00. ᴘʀᴏʟᴏɢ + cast

359 71 83
                                    

❇️❇️❇️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❇️❇️❇️

PROLOG


Manira. Itu nama saya, nama yang diberikan oleh tuan kepada saya. Nama yang memiliki arti tak lain dan tak bukan adalah 'Saya'.

Saya, buku harian milik tuan. Bukan juru bicara, bukan pula pembimbing cerita. Saya hanya sesosok halaman yang akan mengantarkan kalian menuju sebuah kisah nestapa. Tidak, saya tidak akan menjatuhkan barang setetes air mata. Justru karena itu, saya hanya ingin mengenang kisah tuan saya pada tahun yang ganal-ganal tak bisa dijumpa.

Berbicara tentang sebuah kenangan. Tuan saya memiliki masa-masa yang begitu kelam. Dia bilang, selama itu adalah hari-hari yang nahas baginya. Namun siapa sangka, bila sepenggal riwayatnya akan terkenang sepanjang masa. Bahkan di hati kalian jika bisa.

"Manira, aku akan menulis lagi. Aku akan mengisimu dengan segala keluh kesahku saat ini."

Dia menuangkan berbagai macam tinta pada tubuh saya. Dia menangis sesenggukan sampai air matanya membasahi saya. Rasa kecewanya, pasrahnya, sakitnya, sampai terkungkung menjadi air mata. Namun, sesekali saya melihat dia tersenyum ketika menuliskannya. Saya tahu, tuan saya bukanlah sesosok citraleka, tetapi ia hanya ingin menyimpan sebuah 'kenangan baswara' agar suatu hari bilamana ia lupa, maka dia bisa kembali membuka. Atau bisa jadi ketika ia sudah tiada, maka akan ada yang sudi memungut saya walaupun usang halai-balai digerogoti masa.

Suatu hari nanti, perpisahan itu memang benar adanya. Bahkan saya dengan tuan saya sendiri yang akan menjadi korban penistaan takdir ini. Intinya, yang tuan saya tuliskan pada tubuh saya hanyalah perihal siksa, dusta, anca, dan air mata. Namun, setelah saya mengetahui bahwa ia bertemu orang baru di bulan Agustus ini, yang ia tulis hanya perihal dia, harsa, asmaraloka, dan satu lagi, air mata.

Iya, air mata lagi.

Kata tuan saya, hidup tidak akan sempurna bila tidak ada air mata. Baginya, tetesannya merupakan sebuah kewajiban yang saban waktu berangsur-angsur teralihkan menjadi tawa yang menggeliang. Tetapi tidak, tuan saya tidak pernah bahagia sendiri. Ia terlalu baik hati untuk tidak membaginya dengan para manusia di muka bumi ini.

Biarlah, tidak apa. Saya bukan adikara, tidak bisa menuntut tuan saya untuk menjadi seperti orang yang selalu berfoya-foya. Biarkan dia dengan dunianya, biarkan saya yang menceritakan berbagai kisah yang telah tuan saya goreskan pada tubuh saya.

Akan ada masanya, dimana lantunan tawa sepasang adik dan kakak bersua. Akan ada banyak alasan, dimana seseorang menyembunyikan duka dengan sebentang garis tawa. Dan akan ada pula sebuah kisah, dimana seseorang merasa kehilangan lalu belajar merelakan.

Tuan saya bilang, kebersamaan dia dengan gadisnya hanya 31 hari saja. Pada awal mula saya terheran-heran memangnya kenapa? Dan akan pergi ke mana dia? Namun, setelah sekian lama saya merenung, akhirnya saya mendapatkan setitik pencerahan. Walaupun nyatanya, diri saya sudah tidak lagi berada di tangan si tuan.

Saya merasa terdayuh untuk beberapa waktu. Sebab, tuan menyerahkan taklif begitu saja tanpa aba-aba waktu. Tetapi tidak apa, saya dan juga seisi tinta hitam di atas tubuh saya akan tetap abadi mengenang kisahnya yang penuh dengan drama dan kamuflase di kehidupan nyata.

Maka pada saat itu, akan saya ucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada tuan dan juga semua nama yang sudah termaktub di lembaran saya, yang mana mereka sudah rela menjadi pelengkap kisahnya ini, dan juga sudi mengorbankan segalanya untuk tuan saya. Sekarang, saya sangat sadar, bahwasannya kehadiran setiap orang, memang akan selalu terkenang walaupun hanya sebatas angan.

Ataupun hanya dianggap sendalu yang sedang berlalu-lalang, laksana kehadirannya yang ingin menjalin pertemuan. Setidaknya, kedatangan setiap insan itu memang memiliki makna, kendatipun tidak berakhir sesuai dengan sebuah asa.

Sebab, ini adalah perihal sebuah pertemuan dua manusia, yang berakhir penyesalan dan juga lara.

Manira, 31;40 Days.

❇️❇️❇️

Kayra Hanna

Choi Hyungwa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Choi Hyungwa

Choi Hyungwa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Yoohan

Arjuna Aditia

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Arjuna Aditia

Hasil revisi dengan berbagai macam yang baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hasil revisi dengan berbagai macam yang baru. Selamat datang bagi yang sudah singgah, dari saya dan tulisan yang penuh luka. Semoga kuat membaca lalu jangan lupa untuk menulis komentar dan tonjok bintang.

Manira 31;40 Days (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang