Perjalanan dari Indonesia ke Inggris membutuhkan waktu sekitar 14 jam, setidaknya itu yang dikatakan oleh awak kabin yang berada di pesawat dengan speaker yang terpasang di sekitar pesawat. Sekitar setengah jam dihabiskan untuk menunggu para penumpang yang masih belum berada pada pesawat. Sementara itu aku mematikan telepon genggamku dan memainkan monitor yang ada didepan tempat dudukku, sebelumnya aku mengencangkan seatbelt dulu. Sekitar setiap 3 jam perjalanan para pramugari-pramugari akan menawarkan makanan ringan ataupun makanan yang tinggi akan kalori dengan minuman-minuman yang banyak pilihan . Aku memilih jus apel saat ia tawarkan karena memang aku orangnya suka buah apel . Jam 6 sore , speaker pesawat mulai berbunyi dan mengatakan akan mendarat sesaat lagi .
"Sebentar lagi akan menginjak salju !" seruku dengan senyuman sambil menatap keluar jendela pesawat. Salju masih belum terlihat karena kami masih berada diketinggian yang lebih tinggi dari tempat jatuhnya salju.
20 menit kemudian kami mendarat, pendaratannya sangat nyaman. Tidak seperti pesawat penerbangan domestik biasa yang pendaratannya sangat keras . 'Yay ! Salju wait for me' batinku dan menatap keluar jendela yang jalannya sudah dipenuhi oleh bantalan salju namun banyak petugas yang membersihkan salju-salju dari landasan pesawat .
"Para penumpang yang terhormat, saat ini kita telah mendarat di Bandara Heathrow, Inggris setelah menempuh perjalanan selama 13 jam karena kita mendarat lebih cepat dari waktu yang telah diperkirakan dikarenakan ada perubahan kecepatan angin. Suhu sekitar mencapai 10.6 derajat celcius. Jam di Indonesia saat ini menunjukkan pukul 5 sore sedangkan zona waktu Inggris sekarang sedang menunjukkan pukul 10 pagi. Lampu tanda sabuk pengaman telah dipadamkan. Penggunaan telepon genggam atau alat elektronik sejenis lainnya masih tidak diperbolehkan sebelum pesawat berhenti total. Terima kasih kepada para penumpang yang terhormat karena memilih untuk terbang bersama kami" bunyi speaker pesawat yang kemudian dilanjutkan dengan versi inggrisnya. Ekspresi mukaku sudah nyengir-nyengir kesenangan namun rasa rindu akan mom masih terlantas dipikiranku.
Setelah turun dari pesawat aku bergegas menuju kedalam bandara karena suhu di sini 'Gosh ! Aku ga kuat, terlalu dingin' batinku dan kedua tanganku melipat didepan dada berusaha menghangatkan diri. Didalam bandara masih terasa udara-udara dingin yang menusuk kulit walaupun heater-heater berusaha menghangatkan ruangan tapi setidaknya ini lebih baik daripada berdiri di luar sana. Segeraku pergi ke tempat pengambilan bagasi, mungkin karena aku sudah bisa penumpang yang dikatakan telat jadinya bagasi muncul sebentar saja dan aku langsung jalan menuju pintu keluar bandara melirik kanan kiri mencari paman Douglass.
"Callie, over here! Long time no see my beautiful niece" suara paman Douglass terdengar dari keramaian di depan yang membuatku jalan cepat ke arah suara baritone tersebut.
"Uncle!!!" segeraku lepaskan genggaman tanganku dari koper dan memeluk erat paman Douglass , rasa hangat dalam sekejap menyelimuti kulitku yang sangat kedinginan sekarang "Aduh kangen banget sama uncle! Udah berapa tahun ga liat wajah tampan uncle yang ga tua-tua" ledekku yang dibalas dengan senyuman hangat diwajahnya yang mulus nan putih.
"Baiklah, ayok masuk mobil . Di sini sangat dingin" ucap paman Douglass dengan nada-nada bule yang berusaha ngomong Indonesia . Iya , lucu... konyol banget aku sempat tertawa . Ia bantu membawa koper beratku dan segera kami menuju mobil mewahnya .
"Huh... capek banget" desahku setelah duduk di dalam mobilnya yang segerea ia nyalakan dan menekan tombol heater berusaha menghangatkan udara di dalam.
"Habis pulang istirahat dulu , perjalanan terbang selama 14 jam itu memang melelahkan. Paman sudah pengalaman" ucap paman dengan sifat seorang ayah, berusaha menjaga anaknya dengan baik dan benar.
"Iya, rumah paman jauh ?"
"Lumayan, kamu tidur saja. Paman akan nganterin kita sampe rumah dengan aman ." sekejap tawaku keluar dari mulutku 'Aduh... ga usah ngomong sopan juga keles'
"Maklumin paman , paman tidak terlalu bisa bahasa ." ujarnya berusaha membuat tameng harga diri karena tidak bisa mengucapkan bahasa Indonesia dengan benar .
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love Flavor : Meeting Again [Discontinued]
RomanceTaylor Callie adalah wanita karir muda yang pernah mengalami jatuh cinta. Bagi dia cinta adalah hal yang buruk. Perasaan itu menghalangi cita-citanya yang besar, menjadi direktur atau memiliki kedudukan yang tinggi di perusahaan. Dengan kemampuan in...