Yeonjun tidak pernah menyangka ia bertemu dengan sosok misterius yang menatap nya dari baik jendela kaca, dibawah rintikan hujan, dan dalam keadaan kacau berantakan.
REMAKE BOOK FROM ORIGINAL STORY BY @YBlee30 @JmLee30
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
. . .
Oh bukan. Bukan.
Jika kalian beranggapan Arin bisa berbicara, kalian salah.
Sebentar. Biar aku garis bawahi Salah.
Tapi jika kalian beranggapan Arin tidak bisa bicara juga- salah.
Lantas, siapa bilang disini hanya Yeonjun saja yang terkejut dengan keluarnya suara Arin?
Nyatanya, sang pemilik suara lah yang bahkan lebih terkejut setelah mendengar suara nya sendiri.
Sejenak setelah ia mengeluarkan suara, Arin membelalakkan matanya. Lalu dengan cepat mendorong tubuh Yeonjun agar menjauh darinya.
Satu lengannya menutup mulut tak percaya. Sedangkan yang satu lagi sibuk menekan perut nya secara kuat.
Arin menunggu beberapa saat dengan terus menekan perutnya tanpa henti. Namun, bahkan hingga beberapa menit berlalu, Arin malah mengernyitkan dahinya merasa heran. Ada apa?
Mengapa tidak ada yang terjadi?
Arin melepas satu lengan yang sebelumnya ia gunakan untuk menutup mulut nya. Lalu kini kedua lengannya benar benar memeluk perutnya sendiri. Seakan sudah siap dengan resiko yang akan ia hadapi. Hingga Arin memejamkan matanya lama sekali.
Yeonjun menatapnya lebih heran. Sosok itu membuatnya bingung.
Tadi Arin memeluknya erat tanpa tahu diri. Dan sekarang apa apaan? Ia bahkan mendorongnya kuat hingga bokongnya mencium lantai dengan tidak elit!
"Hei! Apa yang kau lakukan!" Yeonjun menatapnya cemas. Saat Arin merenggut memeluk perutnya sendiri. Apa dia sedang kesakitan?
Sedangkan Arin malah membulatkan matanya lagi. Lalu tatapannnya mengarah kearah Yeonjun seperti terkejut sudah menemukan sesuatu.
"Yeonjun!" Yang dipanggil kembali terkejut. Ia bahkan baru sadar bahwa beberapa menit lalu, ia baru saja mendengar suara sosok itu didepan telinganya langsung.
"Yeonjun." Arin mengulang suaranya, meskipun sedikit terdengar gemetar.
"Hah?!" Arin kembali terkejut dengan reaksi tubuhnya sendiri. Ia kembali menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Kau bisa bicara?!" Arin yang panik langsung menggeleng kuat.
"Kau bisa bicara? Hah?! Apa kau sedang berusaha menipuku ya?!" Yeonjun menunjuk Arin yang masih terduduk. Sedangkan ia sudah berdiri tegak menjulang didepannya.
Arin kembali menggeleng kuat.
"Tadi itu kau berbicara, dan kau masih mau menyangkalnya? Kau fikir aku bodoh? Dasar gila!" Yeonjun menarik pergelangan tangan Arin dan kemudian menyeret sosok itu keluar dari sana.
Cukup. Ia cukup dipermainkan hari ini.
Dan ia sangat lelah hingga rasanya ingin tidur lebih lama.