1. Nana dan awal kisahnya.

5.7K 478 13
                                    

"Nghh ~~" desahan yang mengalun lemah itu terdengar hingga ke penjuru ruangan. Terlihat di sana, tepat pada sofa yang berada di tengah ruangan kepala sekolah itu kini menjadi penopang dua orang yang saling berciuman.

Ah, jika di lihat lebih teliti, tidak keduanya merasa senang. Salah seorang pemuda yang telah dalam keadaan naked terlihat terisak dengan punggung bergetar. Namun yang lebih dewasa tidak memperdulikan hal itu, justru semakin memperdalam hujaman yang tengah ia lakukan.

Lee Jeno, tertera jelas nametag di dada kiri yang tertempel di bajunya. Keringat telah mengucur deras dari dahi menuju leher. Terlihat amat seksi bagi sebagian orang. Menggeram pelan, pria itu kembali mempercepat gerakannya saat merasa pelepasannya sudah dekat.

Berbeda dengan jalang muda yang di sewanya pada sebuah bar itu. Raut wajahnya terlihat amat tersiksa, seakan tidak menikmati permainan nya kali ini. Hingga saat tubuhnya terhentak bersama jerit kesakitan, akhirnya permainan selesai. Pemuda itu bangkit dengan perlahan, namun tubuhnya kembali ambruk karena terlalu lemas.

Pemuda itu salah, permainan yang di kiranya telah selesai itu teryata baru permulaan. Pria dewasa yang sangat di sambut kedatangannya oleh pemilik Bar itu ternyata kembali tegang. Dengan tidak pedulinya membanting tubuh lemah itu ke atas sofa. Meskipun Sofanya lembut, namun pemuda itu tetap meringis kesakitan, bagaimana pun penis besar yang kembali tegang itu masih tertanam dalam lubangnya.

"Ah! Ampun Tuan, aku sangat lelah ..." Bisiknya pelan, tubuhnya terasa mati rasa. Namun pria yang kini telah membalik tubuhnya menjadi menungging itu seakan tuli. Kembali memberikan hujaman menyakitkan tanpa ampun, membuatnya menjerit membabi buta. Ini adalah seks pertamanya, tentu saja merasa sangat sakit saat di hujan tanpa kelembutan.

"Arghh--- Na Jaemin fuck! " Bisik Jeno, membayangkan bahwa pemuda yang sedang di gagahinya adalah seseorang yang mampu menarik perhatiannya.

Hingga dua puluh menit berlalu, akhirnya Jeno berhenti juga membuat pemuda yang di ambang sadar itu mampu menghela nafas lega. Di lihatnya lubang yang terdapat bercak darah. Ia terisak, sangat sakit bahkan saat hujaman itu sudah selesai.

Sedangkan pria dewasa itu kini sudah memakai jasnya yang tadi sengaja di lepas. Mengeluarkan cek dari sakunya sebelum melempar lembaran kertas itu di tempat tidur. Jeno benar-benar berlalu setelah membayar jalang pemuasnya hari ini.

______

Mendengus kesal, pemuda yang biasa di sapa Nana itu kembali menghentakkan kakinya ke lantai. Sudah satu jam lebih dirinya menunggu Renjun di depan aula, namun sahabatnya itu tidak juga kunjung datang. Padahal kakinya sudah terasa pegal.

Menghela nafas sejenak, Nana memilih kembali menatap lapangan basket yang memang bisa di lihat dari posisinya. Berfikir sejenak, dari pada ia menunggu lama di sini lebih baik ia mencari hiburan terlebih dahulu. Mungkin bermain basket tidak salah, sekalian menebar pesona pada kaum ciwi. Siapa tahu Hyuna si primadona sekolah melihatnya.

"Oi! Mark!" Teriaknya membuat si kapten basket di sana menoleh. Pemuda yang satu atap dengannya itu menoleh, melambaikan tangan menyuruh Nana untuk mendekat.

"Belum balik, Na?" Tanya Mark pelan. Ia melempar bola basket yang berada di tangannya pada rekan yang lain sebelum berjalan mendekati Nana yang menunggu di pinggir lapangan.

"Belum, nungguin Injun." Jawab Nana, netranya terus memperhatikan setiap langkah yang di ambil pemuda beralis camar. Hingga pemuda itu berhenti tepat di depannya, barulah Nana berujar menyampaikan tujuannya.

Because I Love U [Mature Content] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang