9 - Birthday

54 3 0
                                    

⚠️ Warning
mature content

Jimin's Point of View

"Done!" Seruku lalu menghela nafas berat setelah berhasil menyelesaikan rajutan syal berwarna hijau yang akan ku hadiahkan untuk Kak Soojin di hari ulang tahunnya besok. Aku mengangkatnya dengan kedua tanganku, melihat apakah ada ketidaksempurnaan di syalnya, lalu tersenyum tidak bisa menyembunyikan rasa senangku. "Perfect. Semoga dia suka."

Setelah menyelesaikan syalnya dan makan malam bersama mama dan ayah, aku menghabiskan malam di rumah Jiyoon untuk membantunya menyiapkan pesta ulang tahun Kak Soojin esok hari.

"Oke. Balon terakhir sudah terpasang." Ucap Kak Soojin setelah berhasil menempelkan balon terakhir untuk dekorasi pestanya. Ia turun perlahan dari atas tangga lipat yang ku pegangi sedari tadi.

"Yang ulang tahun harusnya duduk manis, biar kita aja yang ngerjain." Ucapku sambil melipat tangga lipatnya dan menyandarkannya di tembok dekat dapur.

"Gapapa, sayang, aku ga suka nganggur."

"Hush! Kalau ibu ayahmu denger gimana?" Seruku sedikit kaget setelah mendengarnya menyebut kata 'sayang' lalu aku melihat sekeliling dan pandanganku berhenti pada kedua sahabatku yang terlelap di sofa ruang keluarga.

"Bed time." Ucap Kak Soojin setelah mengikuti arah pandanganku lalu ia mendekati Jiyoon dan Soeun yang masih terlelap.

Kak Soojin membangunkan Jiyoon dan Soeun dan menyuruh mereka tidur di kamar. Mereka berdua mengindahkan suruhannya lalu menatapku dan menggodaku dengan senyuman nakal dan kedipan.

'What?' Aku hanya menggerakkan mulutku sambil menatap mereka tanpa bersuara, berpura-pura tidak tau maksud mereka.

Setelah membereskan sisa bahan dan peralatan, aku menengok ke arah jam dinding di ruang keluarga dan menunjukkan pukul dua belas malam. Aku berlarian kecil ke arah sofa dan mengambil kotak kado yang sedari saat aku menginjakkan kaki di rumahnya, ku sembunyikannya di bawahnya.

"Happy birthday!" Kataku setelah aku mendekati Kak Soojin yang berdiri di tengah-tengah ruang keluarga. Ku kecup pipi kanannya lalu tersenyum menatapnya. Ku sodorkan kotak berisi syal hijau lalu ia membukanya. "Handmade." Lanjutku.

"Makasih, sayang." Bisiknya sambil menatapku dengan mata yang berkaca-kaca dan senyuman manis. Gemes banget.

*mature content*

Aku menggandeng dan menarik tangan kanannya berjalan menuju kamarnya. Seketika setelah pintu tertutup, aku menyergap bibirnya dan menciuminya sambil perlahan badanku mendorongnya ke arah ranjang.

"Kenapa...?" Tanyaku sedikit merengek sedih setelah ia melepaskan diri dari bibirku, memundurkan kepalanya dan menatapku.

"Aku siap." Aku melihat pipinya memerah sehingga aku tertawa gemas.

"Jadi, nunggu nambah tua dulu nih sayangku." Kedua tanganku menekan kedua pipinya gemas, tidak tahan untuk menggodanya.

"Apaan sih! Aku nggak tua...!" Serunya sambil melepaskan kedua tanganku yang tadinya menempel di kedua pipinya. Ngambek dah. Tapi tetep gemesin. Hmph.

"Iya, iya. Maafin." Ucapku dengan menempelkan kembali kedua tanganku di pipinya.

Setelah melihat senyumnya kembali, aku menempelkan bibirku di bibirnya lagi, mengecup dan menjilat setiap sudutnya. Tanganku masih memegangi kedua sisi kepalanya, menguncinya agar tidak bisa melepaskan diri lagi, sedangkan kedua tangan Kak Soojin melekat di punggungku, menekan kulitku yang masih terbalut kaos putih. Mengingat hal itu, seketika aku melepaskan diri dari ciumannya. Kak Soojin mengerutkan dahinya seakan kesal karena aku berhenti.

FORBIDDEN FEELINGS (monsoo)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang