orang tuanya mengumumkan tentang hal itu.
Seusai pesta itu, Mean dan orang tuanya bertengkar hebat. Ken dan Ploy sangat teguh pada pendirian mereka bahwa Mean harus tetap mengikuti yang mereka mau. Apapun penjelasan Mean, hasilnya adalah kesia-siaan.
Mean harus mencari tahu siapa sebenarnya perempuan yang menjadi istri misteriusnya itu dan memutuskan pernikahan dari sejak kecil ini dengan segera. Ia tidak ingin membuat Neena sedih dan juga tak mau menghabiskan sisa hidupnya dengan orang asing.
Karena hal ini, hubungan Mean dan Neena sempat putus, akan tetapi terjalin kembali berkat usaha Mean yang hebat dalam meyakinkan pujaan hatinya itu. Akhirnya, setelah enam tahun berjalan, Neena merasa lebih tenang. Mean benar-benar menunjukan keseriusannya kepadanya. Buktinya, ia giat mencari istri misteriusnya itu melalui detektif sewaannya dan Yacht, sang pengacaranya.
Setelah dua tahun mencari, usahanya membuahkan hasil. Ini juga sangat baik sebab hasilnya itu ia dapat sebelum ia berusia 30 tahun. Angka itu adalah tepat ia harus menjemput istri yang tak pernah ia kenal itu dan menjalani kehidupan sebagai suaminya bersamanya.
Sekarang, saat ia berusia 28 tahun, ia sudah menemukannya dan siap menyambangi dirinya, mendahului titah orang tuanya. Ia mendatangi sang istri bukan untuk menjemputnya, melainkan mengakhiri pernikahannya. Dan saat ini, ia dan Yacht tengah di perjalanan menuju alamat sang istri.
Menurut informasi dari Yacht dan sang detektif, istrinya berasal dari keluarga yang berada, keluarga Rathavit yang menguasai banyak perkebunan anggur hampir di seantero Thailand dan memiliki bisnis minuman baik itu anggur dan produk dari anggur dengan kelas internasional. Jadi, bisa dibayangkan aset kekayaannya yang melimpah dan bergelimangan itu.
