1. Haha

8.1K 593 45
                                    

"Jadi tanggal pernikahan nya sudah pasti ya? "Ucap pria paruh baya keturunan Jepang

"Ya, aku rasa begitu. Lebih cepat lebih baik" Jawab lawan bicaranya

"Akhirnya aku tidak akan terbebani oleh janji masa lalu. Lagian Mingyu juga pasti senang memiliki istri secantik Sana" Lanjutnya sambil melihat kearah anak laki-laki nya yang hanya mengangguk

Chou tzuyu adiknya hanya menatap kasihan kakaknya, tapi ia tak mau ambil pusing dan sibuk dengan handphonenya

Sedangkan Sana calon istri dari mingyu, yang memiliki nama lengkap Minatozaki Sana hanya diam acuh tak acuh dengan perjodohan tersebut

Keluarga Minatozaki dan keluarga Chou
Kedua keluarga tersebut bertemu untuk membicarakan tentang perjodohan kedua anak mereka.

25 Tahun yang lalu tuan Mintaozaki dan nyonya Chou dijodohkan oleh kedua orang tua mereka. Akan tetapi karna mereka sudah memiliki kekasih masing-masing dan pada akhirnya menolak permintaan kedua orang tua mereka dan berjanji keturunan mereka kelak akan mereka jodoh kan.

Dan hari itupun terjadi sekarang

Sana anak pertama tuan Minatozaki dan Chou Mingyu anak pertama nyonya Chou akan menikah 2 minggu lagi

Kebahagiaan terpancar dari kedua orang tua Sana dan Mingyu.

"Kalau sudah menikah dengan sana, kau harus menjaganya dengan seluruh kemampuan mu. "

Mingyu hanya tersenyum menanggapi nasehat calon mertuanya

"Dan segera beri kami cucu" Lanjutnya

"Hahaha... Bukannya mereka masih terlalu muda untuk itu? " Ucap tuan Chou

"Hehe.. Appanya sana sudah tidak sabar lagi untuk memiliki cucu"

"Emm.. Maaf menganggu tapi sepertinya aku harus pamit sekarang karna masih ada pekerjaan yang sangat penting" Ucap sana

"Ah.. Iya tak masalah, Mingyu antar calon istri mu " Ucap nyonya Chou

"Baik pa" Jawab Mingyu



••••••••••

"Kau menerima perjodohan ini? " Tanya Mingyu saat berada di dalam mobil

"Kita sudah menentukan tanggal pernikahan, jadi apa menurut mu aku menolak? " Tanya sana

"Hehe... " Mingyu menggaruk kepala nya yang tidak gatal

"Emm.. Maksud ku apa lah tidak keberatan dengan perjodohan ini? Kau menerima nya begitu saja? "

"Ya" Jawab sana singkat sambil fokus pada handphone nya

"Kau tidak bisa menolaknya? "

"Tidak"

"Kenapa? "Tanya Mingyu lagi

" Sejujurnya aku tidak peduli sama sekali mengenai perjodohan ini. "Ucap sana, ia memang tidak terlalu peduli dengan perjodohan tersebut. Baginya pernikahan itu hanyalah sebuah status

Mingyu seketika diam, ia bingung harus bagaimana.

" Kenapa? Kau sudah punya kekasih? "Kali ini sana yang bertanya

" Tidak, aku tidak punyaa" Jawab Mingyu jelas sana tahu jika Mingyu berbohong

Sana dapat melihat hal tersebut dari ekspresi wajah Mingyu saat kedua orang tua mereka mengatakan jika mereka akan dijodohkan, Mingyu tampak gusar dan panik. Tapi saat itu Mingyu hanya menganggukkan Kepala saja menyetujui setiap keputusan kedua orang tua mereka

"Bisa kita berangkat sekarang? Saya buru-buru " Sabar berucap jengah

"Ah.. Maaf" Mingyu menghidupkan mobilnya

Drrr... Drrr...

"Halo? " Mingyu mengangkat telfon nya

....

"Iya saya segera kesana" Mingyu mengakhiri telfon nya

"Maaf sana, aku ada urusan mendesak"

"Terus? "

"Aku akan meminta adik ku yang mengantar mu, sekali lagi aku minta maaf" Ucap Mingyu dan pergi meninggalkan sana di dalam mobil

Sana menatap kesal Mingyu, padahal ia juga sedang buru-buru

Tak lama seseorang masuk kedalam mobil, menghidupkan mobil dan segera melajukan mobilnya

Sepanjang perjalanan hanya hening

Tzuyu tidak memulai percakapan, dan Sana pun tampak tak perduli

"Belok kanan" Ucap sana memerintah

Tzuyu menurut

"Lurus terus, di pertigaan belok kiri"

Tak lama mereka sampai ditujuan

Sana berusaha membuka pintu mobil tapi ia tampaknya kesusahan.

Tzuyu mendekatkan dirinya berniat untuk membantu sana, membuat wajah Tzuyu tepat berada di depan wajah sana. Membuat sana berusaha memundurkan kepala agar tidak terlalu dekat

"Sepertinya macet" Ucap Tzuyu, lalu menjauhkan badannya

Entah kenapa sana seketika bernafas lega

Tzuyu keluar mobil dan membuka pintu dari luar. Sana kelaur mobil berdiri disamping Tzuyu

"Makasih" Ucap sana

Tzuyu hanya mengangguk, dan berjalan masuk kedalam mobilnya

"Keluarga Chou tiang semua" Ucap sana spontan

"Hah? " Tanya Tzuyu

"Hah? Gak.. Makasih, Hati-hati"

"Oh.. Ya" Jawab Tzuyu bingung

"Hmm.. Hey" Panggil Tzuyu ketika sana hendak pergi.

Sana berbalik menghadapi Tzuyu

"Gak jadi" Ucap Tzuyu masuk kedalam mobilnya dan pergi

"Kakak adik sama aja, gaje banget"






••••••••••

1 minggu kemudian

Plakkk

Sebuah tamparan mendarat di pipi mulus pria tampan yang bernama Mingyu

Suara tamparannya begitu keras, seisi rumah hanya diam tanpa mampu membela ataupun berucap sepatakatapun

"Bisa-bisanya kau berkata seperti itu!! " Marah tuan Chou

"Maaf pa, tapi aku mencintai orang lain" Ucap Mingyu tegas tanpa ada keraguan sedikitpun

Sang appa menarik nafasnya dalam berusaha meredakan emosinya

"Appa tidak mau tahu, putuskan hubungan mu dengan kekasihmu! Atau jangan pernah anggap aku ini appa mu!! "

Sang istri hanya memegang lengan suaminya berharap tuan Chou tidak akan memukul anaknya lagi.

"Tapi... "

"Harga diri keluarga kita dipertaruhkan pada pernikahan mu dan sana! Appa sudah mengundang banyak orang! Dan appa harus bilang apa pada orang tua sana?! "

Mingyu tidak bisa menjawab

"E-eomma" Panggil Mingyu meminta pertolongan

"Appa mu benar" Jawab sang eomma yang membuat harapan Mingyu hancur, ia fikir eomma nya akan mengerti akan keadaannya

"Sudah.. Appa tidak mau dengar omong kosong mu lagi, apapun yang terjadi minggu depan kau dan sana akan tetap menikah " Putus appa Chou meninggalkan Mingyu dan disusul oleh istrinya

Mingyu terduduk lemas dilantai yang dingin dengan air mata yang terus mengalir

Tzuyu yang melihat kejdian tadi mendekati Mingyu dan berkata

"Kasihan.... "



••••••••

Tzuyu disini rada-rada  tidak punya hati nurani...

Perjodohan Jadi Jodoh ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang