Tolong bijak. Dari awal aku udah ingetin kalo book ini bergenre mature.
______
"Maaf! Please berenti!"
Hancur sudah raut mengerikan di wajah Nana, kini yang ada hanya raut melas penuh harapan. Berharap Jeno menghentikan kegiatan yang tidak bermoral padanya. Sejujurnya, Nana kini merasa amat ketakutan. Tubuh bagian atasnya telah telanjang sempurna, berkat Jeno yang melucuti bajunya dengan kasar.
Raut wajah yang jauh lebih tua darinya itu terlihat datar tanpa ekspresi. Terus mencoba menahan kakinya yang memberontak. Hingga akhirnya pria tersebut berhasil menahan seluruh pergerakannya. Menghela nafas sejenak, lama-lama Nana lelah juga memberontak.
'Ini kalo sipat gue yang asli keluar mungkin Jeno gila langsung ilpil kali ya? Coba ah!' batinnya.
Nana itu sulit di tebak, sikap dan perilaku pemuda itu bervariasi seperti roti selai. Lihat saja, baru beberapa menit yang lalu pemuda itu memasang raut memelas, namun saat ini justru raut meremehkan yang membuat Jeno mengernyit bingung.
Dugh
Sekali tendangan tubuh Jeno terpental begitu saja. Tenaga Nana memang tidak bisa di anggap remeh, bahkan para senior di sekolahnya sering meminta bantuannya jika sedang melakukan aksi tawuran dengan sekolah lain. Nana memang memiliki wajah manis, namun sikapnya benar-benar seperti brandal.
"Pedopil sialan! Lo kira gue lemah hah?!" Sentaknya sebelum mengambil atasan piyama yang entah milik siapa. Di pakainya atasan tersebut sebelum berlari ke arah pintu. Jeno yang baru saja bangkit dari lantai tersebut langsung ikut bergerak cepat.
Menarik lengan lentik yang baru saja hendak membuka knop pintu. Di tariknya dengan keras hingga tubuh Nana membentur tubuhnya. Keduanya terdiam, masuk ke dalam pandangan masing-masing. Manik keduanya saling memandang, mencoba menyelami lebih dalam binar berbeda itu.
Namun semua tidak berlangsung lama saat Nana mendorong tubuh besar tersebut menjauh. Baru saja hendak berlari sebelum Jeno kembali menariknya, kali ini Jeno menggunakan setengah tenaganya untuk mengangkat Nana dan membantingnya ke atas kasur.
Mengukung tubuh tersebut, sudah cukup Jeno bersabar sedari tadi. Ia sudah mencoba menekan emosi yang sedari tadi ingin meletup keluar. Pemuda di depannya benar-benar bebal dan keras kepala. Jeno hampir saja kelepasan.
"DIAM!" Bentakan tersebut membuat Nana yang sedari tadi memberontak langsung terdiam. Di tatapnya netra berkilat milik Jeno itu. Melihatnya mampu membuat Nana bergetar takut. Aura yang keluar dari dalam diri Jeno benar-benar membuatnya merasa terintimidasi.
"L-lepasin!" Sial, Nana mengumpat dalam hati. Mengapa di saat seperti ini dirinya malah merasa gugup. Belum lagi tatapan Jeno yang setajam pedang itu benar-benar membuatnya lemah.
"Kau! Aku sudah mencoba mengerti sedari tadi, tapi kau benar-benar membuat emosiku naik! Tidak bisa kah kau menurut?!" Sentaknya lagi. Kali ini Nana tidak membalas, justru kini mata pemuda yang sedari tadi melawan terlihat berkaca-kaca.
Nana memang tidak memiliki orang tua lagi, ia hidup di dunia yang kejam. Namun tidak pernah sedikitpun ia mendapat bentakan, selama ini Mark dan Mami panti benar-benar menjaganya. Namun Jeno, pria gila yang mengakui telah jatuh cinta padanya kini membentak dengan lancar?
Menghela nafas pelan, Jeno kembali menekan emosi yang telah keluar itu. Menatap sang pujaan dengan lebih lembut, kali ini Jeno memancarkan kilatan tulus hingga membuat Nana tertegun di tempatnya.
"Aku tahu, umur kita berbeda jauh. Aku tahu apa yang aku katakan memang sangat tidak masuk akal karena terlalu cepat. Tapi aku benar-benar serius saat aku mengatakan aku mencintaimu. Mungkin ini terdengar gila, namun bagiku, Na Jaemin adalah cinta pertamaku." Ujarnya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love U [Mature Content] ✓
Fanfic"Jadilah milikku, maka akan ku berikan apapun yang kau inginkan." LJ "Ingatlah satu hal, Tuan. Aku tidak menjual apapun." NJ Jeno tidak tahu mengapa bisa jatuh cinta pada Na Jaemin, murid brandal di sekolah miliknya. WARNING! CERITA MENGANDUNG ADEGA...