7 - Trust

61 8 0
                                    

Jimin's Point of View

Ku lihat Kak Soojin sudah berada di dalam mobilnya yang berada di halaman rumahnya. Aku mendekatinya dan masuk ke kursi penumpang depan.

"Kaos hitam lagi!" Celetukku tidak tahan untuk menggodanya, setelah ku melihatnya memakai kaos berwarna hitam. Ditambah celana jeans dan rambut panjangnya yang terurai. She's just so perfect.

"Aku punya banyak tau." Jawabnya membela diri. Gemes banget.

"Halah, alesan kan?" Ucapku menggodanya.

"Kalau ga percaya, kapan-kapan aku tunjukin isi lemariku ya." Kata Kak Soojin berusaha meyakinkanku. Ia terlihat sangat menggemaskan hingga aku tidak bisa menahan senyumku.

"Nanti ya..." Ajakku merayu.

"Tuh kan, pikirannya kotor mulu."

"Bukan gitu." Aku meraih kedua pipinya dan sedikit mencubitnya dengan kedua tanganku. Gemes banget sih. "Aku cuma pengen sama kamu terus." Lanjutku dengan memegangi kedua sisi kepalanya lalu melihat matanya. Ia tersenyum. Aku merasa bahagia bisa berada di sisinya.

"Iya, tau." Jawabnya tersenyum menatapku dengan mata indahnya. Aku mencium keningnya lalu tenggelam dalam pelukannya. "I love you."

"I love you more." Aku sungguh tidak ingin momen ini berakhir.

***

"Kok belok ke City Mall, katanya ke Week Bookstore." Celetukku sedikit kaget karena tiba-tiba Kak Soojin membelokkan Pajero Sportnya ke arah parkiran City Mall. Aku melihatnya tertawa tipis.

"Kan di mall ada toko buku, sayangku." panggilan itu membuatku serasa melayang. Aku senyum-senyum sendiri karena tidak bisa menyembunyikan rasa senangku.

Selama berjalan di mall, kami bergandengan tangan tak terpisahkan. Tentu saja aku tidak bisa dan tidak akan melepaskan tangannya. Masa bodoh dengan orang lain yang melihat.

Kami berjalan ke foodcourt dan membeli makan siang. Suasana foodcourt begitu ramai karena masih jam makan siang dan bahkan meja kursinya pun hampir penuh.

Kak Soojin telihat menatap satu meja kosong untuk empat orang di area tengah tapi tidak terlalu di tengah. Ia mengisyaratkan untuk mengikutinya karena aku yang membawa nampan berisi makanan kami. Aku mengikutinya dan sesampainya di meja, aku memilih untuk duduk di sebelah kanannya bukan di depannya.

"Kenapa ga di depan?" Tanya kak Soojin.

"Pengen aja deket kamu, Kak." Jawabku sedikit berbisik di telinganya. Ku lihatnya tertawa kecil mendengar jawabanku. Semoga dia ga bosen sama aku.

"Yum... ini enak banget!" Ucap Kak Soojin sambil mengunyah udang goreng favoritnya. "Cobain nih." Lanjutnya dan menyuapiku.

"Eh iya, enak." Ucapku setelah melahap dan mengunyahnya.

"Ya gitu ya, enak disuapin best friend baru? Sampe ngelupain best friend lama." Suara tidak asing itu mengagetkanku sampai aku tersedak dan terbatuk-batuk. Suara Jiyoon.

Dengan sigap Kak Soojin menyodorkan Lychee Tea milikku dan berusaha membantuku meminumnya. Tanganku refleks menarik gelasnya dan menghentikan Kak Soojin yang ingin membantuku. Aku meminumnya melalui sedotan dengan perasaan gugup yang sedang menguasaiku.

"Uh, sampe batuk-batuk gitu ayang Jimin kita." Ucap Soeun yang sudah duduk di depanku ditemani Jiyoon di sebelahnya.

"Kok gitu sih kamu? Kemarin-kemarin diajakin jalan ga bisa mulu. Sekarang keluar sama Kak Soojin." celoteh Jiyoon membuatku merasa sedikit pusing.

FORBIDDEN FEELINGS (monsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang