FATE: The Cure

897 88 6
                                    

Disclaimer © Naruto by Masashi Kishimoto
FATE by Val Morlightdale
Photos from Pinterest

.
.
.

Sejak awal kunoichi cantik yang sekarang adalah kepala departemen kesehatan Konoha ini selalu bekerja keras akan pencapaiannya. Tak ayal ia sering memaksakan dirinya untuk terus bekerja keras. Haruno Sakura yang kini adalah Uchiha Sakura juga merupakan seorang istri dan ibu. Kewajibannya sebagai ibu rumah tangga juga tak dilupakannya. Ia mengatur waktu sebaik mungkin untuk tetap pada pekerjaannya serta merawat suami dan anaknya.

Satu minggu sejak suaminya pergi untuk menjalankan misinya lagi, wanita bersurai merah muda itu disibukkan kembali dengan aktivitas rumah sakit dan mengontrol perkembangan di rumah sakit pusat mental anak yang didirikannya. Seketika ia mengingat Sarada yang juga pergi menjalankan misi bersama timnya untuk satu minggu kedepan.

Sudah berpuluh operasi yang ia kerjakan. Biasanya Shizune ikut membantunya, namun karena seniornya itu ada keperluan dengan Tsunade maka ia menindaklanjutinya bersama juniornya. Hari-hari yang sangat melelahkan. Namun ia tak bisa mengeluh, suami dan anaknya juga sedang berjuang. Ia tak bisa hanya mengeluh tanpa melalukan apapun.

Karena keteguhan hatinya, hal itu membuatnya beberapa kali melewatkan jam makan dan istirahatnya dengan alasan lebih cepat lebih baik. Namun untunglah keadaan sedikit berbaik hati padanya. Tepat di hari Jumat, pasien tak terlalu ramai dan Sakura bisa pulang ke rumah lebih awal. Sejak tadi ia juga merasakan pening dan tidak bisa berfokus pada pekerjaannya. Wanita itu berpikir mungkin ia perlu mendingingkan otaknya dengan berbelanja sedikit kebutuhan dapur.

Setelah berpamitan dengan junior-juniornya, Sakura melangkah keluar rumah sakit menuju pasar yang searah dengan rumahnya. Matanya dimanjakan dengan warna-warni buah. Tangannya memilih tomat dan sayuran lalu membeli beberapa ikan segar. Seketika ia merasa terlalu banyak berbelanja padahal ia hanya seorang diri dirumah saat ini. Dengan segera ia membayar dan melangkahkan kakinya untuk pulang.

Tak memerlukan waktu lama akhirnya Sakura pulang ke rumah sambil meletakkan belanjaannya di meja dapur.

"Tadaima." Ucapnya pelan. Sakura meringis menyadari bahwa tak ada yang menjawab sapaannya. Jelas saja, ia sudah terbiasa ketika tak mendapati suami dan anaknya berada dirumah. Tapi apa boleh buat? Itulah dunia shinobi.

Menimang makanan apa yang akan ia makan malam ini, pikiran Sakura teralihkan kepada suami dan anaknya. 'Apakah mereka sudah makan?' Sambil memotong beberapa sayuran, ia membuat sup dengan porsi untuknya sendiri. Pening dikepalanya kian menjadi dan membuat pandangannya sedikit buram. Sakura berusaha mengalirkan chakra ke perutnya yang terasa mual.

"Ada apa denganku?" Sepersekian detik kemudian ia baru tersadar bahwa ia melewatkan jam makan siangnya tadi. Perutnya pasti kekurangan zat makanan.

"Aku benar-benar ceroboh. Tidak lucu kan jika tiba-tiba aku jatuh sakit?" Sakura terkekeh menertawai dirinya sendiri. Sedikit mengumpulkan tenaganya, akhirnya ia berusaha melanjutkan masakannya dan hidangan sederhana untuk makan malam akhirnya selesai.

Baru saja akan melahapnya ia merasakan mual dan pusing lagi. Buru-buru ia melangkahkan kakinya ke kamar mandi namun lemas yang dirasanya kian menjadi. Rasa pening itu membuat pandangannya buram, keringat dingin mengaliri pelipisnya. Tangannya meraba dinding di sampingnya untuk bertumpu. Hanya beberapa langkah dari kamar mandinya, Sakura tak mampu lagi menahan berat tubuhnya dan pingsan di lorong.

.
.
.

Seorang pria bertubuh tinggi memakai jubah hitam melangkahkan kakinya masuk ke dalam gerbang Konoha. Ini hampir pukul 4 pagi, suasana masih sangat sepi dan lampu penerangan juga sedikit gelap. Uchiha Sasuke memutuskan kembali ke Konoha untuk sementara waktu. Pria itu berencana berbicara dengan Naruto ketika fajar.

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang