Chapter 04

147 17 5
                                    

"Wah bang Yan. Ini mah cantik pake banget. Bang Yan emang gak salah kalo milih calon istri"

Hah??

Edrea terdiam beberapa waktu sembari mencerna semuanya. Apa maksud Jeffreyan? Apa maksud lelaki ini membawa bahkan mengenalkan dirinya pada sang buda dan adik lelakinya?

"Bunda mana kak?"

"Maaf banget. Bunda tadi udah pergi pas kakak nyampe rumah. Arisan katanya"

Jeff hanya mengangguk.

"Ayo dong dimakan. Aku udah masak dari pagi loh ini. Tadi Jeff ngomong kalo dia bakal bawa calonnya ke rumah"

Kali ini tatapan tajam menghunus kepada Jeffreyan yang ada di sebrang tempat duduknya. Sedangkan lelaki yang di tatap, hanya bisa menampilkan cengirannya.

***

"Kenapa kamu bawa aku ke rumah kamu? Kamu janjinya tadi mau makan siang"

Mereka sedang berada di dalam mobil. Karna tadi, setelah acara makan siang itu, Edrea meminta untuk diantar pulang oleh Jeff sesegera mungkin. Akan tetapi Jeff tak kunjung menstarter mobilnya dan masih tetap memilih stay di pekarangan rumahnya.

"Kan sama aja makan siang kan?"

"Jeff. Terus terang. Apa maksud kamu? Kenapa kakak dan adek kamu bilang kalo aku calon istri kamu?"

Pertanyaan dari Edrea membuat Jeffreyan tercenung. Apakah saat ini ia harus mengungkapkan isi hatinya pada gadis itu?

Suasana canggung mulai menyelimuti mereka berdua. Hanya ada suara air conditioner mobil yang menjadi Soundtrack bagi keduanya.

"Bisa anter aku pulang aja?"

Jeff lagi-lagi tergagu. Katakanlah ia gugup. Yah karna memang begitu faktanya. Ini kali pertama ia berdekatan dengan perempuan. Bukan karna menutup diri. Akan tetapi selama ini ia terlalu fokus pada pekerjaannya.

"I..iya. Saya anter kamu pulang abis kamu nemenin saya ketemu Kolega dulu ya?"

"Jeff..." Protes Edrea.

"Edrea saya janji. Saya janji abis ini saya anter kamu pulang"

"Enggak. Aku mau pulang sekarang"

Sial karna Jeff lupa menekan Central Lock pada mobilnya. Alhasil, Edrea kini sudah berjalan cepat keluar dari mobil berniat mencari taksi.

Drrtt..drrt...

Sial dua kali.

Baru Jeff ingin mengejar wanita itu, handphone nya yang ia letakkan di dashboard bergetar. Tertera nama sekretaris nya di sana.

"Pak. Ini Klien kita tiba-tiba sudah ada di kantor. Katanya ingin memajukan waktu pertemuan"

Jeff terdiam sebentar. Memejamkan kedua matanya dan menghela nafas panjang, melihat di depan sana, Edrea sudah memasuki taksi yang berhasil ia stop.

"Pak?"

"Saya sampe kesana lima belas menit lagi"

Tut...

***

Edrea sampai di kediamannya. Ah! Ralat. Kediaman orang tuanya. Di sepanjang perjalanan, Edrea padahal sudah menyiapkan mentalnya setebal mungkin. Karna ia kira, kedua orang tuanya pasti akan memarahinya habis-habisan karna kabur begitu saja tadi pagi.

IRIDESCENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang