Selamat membaca
Rio Narendra baru saja selesai mencetak beberapa foto hasil jepretannya. Sambil menunggu hasil print out selesai, ia mulai menulis jurnal hariannya. Sejak lulus kuliah beberapa tahun yang lalu, Rio sudah memutuskan untuk keliling dunia dan menjadi relawan.
Hasil jepretan dan tulisannya sangat laku di berbagai koran dan majalah. Ia juga sudah beberapa kali mencetak buku panduan perjalanan bagi kaum penyuka petualangan. Tak hanya itu, ia juga menulis buku tentang kisah atau kejadian yang ia abadikan dalam bentuk foto selama perjalanannya mengelilingi dunia.
Rio juga belajar tentang medis dan pertolongan pertama untuk membuatnya semakin terampil. Di saat waktu senggangnya ia juga melukis namun hasil lukisannya tidak pernah ia pajang dipameran, padahal banyak dari temannya yang bergelut di dunia seni sangat kagum dengan hasil karyanya.
Ditengah kesibukannya menyusun foto, ponselnya berdering. Rio kemudian meletakkan lembar foto itu dan melirik pada ponselnya. Ternyata panggilan video call dari Roy Narendra- kakaknya. Rio meenjawab telpon sambil kembali memegang lembaran foto.
"Hoi Rio. Besok jadi pulang kan?" Roy tampak berada diruang kerja dan tersenyum lebar padanya.
"Jadi kak. Besok jemput kan?" ucap Rio sambil melihat ke layar.
"Iya. Kami yang akan menjemputmu. Mama sama papa masih jalan jalan di Eropa."
"Kami? Siapa aja?"
"Aku, sama mama sama papa, Om." Rio tersenyum saat melihat Aryasatya -keponakan- imutnya yang masih berumur 4 tahun itu tengah menguasai ponsel milik Roy.
"Oyaaa?" Rio tersenyum lebar karena senang.
"Bentar bentar Om. Apa pa?" Rio menanti jeda suara hanya terdengar suara tawa kecil dari keponakannya. Tampak kakaknya tengah membisikkan sesuatu pada Arya.
"Ada apa Ar?"
"Itu, om kapan bawa tante cantik kesini?" tanya Arya kemudian cekikikan.
"Kan ada tante Dena." sahut Rio sambil menyebut nama adik dari kakak iparnya.
"Bukan itu Om. Tante yang masih single gitu. Hihihi." Arya kembali cekikikan, kali ini terdengar tawa kakaknya. Rio pun ikut tertawa mendengar suara tawa mereka.
"Ga ada Ar. Udah ya, Om tutup nih."
"Tunggu Om. Bawain action figure lagi ya Om. Yang Loki ya om."
"Kok Loki sih? Thor kan kamu belum punya."
"Yang super hero udah lengkap Om. Yang Villainnya belum lengkap."
"Loki aja?"
"Iya. Hehehehe. Makasih Om. See you."
Sambungan video call sudah berakhir. Rio melihat ke arah jam dan menyadari klo hari ini ada meeting dengan salah satu penerbit. Tanpa terasa sudah menjelang siang, Riopun bersiap untuk meeting di kantor penebit.
.....
"Bulan depan sudah mulai cetak ya."
"Iya tentu saja. Buku anda kali ini yang berisi tentang sejarah sebab akibat dari perang dan dampak berkepanjangan dari peristiwa ini, sangat jelas dan detail. Seperti biasa penelitian anda ini tidak pernah mengecewakan." ucap Angela- seorang editor.
"Terima kasih banyak. Jika sudah tidak ada hal lain, saya akan pamit."
"Ok. Have safe flight ya untuk besok." ucap Angel kemudian mereka berjabat tangan.
Rio langsung melangkah pergi meninggalkan gedung penerbit namun saat akan masuk ke dalam mobil ia mendapat telepon.
"Halo Jordy."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Sang Pewaris (Completed)
RomanceWarning 21+ Sebagai anak kedua Rio Narendra (Rio) sudah tahu bahwa dirinya tidak akan menjadi pewaris bisnis yang dibangun oleh ayahnya. Roy Narendra sebagai anak pertama sudah dipersiapkan untuk menjadi sang pewaris. Akhirmya Rio memutuskan untuk b...