[3] Basket

638 123 10
                                    

3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

3. Basket

Entah mengapa akhir-akhir ini tubuh Lia terasa lemas, dia tidak tahu mengapa. Lia begitu mudah lelah, seperti saat upacara ini.

Lia sudah benar-benar ingin duduk, kakinya pegal dan kepalanya pusing. Apalagi Lia berdiri dibarisan terdepan, betapa tersiksanya.

"Li lo gak papa?" 

Itu Renjun, cowok itu berbaris tepat di samping Lia. Lia hanya melirik cowok itu sebentar sebelum akhirnya menganggukkan kepalanya. 

"Muka Lo pucet banget, izin aja gih."

Renjun tak bisa untuk mengabaikan cewek di sampingnya ini yang daritadi kelihatan agak linglung. Bahkan Renjun dapat mendengar nafas Lia yang memberat.

"Bentar lagi Ren, lagian masih pengumuman."

Setelah pengumuman pasti upacara akan selesai dan penyiksaan Lia berakhir. Lia itu memang benci upacara, panas plus melelahkan.

Benar saja, beberapa saat setelah pengumuman upacara di bubarkan. Para murid masih diperbolehkan pergi ke kantin untuk beristirahat.

Tentu saja Lia tidak menyiakan kesempatan itu. Lia, Ryujin dan Yeji langsung pergi ke kantin. Suasana kantin sangat ramai ketiga sahabat itu saling pandang, lalu langsung berucap.

"Hompimpa alaium gambreng."

Lia dan Ryujin langsung bersorak kala mereka menunjukkan telapak tangan sedangkan Yeji mendesah kecewa karena cewek itu menunjukkan punggung tangannya. 

Yeji kalah, itu artinya cewek itu yang harus pesan minuman untuk mereka. Lia dan Ryujin mencari tempat duduk paling pojok untuk menunggu Yeji yang memesan minuman.

"Lo udah ngerjain pr bahasa Li?"

"Lia ditanya, Lia mah selalu ngerjain pr. Yang seharusnya ditanya itu Lo Ryu."

Itu suara Jeno, perhatian Ryujin dan Lia teralihkan saat beberapa cowok yang merupakan teman sekelas mereka bergabung di bangku mereka. Seperti Jeno, Haechan, Renjun dan Jaemin.

Melihat keberadaan Jaemin membuat Lia langsung mengalihkan pandang, entah mengapa akhir-akhir ini Jaemin lebih sering berkumpul dengan Jeno dan teman-temannya.

Mereka memang sudah dekat sejak dulu, tapi Jaemin jarang berkumpul biasanya cowok itu lebih memilih diam di kelas dengan buku-buku pelajarannya. 

"Ya siapa tau Lia mau tobat jadi anak pinter."

Ucapan Ryujin sedikit menggelitik perut Lia, cewek itu tersenyum walau samar.

"Kalo Lia tobat jadi anak pinter nanti Jaemin gak ada temen saing dong." Sahut Haechan sukses membuat Jaemin dan Lia saling tatap, namun Lia seketika mengalihkan pandangnya. Enggan untuk membalas tatapan dari dua iris hitam kelam itu.

HiraethTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang