Chapter : 1

92.8K 4.8K 177
                                    

Haiiii, welcome to #secrethalalreboot

Happy reading

.

.

.

Lelaki dengan pakaian rapinya kini tengah berdiri di depan CEO yang sedang duduk sembari memeriksa laporan-laporan yang ia ajukan. Senyumnya mengembang ketika CEO itu menatap dirinya sembari menganggukkan kepala. Ia bernafas lega sembari menganggukkan kepala juga.

CEO yang biasa dipanggil Pak Alex itu pun berdiri dari duduknya dan berjalan menuju sofa. Pria paruh baya itu mengisyaratkan kepada laki-laki tadi untuk duduk di sebelahnya. Ia menurut, lalu berjalan ke arah Pak Alex dan ikut mendudukkan dirinya.

"Saya perhatikan, perkembangan kerja kamu untuk perusahaan ini makin hari makin meningkat, El," ucap Pak Alex sembari menepuk pelan bahu laki-laki yang bernama Rafael tersebut.

"Semua berkat bimbingan Bapak juga," balasnya sembari tersenyum.

Pak Alex ikut tersenyum pula, setelahnya ia memandang lurus ke arah depan, di mana ada foto keluarganya di sana. Pak Alex menatap foto anak gadis yang tengah tersenyum, lalu kembali menatap Rafael.

"Saya lihat-lihat, kamu sekilas mirip sama si bungsu saya ya? Dari alis, mata, bibir dan senyumnya, hampir semua mirip sama kamu."

Mendengar itu, Rafael pun menatap Pak Alex yang tengah menatapnya pula. Pak Alex menunjuk sebuah foto tadi menggunakan dagu dan Rafael pun mengikuti arah tunjuk tersebut.

"Jika saya lihat, kepribadian dan sifat anak saya sama kamu sangat diidamkan dalam kehidupan berumah tangga. Laki-lakinya memiliki jiwa kepimpinan yang tinggi, cerdas, analitis, punya kontras yang baik antara karakter baik dan karakter yang masih perlu diperbaiki. Lalu perempuannya, sangat penyayang, peka terhadap orang sekitarnya dan memiliki intuisi yang sangat kuat," jelas Pak Alex tanpa mengalihkan pandangannya dari foto tersebut.

Rafael hanya diam mendengarkan, namun alisnya mengernyit bingung. Pembahasan kali ini tidak seperti pembahasan biasanya yang selalu membicarakan tentang perkembangan perusahaan. Ia rasa ada maksud tertentu dari ucapan atasannya.

Pak Alex kembali menatap Rafael, "Kamu sudah punya calon, El?" Tanyanya.

Rafael tersenyum tipis sembari menghela nafas. "Belum, Pak, belum kepikiran sama sekali," jawabnya.

"Kalau saya boleh tau, kenapa, Nak? Usia kamu sudah matang untuk itu semua, seusia kamu juga sudah terbilang mapan dalam berbisnis."

"Tapi menurut saya, ini semua belum ada apa-apanya, Pak. Saya juga masih kurang banyak ilmu untuk memulai sebuah rumah tangga, yang saya pikirkan juga, ketika saya sudah punya istri nanti, saya harus bisa membahagiakannya minimal seperti dia dibahagiakan oleh orang tuanya."

Pak Alex kembali tersenyum, "saya suka dengan jawaban kamu." Pria itu menjeda ucapannya, "saya selalu memperhatikan kamu ketika di kantor, saya rasa kamu sangat berbeda dengan karyawan-karyawan lain. Sifat, kepribadian, pemikiran dan cara kerja kamu sangat menarik di mata saya. Sejak pertama kali masuk kantor ini, saya rasa kamu ada kecocokan sama anak saya."

Mendengar itu, Rafael pun menatap Pak Alex dengan raut wajah bingungnya. Terkekeh pelan, Pak Alex pun menyeletuk, "santai saja, El, nggak usah bingung gitu wajahnya!"

"Saya tau arah pemikiran kamu sekarang. Iya, saya tertarik sama kamu untuk menjadikan pendamping hidup anak saya. Menurut saya kamu juga pantas menjadi penerus perusahaan ini, saya sudah berusia lanjut El, sudah waktunya istirahat. Kamu tau sendiri, Gio juga sudah mengurus perusahaan yang ada di Malang, dari semua karyawan di sini, saya hanya bisa percaya sama kamu, saya yakin jika perusahaan ini ada di tangan kamu bisa berkembang secara baik.

About YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang