Wanita paruhbaya yang baru saja memasuki sebuah restaurant untuk menemui seseorang yang selalu mengiriminya pesan.
"Ada urusan apa kamu menyuruh kesini..?" Ujarnya setelah sampai dimeja orang tersebut.
"Duduklah.. kita baru saja bertemu kau tidak merindukanku.." ujar Pria itu.
Wanita itu mendudukan dirinya tepat didepan pria tersebut. "Ck.. untuk apa aku merindukanmu."
Pria itu hanya tersenyum. "Ayolah.. kamu tidak seharusnya bersikap seperti itu padaku."
"Cepat katakan.. untuk apa kamu menyuruhku kesini..?" Tanyanya kembali.
"Aku hanya ingin mengobrol denganmu. Sudah lamakan kita tidak seperti ini.."
"Apa kamu Gila." pekik wanita itu.
"Ya aku memang gila Yoona-yah.." pria itu tertawa menatap wanita didepannya itu. "Bagaimana.. apa kamu bahagia sekarang..?" Lanjutnya.
"Jelas aku bahagia. Bahkan hidupku sempurna sekarang.."
Pria itu tertawa sarkas. "Aku tidak yakin tentang itu.."
Wanita yang bernama Yoona itu mengerutkan keningnya. "Apa maksudmu..?"
"Kamu tahu apa maksudku.. dan kau membesarkan anak itu sangat Luar Biasa.. dia pemberani.." ujarnya.
"Jangan pernah sentuh dia sedikit pun Oh Ji Ho.. aku memperingatimu." Pekik Yoona.
"Aku tidak akan menyakitinya, Tenang saja.. aku hanya ingin kamu membantuku.. apakah kamu mau mendengar penawaranku..?"
"Jangan bicara omong kosong.."
"Aku tidak berbicara omong Kosong.. Aku hanya ingin Marco menyerahkan tender itu."
"Kamu ingin memperalatku Ji Ho.. Ck yang benar saja..!!"
"Hahahaha.. aku hanya meminta bantuanmu bukan memperalatmu.."
Yoona berdiri membuat Ji Ho mengerutkan keningnya bingun "Jangan berharap Lebih.. Jika kamu menyebut dirimu hebat maka lakukan sendiri."ujar meninggalkan Ji Ho.
"Kamu sudah mulai berani padaku Yoona-yah.."
***
Lisa melajukan mobilnya kealamat yang telah diberikan oleh Lay. Cukup jauh tapi itu tidak masalah.
"Kamu yakin ini alamatnya. Aku khawatir jika Lay menjebakmu" ujar Jisoo.
Mereka bertiga. Jisoo dan seulgi menemani Lisa. Bukannya Lisa tidak bisa menanganinya sendiri hanya saja mereka khawatir Jika Lay hanya menjebaknya.
"Aku yakin.. ini alamat yang benar." Ujarnya.
Mereka sudah menunggu 15 menit ditempat itu. Sebuah pelabuhan yang sudah lama tidak beroperasi cukup jauh dari kota. Hingga salah satu mobil berhenti tak jauh dari mobil mereka, Lisa melihat seseorang yang sangat dikenalinya turun dari mobil itu.
"Bukankah sehun..?" Ujar Jisoo yang juga memperhatikannya.
"Kamu benar itu sehun.. Ck.. ceroboh sekali dia." Ujar Lisa menyeringai.
"Apa kita akan kesana juga..?" Tanya Seulgi polos.
Jisoo memukul kepalanya. Membuat seulgi meringis. "Tentu saja kita harus kesana.."
Lisa turun dari mobilnya diikuti oleh mereka.
"Kita akan memantau mereka dari jarak yang sedikit lebih dekat.." ujar Lisa yang mereka angguki.
Sehun berjalan kearah pelabuhan itu. Disana telah berdiri 4 orang pria yang membawa sebuah Kotak yang cukup besar.
"Barang yang Tuan butuhkan kali ini lebih banyak dari sebelumnya." Ujar seorang pria terkekeh.