Yeonjun tidak pernah menyangka ia bertemu dengan sosok misterius yang menatap nya dari baik jendela kaca, dibawah rintikan hujan, dan dalam keadaan kacau berantakan.
REMAKE BOOK FROM ORIGINAL STORY BY @YBlee30 @JmLee30
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Bagaimana perasaan mu saat bertemu dengan seseorang yang tak kau kenal sampai kau harus rela membiarkannya tinggal bersamamu?
Gila bukan?
Yeonjun. Dia melakukan hal itu sekarang. Ya, ia memang sudah menganggap sebagian dari dirinya sudah gila sekarang.
Ia sendiri bahkan sudah tak habis fikir, ia yang notabene nya pemarah dan benci orang yang merepotkan, kini malah dengan ringannya membawa orang lain ke rumah pribadinya.
Jika saja saudara nya mengetahui akan hal ini. Habislah sudah ia ditertawakan mati matian.
Ia sudah berada dirumahnya sendiri, sekarang. Menatap kesal kearah satu gadis yang membuatnya terpaksa membawa dia bersamanya.
'Aku tidak punya rumah. Biarkan aku ikut pergi bersama denganmu.'
Setidaknya, itulah yang bisa ia simpulkan dari semua pergerakan acaknya yang berantakan.
Yeonjun bahkan sempat berfikir, apakah bahasa isyarat serumit itu? Atau- apakah dia hanya menggerakkan tubuhnya sesuka hati?
Gerakannya sangat acak dan kurang dimengerti.
Hingga membuat Yeonjun harus berfikir keras memutar otaknya dan menghentikan fikirannya yang lain.
Gadis itu bahkan kini tengah terduduk dihadapannya sambil menunduk. Yeonjun sudah tidak tau lagi apa yang harus ia lakukan.
Ia baru saja bertemu dengan orang bisu? Satu fakta itu saja sudah membuat dirinya sendiri kewalahan setengah mati. Apalagi sekarang ditambah fakta bahwa gadis itu akan tinggal bersamanya? Oh sial.
"Bagaimana kau tidak punya rumah, astaga. Dan lagi, bagaimana nasibku sekarang ini?" Yeonjun mengusap wajahnya dengan kasar. Saat lagi-lagi ia menatap bagaimana wajah gadis itu, yang ia lihat hanya wajah datar dengan penuh kecemasan. Dan yah, tak ada jawaban yang dapat ia dengar.
Oke. Cukup gila.
Dan menyebalkan.
Harinya akan suram mulai dari sekarang. Oh Tuhan, tidak bisakah ia hidup normal seperti orang lain?
"Sekarang apa yang harus aku lakukan?" Hening. Itulah suasana yang dapat ia rasakan.
"Baiklah. Tidur dimana saja yang kau mau. Ada banyak tempat disini. Kau mau tidur didapur, di kamar mandi, atau bahkan di teras rumah juga boleh kok. Aku lelah sekarang." Yeonjun berdiri kemudian melangkah pergi.