Aku terbaring di kasur empuk ini kurang lebih telah melewati waktu 15 menit. Dekapan hangat tangan Alex yang keras menyelimuti pinggangku, membawa kami lebih dekat... wajah Alex tidak berhenti tersenyum sejak kami mulai terbaring di tempat tidur kamar Alex. Dengan seprai berwarna hitam putih, warna kesukaan Alex beserta bed cover yang berwarna hitam menutupi sebagian besar tempat tidur ini. Sekitar 6 bantal di sediakan untuk Alex, masing-masing dengan pattern yang berbeda.Sebuah lampu gantung besar dengan kristal-kristal kecil sebagai dekorasinya tergantung di tengah-tengah ruangan kamar tidur Alex. Ruangan ini seperti di desain oleh beberapa desainer internasional yang terkenal. Seperti ruangan lainnya, ruangan ini desain sedetil mungkin.
Hawa-hawa seorang pria tercium selama aku berbaring di tempat ini. Mata Alex terpejam dan ia menempatkan dagunya di puncak kepalaku. Tangan kanannya ia lingkarkan di pinggangku dan tangan kiri ia gunakan sebagai bantalan. Wajah mulusnya yang sekarang sedekat ini membuat kupu-kupu yang berada di dalam perutku mengibaskan sayapnya.
"Come on, Alex. Sudah cukup lama." suaraku mulai terdengar setelah ruangan ini hening untuk beberapa saat. Hanya hembusan nafas kami yang terdengar.
"15 menit lagi Allie, aku tidak sempat untuk beristirahat yang cukup semalam. Aku harus menghadiri rapat sampai dengan jam 1, sangat banyak sekali tempatnya. Aku bahkan tidak sempat untuk menikmati tidur siang, aku hanya beristirahat selama 3 jam selama penerbangan. Biarkan aku beristirahat sebentar lagi Allie." mohon Alex yang kemudian memelukku lebih erat lagi, membuat wajahku menempel pada dadanya yang bidang. Membuatku sulit bernapas sebelum aku menjauh sedikit.
"Kau serius?" tanyaku "Seharusnya kamu harus memperhatikan kesehatanmu walaupun kamu harus bekerja keras layaknya seorang laki-laki Alex." ocehanku membuat Alex tersenyum lebar walaupun matanya masih terpejam.
"Setidaknya ada yang memperhatikan kesehatanku sekarang." ucap Alex yang kemudian membuka mata coklatnya sejenak, membelai rambutku yang menghalangi wajahku dari pandangannya.
"Apa yang terjadi dengan ibu dan ayahmu?" tanyaku.
"Entahlah, ayahku tidak terlalu memperhatikanku sekarang... yang dia peduli hanya perusahaan, uang dan pekerjaannya serta bagaimana dia akan menghabiskan hari tuanya bersama ibuku." jawab Alex, jiwa sosialku yang tinggi mulai bermunculan setelah beberapa waktu namun jiwa jahilku juga muncul bersamaan.
"Poor Alex." ledekku yang kemudian menepuk pelan punggung Alex serta mendekatkan wajahku ke dalam dekapan Alex, membuat dia tertawa kecil.
"Baiklah Allie, aku rasa aku harus mandi dulu. Aku belum mandi sejak kemarin pagi." ledek Alex yang membuat aku langsung menjauh, tampaknya Alex merahasiakannya dariku sejak tadi karena aku bisa melihatnya tertawa kencang setelahnya.
"Next time, kalau kamu begitu lagi aku gak mau dekat-dekat lagi sama kamu." wajahku mulai menunjukkan ekspresi kesal ketika aku mengetahui bahwa pacarku yang jorok ini belum membersihkan tubuhnya sejak kemarin pagi dan aku telah mendekat dengannya dalam selang waktu lebih dari 15 menit.
"All right, sorry." ucap Alex kemudian beranjak dari tempat tidur melepaskan kemeja beserta atribut lainnya kecuali celana dalamnya. Kemudian keluar dari kamar tidurnya menuju kamar mandi dengan sehelai mantel mandi terlipat rapih dan terletak di salah satu rak berwarna putih yang tak lupa ia ambil sebelum masuk ke dalam kamar mandi.
"Benar-benar tak tahu malu," gumamku sendiri setelah melihatnya keluar dari kamar tidur ini hampir telanjang. "Itulah efeknya dibesarkan di sini Allie, bersyukurlah kamu lahir di Indonesia walaupun di sini memang jauh lebih memadai fasilitasnya." lanjutku.
Setelah beberapa menit aku keluar dari ruangan menuju dapur Alex. Mengambil sebuah gelas kaca dari lemari tempat di letakkannya gelas kaca, gelas plastik dan sejenisnya. Kemudian aku berjalan menuju dispenser yang terbuat dari beling dan menekan tombol air dengan gelas kaca yang kupegang saat ini, sekejap kemudian air mineral keluar dan mengisi gelas yang kuambil setengah penuh. Aku meneguknya sambil berjalan dan menyemburkannya kencang setelah melihat Alex keluar dengan mantel mandinya. Walaupun dia memakai mantel mandi tetap saja bagian atas tubuhnya terlihat jelas walaupun bagian bawahnya terutup tali.
![](https://img.wattpad.com/cover/35946141-288-k650535.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
First Love Flavor : Meeting Again [Discontinued]
RomantiekTaylor Callie adalah wanita karir muda yang pernah mengalami jatuh cinta. Bagi dia cinta adalah hal yang buruk. Perasaan itu menghalangi cita-citanya yang besar, menjadi direktur atau memiliki kedudukan yang tinggi di perusahaan. Dengan kemampuan in...