Bab 15

2 0 0
                                    

Bab 15

Misi Besar

Latihan selama tujuh bulan di hutan mengerikan, telah membuatku siap dengan segala macam keadaan. Aku mempertaruhkan segalanya demi membunuh bos yakuza itu.

Aku tak lagi menyamar sebagai pelacur. Aku datang sendiri, tanpa bantuan siapa pun. Mati adalah harga yang pantas untuk bos yakuza tersebut. Sosok itulah penyebab kematian Okaasan juga Ryato.

Pertama, aku harus merusak aliran listrik gedung ini, seperti yang pernah dilakukan Ryato. Setelah semua gelap gulita, barulah aku beraksi dengan mengandalkan kemampuan melihat dalam gelap.

Kabel listrik kutebas dengan pedang. Memunculkan percikan-percikan api. Listrik padam, gedung menjadi gelap. Beberapa toro di depan gedung menjadi satu-satunya penerangan. Kupadamkan toro dengan shuriken. Lalu, dua penjaga kulempar dengan kunai, menancap tepat di leher. Dua orang tumbang sekaligus. Salah satu di antara mereka menjatuhkan benda-benda yang menimbulkan suara bising, sehingga memancing penjaga lain keluar gedung. Aku mengambil posisi blind spot dan memainkan kyuketsu shoge. Pisau kecil ini cukup tajam untuk memotong lengan, juga menghunjam dada dan bagian vital lainnya.

Darah menciprat ke mana-mana. Potongan tangan bergeletakan bersamaan dengan badan yang tumbang. Lentera-lentera mulai dibawa keluar, ada yang menyadari posisiku. Ramai-ramai mereka menghampiri. Kuambil ranjau pada kaki, lalu menebarnya di samping gedung. Setelahnya, aku memanjat dan bertengger, mengambil posisi paling nyaman untuk menyerang. Sangat sulit memanjat dengan satu tangan. Namun, dengan bantuan kyuketsu shoge yang sudah berhasil terikat di tiang-tiang atas gedung, membantuku untuk menaiki dinding.

Mulai datang berduyun-duyun para pria membawa katana. Satu per satu mereka kehilangan fokus karena telapak kaki yang terinjak ranjau besi berbentuk bintang. Mereka masih mencari keberadaanku. Situasi ini memudahkan aku untuk beraksi. Beberapa lawan yang bisa terjangkau, kutebas dengan pedang. Beberapa pria yang jauh, kulempar dengan kyuketsu shoge. Sementara itu, ada beberapa yang menyadari dan enggan mendekat, kulempar kunai tepat pada titik vital, yakni leher, dada, dan perut.

Ketika puluhan orang tewas di depan gedung, barulah aku masuk. Langkah pertamaku masuk ke gedung, sudah ada yang bersiap-siap menyerang. Aku menghindar semampunya. Back flip salto, memainkan kyuketsu shoge dengan melempar dan menancapkannya di perut lawan. Kucabut dengan menarik rantai kyuketsu shoge. Lalu, aku berguling mendekat, menghunus pedang dari punggung dan menebas dengan kepala musuh. Kepala yang terlepas bergelinding seperti bola.

Belum lagi aku mengambil napas, sudah datang dua orang membawa lentera. Dengan cepat, kukembalikan pedang ke sarung di punggung, lalu memainkan kyuketsu shoge ke perut musuh. Kemudian, aku back flip seraya mengentak dan menjauhi mereka. Pisau berantai tercabut. Satu orang tumbang.

Kembali, kumainkan kyuketsu shoge pada musuh yang lain, pisau mengayun hingga membesut wajah musuh. Musuh menjatuhkan katana dan memegang wajahnya yang terluka. Sementara itu, aku berlari dengan kyuketsu shoge di lengan kiri dan pedang di tangan kanan setelah dicabut dari sarungnya. Menebas musuh dengan cepat. Lalu darah yang muncrat, menyiprat pada wajahku.

Satu demi satu para suruhan mafia ini tumbang. Aku terus menaiki tangga, hingga tiba di lantai paling atas. Bos yakuza hanya menunggu di ruangannya, di kamar tempat ia ingin memerkosaku beberapa bulan silam. Mungkin, tak ada tempat yang paling aman selain markasnya sendiri.

***

Dari balik tirai muncul seorang lelaki bertubuh besar berkepala botak. Tingginya hampir dua kali lipat dari tubuhku. Lemak di perut dan di pipinya berguncang saat ia berjalan. Aku maju menyerang, melempar kyuketsu shoge lalu menancap di perut besarnya. Tak sedikit pun ia terlihat kesakitan. Musuh melakukan serangan balasan. Rantai yang masih terhubung ia tarik kuat, hingga aku tersungkur hebat di depannya. Tenaganya sungguh kuat. 

Dengan gerakan cepat, aku mencabut pisau yang menancap lalu menusuk beberapa bagian perutnya, samping dan depan.

“Pisau kecil itu hanya menggelitikku.” Ia berucap dengan mata mendelik. Lalu, menggenggam seragam ninjaku dan melempar tubuh ini ke sudut ruangan. Ah, sakit sekali. Ini bukan imbangku. Tubuhnya terlalu besar. Kyuketsu shoge terlepas dari tubuhku, sulit untuk mengambilnya kembali, terlalu jauh.

Di saat aku masih berusaha ingin berdiri, ia mengangkat tubuhku hingga aku berada di atas kepala botaknya. Aku berusaha semampunya, menghunjam lehernya dengan pisau kecil yang tersisa di kantong ninja. Satu kali, darah mengucur, tapi ia tak goyah. Pisau yang telah menancap kucabut, lalu menghunjamnya lagi pada bagian leher berbeda. Ia mulai lemah. Kucabut lagi pisau tadi. Namun, sebelum menusukkannya untuk ketiga kali, pria bertubuh besar ini membantingku ke lantai. Sial, ini jauh lebih sakit dari sebelumnya.

Musuh sedang sibuk memegang lehernya, darah mengucur deras. Aku menusuk bagian-bagian tertentu, pasti itu membuatnya lemah. Aku harus memanfaatkan momen ini. Aku melihat ada katana tergeletak di sekitar. Walau cukup jauh, aku bisa berlari untuk menjangkaunya.

Meskipun kepala pening dan tubuh masih terasa sakit, aku berusaha berlari, lalu menggapai katana. Pria botak itu berlari mengejarku. Aku memasang kuda-kuda dengan pedang terbentang mengarah ke bawah, kemudian berlari khas ninja. Berlutut dan menebas kaki pria besar ini. Kaki kirinya putus. Ia tumbang dan tak akan bisa berdiri lagi. Inilah kesempatan membunuhnya.

“Memalukan sekali, kau kalah dengan seorang wanita bertangan satu. Cuih.” Aku meludahi pria yang sedang meraung kesakitan.

Aku menggenggam erat katana. Besi paling tajam sudah mengarah ke leher pria botak. Setelah mengumpulkan tenaga pada genggaman tangan, aku ayunkan katana sekuat-kuatnya. Kepala botak menggelinding disertai darah mengalir dari leher yang putus. Ia tak lagi bergerak. Mati.

Aku mengambil kembali kyukesu shoge, lalu memasangkan ke lengan yang putus. Tujuan selanjutnya adalah kamar milik bos mafia.

Jugun Ianfu no Kunoichi (21+) (Full Version) (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang