04. ᴘᴇʀɪʜᴀʟ ʀᴀsᴀ ᴅᴀɴ sᴇɴᴊᴀ

90 43 176
                                    

❇️❇️❇️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❇️❇️❇️

Menjelang matahari terbit, ketika Kayra usai menunaikan ibadahnya, dirinya melungguh sejenak di dalam kamar. Semenjak dua hari yang lalu—seusai Kayra mengantar Hyungwa pulang ke rumahnya yang sederhana—Kayra belum mengunjungi kediaman lagi, bukan malas atau apa, hanya saja Arjuna belum mengizinkannya. Lagipula, Arjuna itu belum tahu rupa sosok Choi Hyungwa yang tengah menghantui pikiran Kayra berhari-hari belakangan ini seperti apa. Tak ayal, kakak laki-lakinya itu juga segan memberi izin untuk adiknya berpergian.

Kayra bersandar pada daun pintu. Sebelum ia melipat mukena yang tengah membungkus raganya, dia malah kembali memikirkan sosok pemuda biasa yang dua hari berjumpa.

"Apa yang terjadi padanya, dan juga pada Yoohan? Sebab, Hyungwa tidak pernah menuliskan riwayat sengsara persahabatannya di atas kertas harian."

Lagi dan lagi, pemikiran Kayra tidak jauh dari sana. Ia memikirkan hal yang sama seperti hari-hari kemarin jua, bahwasannya Hyungwa adalah teman Yoohan, dan terpisahkan karena sebuah salah kesalahpahaman.

Kayra sok tau mode on.

"Cil, ayo sarapan dulu, gue udah bikin nasgor resep bunda, nih!" Tiba-tiba saja Arjuna mengetuk pintu kamar adiknya.

"Duluan aja, Bang. Aku nggak laper!"

Hening sejenak, lantas terdengar suara helaan napas Arjuna dari balik pintu sana. "Yaudah, galaunya jangan lama-lama. Ntar nasinya dimakan, ya! Soalnya, abis ini abang mau pergi bentar."

"Iya, Bang Ajun cerewet banget, hih!" Setelah gurauan itu terlontar, tak ada lagi suara Arjuna yang terdengar, mungkin pemuda itu sudah beranjak dari tempatnya barusan.

Kayra mulai bangkit dan merapikan mukenanya kembali, usainya Ia segera membersihkan diri dan memulai sarapan di meja makan ditemani sepi. Sejak tadi pagi, Kayra belum melihat sama sekali presensi Arjuna, mendengar suara pun hanya sebentar. Entahlah ... Kayra tidak tahu akan ke mana laki-laki itu pergi.

Lagi dan lagi, pikiran Kayra berkelana, tentunya terhadap sosok pemuda biasa, Choi Hyungwa namanya. Akhir-akhir ini, gadis itu kian uring-uringan sendiri ketika nama Hyungwa berputar dalam memorandumnya. Kayra bingung sendiri, apa yang sedang Ia rasakan saat ini?

Apa mungkin khawatir, atau mungkin pula ada perasaan lain?

Persetan dengan hal itu, Kayra lebih baik pergi dari rumah saja. Toh, mumpung Arjuna pergi, bagaimana jika Kayra menyempatkan waktu untuk mengunjungi rumah Hyungwa, saat ini?

Oke baiklah, cukup waktu 30 menit saja, Kayra sudah selesai merias wajah poles sana poles sini. Tidak usah berlebihan dalam memakai bedak, lipstik, eyeliner, dan segala macam rupanya, sebab Kayra sudah cantik sedia kala. Fiks no debat!

Tidak, Kayra tidak melebih-lebihkan visualnya, namun dia memang benar-benar cantik macam gadis Jepang yang aduhai menggoda trulala asoy geboy!

Oke stop!

Manira 31;40 Days (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang