FATE: Love is in The Air

824 84 14
                                    

Mengenang hari pernikahan mereka. Hari bahagia yang berlangsung secara sakral. Pernikahan antara Uchiha Sasuke dan Haruno Sakura hanya dihadiri oleh keluarga dan sahabat terdekat. Sasuke tak menginginkan pernikahan yang megah, begitupula Sakura yang kini menjadi istrinya.

Sejak perjalanan penebusan dosanya selama bertahun-tahun pasca perang, Sakura selalu mengganggu pikirannya. Awalnya ia ragu akan kebahagiaan gadis itu apabila bersama dengannya. Namun garis takdir telah memilih mereka untuk bersama sampai akhir hidup mereka.

Tepat sebulan sejak pernikahan mereka, Sasuke dan Sakura pergi berkelana bersama. Banyak tempat yang telah mereka kunjungi bersama.  Hutan, pedesaan, laut, Sasuke dan Sakura menikmatinya. Mungkin sebagai bulan madu mereka juga. Hanya Sasuke dan Sakura yang mengetahuinya.

Naruto © Masashi Kishimoto
FATE © Val Morlightdale

"Kita beristirahat dulu disini." Sasuke memecah keheningan diantara mereka. Karena tak menemukan desa dalam jarak dekat, Sakura mengangguk dan menyetujuinya. Untunglah malam itu tidak terlalu dingin, dapat dilihat bulan bersinar terang dan bintang-bintang tampak dengan indah menghiasi langit malam.

Sasuke dengan instingnya menemukan sebuah gua kecil di tengah hutan yang cocok untuk tempat mereka bermalam. Tidak ada pilihan lain karena sudah dua hari yang mereka lihat hanyalah hutan. Desa selanjutnya berjarak satu hari dari tempat mereka sekarang.

Pria itu melangkah terlebih dahulu lalu Sakura menyusul di belakangnya. Setelah memastikan keadaan aman, Sasuke menoleh ke arah istrinya dan mengangguk. Pria itu selalu bersikap waspada dan mementingkan keselamatan istrinya.

"Tunggulah disini, aku akan mengambil kayu bakar." Tanpa menunggu sepatah kata dari Sakura, Sasuke melangkah keluar gua. Hal itu tak luput dari netra Sakura yang memandangi punggung Sasuke yang kian menjauh.

Sakura melangkah keluar dari gua dan melihat bulan di langit, bibirnya tersenyum. Perlahan ia memusatkan chakranya di kedua telapak kakinya lalu menaiki pohon. Ia mendudukan dirinya di batang pohon sambil melihat langit.

Tak lama setelahnya, Sasuke kembali membawa beberapa kayu bakar namun tak menemukan istrinya di dalam gua. Dengan sembarang arah ia melemparkan kayu bakar itu ke dalam gua lalu mencari keberadaan istrinya. Walau minim pencahayaan, raut khawatir dapat terlihat di wajah tampannya.

"Sakura?" Sasuke memanggil istrinya sambil mengaktifkan sharingannya.

'Ck, kemana dia?' Batinnya gusar. Namun panggilan suara yang tak asing di indera pendengarannya, membuat pria berambut hitam kebiruan itu menengadahkan kepalanya dan melihat pemilik suara yang sedang duduk di atas dahan pohon.

"Anata, diatas sini." Sakura dengan ceria melambaikan tangannya dan meminta Sasuke menyusulnya. Sasuke menghela napas lega lalu menyusul istrinya.

Mereka duduk berlawanan arah namun tetap berdampingan. Tak ada yang memulai pembicaraan. Wanita disampingnya masih setia memperhatikan indahnya bulan di malam itu. Sasuke membiarkan hal itu, senyuman tipis terpatri di wajahnya sambil memperhatikan wajah istrinya yang sangat cantik di bawah cahaya bulan.

"Anata, ada yang ingin kukatakan." Ucap Sakura tiba-tiba. Sasuke menoleh dan mendapati istrinya yang tersenyum bahagia ke arahnya.

"Aku sangat bahagia bisa menjalani ini semua dengan Sasuke-kun..." tampak Sakura masih menggantungkan kalimatnya. Lalu ia memegang tangan kanan Sasuke dan menempelkan ke perutnya.

"Dan aku yakin dia menikmatinya juga." Ucap Sakura mengakhiri kalimatnya sambil tersenyum bahagia.

Napas Sasuke tercekat, jelaga hitamnya menatap istrinya dengan tak percaya, otak jeniusnya entah kenapa memproses secara lamban. Sasuke menautkan alisnya, menatap Sakura dengan tatapan bingung.

Melihat reaksi Sasuke, senyuman geli terpatri di wajah Sakura lalu ia terkekeh.

"Selamat ulang tahun Sasuke-kun! Dan ya disini ada calon anak kita." Sakura menjelaskan lagi. Bahkan Sasuke sendiri lupa kapan dirinya mendapat ucapan ulang tahun, sudah lama sekali.

Raut wajah Sasuke melembut dan ia tersenyum, ini kali kedua Sakura melihat senyum Sasuke yang seperti sekarang semenjak pernikahan mereka. Sakura tahu Sasuke tidak pintar dalam mengungkapkan kata-katanya. Benar saja detik berikutnya, tangan Sasuke merengkuhnya dalam pelukan hangat.

"Terimakasih, tsuma. Terimakasih." Suara Sasuke sedikit bergetar dan teredam di cerukan leher Sakura. Lama mereka berpelukan, Sasuke sedikit menjauh. Kepalanya menengadah dan mengatensikan matanya ke bulan di atas mereka. Berharap air mata bahagianya tak lolos dengan tidak elit. Pria Uchiha itu merasa sangat bahagia namun tak mengerti cara mengungkapkannya. Ia melirik istrinya yang juga tersenyum sambil melihat bulan yang bersinar terang di atas mereka.

Sasuke tersenyum tipis lalu mengarahkan dua jarinya dan mengetuk pelan dahi Sakura. Wanita itu terkejut sambil menoleh ke arahnya. Sasuke mendekatkan wajahnya dan memegang bahu Sakura untuk mendekat.

Bibir mereka bertemu dengan suatu ciuman hangat. Pasangan suami istri itu berciuman, saling memancarkan kebahagiaan di atas dahan pohon dan bulan sebagai saksi bisu momen bahagia itu.

Sasuke menikmati ciuman itu begitupula Sakura. Namun karena kebutuhan pasokan oksigen, mereka berdua menjauhkan wajah mereka. Tangan Sasuke mengarahkan kepala Sakura untuk bersandar di bahunya.

Sasuke tak pernah membayangkan ada kehidupan sebahagia ini dalam hidupnya. Mengingat kenangan hangatnya bersama keluarganya di masa lampau sedikit menimbulkan nyeri di hatinya namun justru membuat senyuman tipis di bibirnya.

'Tou-san, Kaa-san, Itachi-nii. Walaupun aku tahu ini hal mustahil, namun aku sangat ingin kalian bertemu dengan istri dan calon anak kami. Tapi yang terpenting adalah tolong selalu jaga keluargaku dari sana.'

.
.
.

FIN

Author Note:
Chapter kemarin aku sengaja kasi cerita dari sudut pandang Sasuke. Jujur susah bgt karena Sasuke karakternya nggak ekspresif.
Mau promosi untuk 'Incomplete', semoga kalian suka walaupun itu salah satu ide mainstream dan random.
Mungkin habis publish semua draft aku akan hiatus nulis dulu.
+20 more votes for next part, may I?
Thank you!

FATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang