Erlangga Athaf Wirakencana, apakah kalian sudah tau sosoknya? Mungkin sebagian dari kalian sudah pernah mendengar, ah atau mungkin sudah membaca kisahnya secara sekilas?
Jika, diantara kalian belum ada atau belum tau kisah sosok pemuda bernama Erlan, mari kita ikuti kisahnya ini.
Erlan berjalan masuk ke dalam mension, dirinya sudah beberapa hari ini meninggalkan mension. Bukan masalah mension yang ia khawatirkan melainkan kekasihnya.
"Kamu gak nakal kan Ze?" Tanya Erlan saat dirinya sudah sampai di dalam kamarnya, kini ia menatap sang kekasih yang fokus pada Handphone nya.
"Enggak kok, kamu tenang aja." Zeana Zeona Elora kalian pasti sudah pernah mendengar nama itu bukan? Kekasih dari seorang Erlangga Athaf Wirakencana.
"Bagus deh, udah makan belum?" Erlan mendudukkan dirinya di samping Zea.
"Udah dong, kalau kamu sendiri gimana? Kenapa baru pulang sekarang?!" Cerocos Zea dengan wajah lugunya, ia menatap Erlan dengan penuh tanda tanya.
"Urusan kantor sayang, kamu tenang aja. Aku gak selingkuh kok." Ucap Erlan sambil terkekeh geli melihat raut wajah kekasihnya, yang sepertinya sedang cemburu.
"Siapa tau aja kan, bisa aja kamu selingkuh." Erlan membawa Zea ke dalam dekapannya.
"Gak usah lebay, aku gak bakalan selingkuh tenang aja." Zea menghela nafasnya kesal.
Merebahkan dirinya di Kasur, tanpa mau memperdulikan Erlan yang tengah menatapnya tajam.
Erlan melepaskan Jas yang tadi ia pakai, lalu berjalan kearah kamar mandi.
Zea bangun dari tidurnya, ia ingin menyimpan Jas Erlan di tempat baju baju kotor, tapi ia malah mencium bau parfum wanita.
Zea mencoba untuk berfikir positif, setelah menaruh jas yang di pakai Erlan. Tak lama Erlan keluar dari kamar mandi.
"Erlan, tadi sebelum kamu pulang kerumah, kamu mampir dulu ke suatu tempat?" Tanya Zea dengan serius, ia berjalan kearah kasur lalu duduk di samping kasur. Matanya tak pernah lepas dari Erlan yang kini sibuk mengeringkan rambutnya.
Erlan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, "Aku tadi kerumah Vina dulu," Deg! Jantung Zea berdetak dengan kencang, Vina? Bukankah dia kan adiknya Erlan, kenapa ia datang kesana? Tak sadarkah Erlan bahwa Vina mencintainya.
"Ngapain kamu kesana?" Tanya Zea dengan nada lembut, sebisa mungkin ia mengontrol nada bicaranya, agar Erlan tidak menyakiti dirinya.
"Vina tadi minta aku tidur bareng, katanya dia gak bisa tidur." Zea memejamkan matanya sejenak, setelah dirasa bisa mengontrol emosinya. Zea membuka matanya dan kini manik matanya menatap manik mata Erlan dengan penuh kelembutan.
"Kamu tau dia cinta sama kamu? Kenapa malah kamu ladenin?" Erlan terkekeh, ia duduk di pinggir kasur lalu mulai fokus pada laptopnya.
"Kamu cemburu? Lucu banget kamu cemburu sama adek aku sendiri, inget Zea kalau bukan karena aku cinta sama kamu, mungkin sekarang kamu sudah menjadi seorang jalang." Zea menundukkan kepalanya, ia sebenarnya sudah tak tahan dengan kehidupan ini, ia ingin menyerah tapi ia tidak bisa, karena Zea yakin suatu saat Erlannya akan berubah.
"Maaf," Erlan menoleh, dengan perlahan ia mendekat pada Zea, mengusap lembut pucuk kepala Zea.
"It's okey, lain kali gak usah cemburu cemburu gak jelas. Gak ada gunanya tau gak, toh lagian aku gak suka atau bahkan aku gak cinta sama adek aku." Mungkin untuk sementara waktu Zea bisa bernapas lega, namun ia tak tau kedepannya nanti bukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZERLAN
Novela JuvenilSpin off Leonara "Erlan, kamu mau ninggalin Zea sendiri?" "Bacot." "Erlan, kapan sayang sama Zea?" "Ini juga gua sayang kok, cuman lebih sayang Vina, sorry." "Erlan, Zea ijin nyerah boleh?"