Candaan • E U N O I A

9 2 0
                                    

Jujur, Haruto ingin sekali meninju teman dihadapannya ini. Namun, mengingat Jeongwoo adalah temannya Haruro urungkan lalu digantikan dengan sentilan ringan di dari Jeongwoo.

.
.
.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


.
.
.

Suasan di sekolah sudah cukup sepi, hanya ada sebagian murid yang masih berada di sana, seperti anak osis dan PMR mereka sedang mengadakan rapat untuk pembagian jadwal piket, anak basket yang sedang latihan untuk mengikuti pertandingan di kota sebelah, dan sebagian guru yang masih sibuk dengan pekerjaannya.

Hana sedang berjalan mengitari area sekolah sambil menunggu kakaknya yang masih ada jadwal latihan basket. Ia terus melangkahkan kakinya dan melihat lihat sekeliling. Saat berjalan sendirian, Hana mendapatkan suatu tepukan di bahunya, ia pun menoleh dan mendapati Junghwan di sana.

"Eh? Belum pulang?" Tanya Hana basa basi.

Junghwan menggeleng, "belum, gua mau keliling bentar. Lo sendiri? Kenapa belum pulang?"

"Aku nunggu kakak... Dia lagi latihan basket" jawab Hana.

"Anak basket ya.." Gumam Junghwan.

Hening, tak ada lagi yang berbicara di antara mereka, hanya ada suara langkah kaki yang mereka buat. Sampai ada suara seseorang berlari cukup kencang melewati mereka bertiga, tapi anehnya tubuh orang itu dipenuhi oleh cairan hitam yang memiliki bau tak sedap.

"Masuk got tuh kayanya" Celetuk Junghwan dan terkekeh di akhir kalimatnya

Hana pun tertawa kecil, "Bisa bisanya... Untuk sekolah udah sepi"

Tanpa Hana sadari, Junghwan memperhatikan dirinya tertawa, 'harusnya gua culik sih ini... Lucu banget HSHSHS'

"Ehm... gua duluan ya, takut dicariin mama. Bye Hana! Sampai ketemu besok" Junghwan melambaikan tangannya lalu berlari mendahului Hana.

Hana menatap kepergian Junghwan dengan kecewa, karena ia kembali berjalan sendirian tanpa seseorang di sisinya. Untung saat itu Haruto sudah dibolehkan pulang oleh pelatihnya sehingga Hana tidak perlu menunggu lebih lama lagi

.
.
.

Langit yang tadinya cerah seketika murung,  tertutup oleh awan yang sudah menjadi kelabu, tanda akan menurunkan rintikan air yang entah deras atau sedang. Cuaca seperti ini adalah hal yang paling malas oleh sebagian orang, seperti contohnya Haruto. Ia menggerutu kesal karena tidak membawa payung saat itu. Berbeda dengan Hana, ia justru senang bila hujan turun, karena udaranya yang menyejukkan, dan suaranya yang tenang.

Haruto menggenggam tangan adiknya sambil berjalan beriringan keluar dari area sekolah. Karena langkah kaki Haruto yang lebar dan lumayan cepat, Hana berlari kecil agar bisa menyamakan langkahnya dengan Haruto.

"Kak, jangan cepet cepet! Hana capek" Hana mengadu.

"Ini udah mau hujan Hana... Nanti kalau kehujanan bisa repot, belum lagi nanti bunda marahin kakak" Jelas Haruto.

E U N O I A • Haruto WatanabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang